44. ᵗʰᵉ ᵉⁿᵈ

33.7K 1.8K 75
                                    

“ᵃᵏʰⁱʳ ᵇᵃʰᵃᵍⁱᵃ ᵏᵘ, ᵐᵘⁿᵍᵏⁱⁿ ᵐᵉⁿʲᵃᵈⁱ ᵃᵏʰⁱʳ ʸᵃⁿᵍ ᵇᵘʳᵘᵏ ᵇᵃᵍⁱᵐᵘ."

ʰᵃᵖᵖʸ ʳᵉᵃᵈⁱⁿᵍ

44. ᵗʰᵉ ᵉⁿᵈ

Qira menunjukan cincin pertunangan di jari manisnya pada Are. Setelah Are sehat kembali, Qira memutuskan tidak menunda-nunda lagi hubungannya dengan Chen. Kemarin malam cincin itu tersemat di jari manisnya.

“Gimana, keduluan nih,” ledek Qira.

Sebelumnya Are selalu membanggakan hubungannya dengan Lexa, sekarang berbalik. Qira yang justru melangkah ke jenjang yang lebih serius, melangkahi jejak Are.

Dengan melipat tangan di dada, Are menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa dengan mata tertutup. Sejak seminggu yang lalu, Qira terus mengejeknya mengenai hal yang sama.

Andai Are bisa menghentikan kepergian Lexa, mereka berdua pun pasti sudah bertunangan. Sayang, Are tidak berhasil menghentikan Lexa dan Lexi. Sampai sekarang, dia tidak tahu dimana kekasihnya berada.

Dari meja makan, Nayla terkekeh melihat tingkah Qira. Awalnya dia mengira Are akan menghalangi keinginan Qira, tapi ternyata salah. Putranya justru menjadi orang pertama yang memberi restu.

Di teras depan, ada Arze yang sedang mengintrogasi Chen. Alih-alih Are yang melakukannya, Arze memilih mengajukan diri. Bagaimanapun juga Qira sudah menjadi adiknya, dia tidak akan membiarkannya bersama sembarangan pria.

“Kalo lo nyakitin Qira, balikin dia sama gue!” tegas Arze.

“Dan serahin diri, sama kita-kita!” lanjut Daehan.

Daehan, Gaby dan Baim ada di sana ikut bergabung ingin memberikan peringatan pada Chen.

“Sebelum itu, nyawa gue udah melayang,” canda Chen.

Menyakiti Qira? Melukainya sedikit saja Chen tidak mampu, bagaimana mungkin dia menyakitinya. Namun siapa yang tahu masa depan? Jika hal itu sampai terjadi, maka dia akan membiarkan Qira menghabisinya sendiri.

“Pasti sih,” timpal Gaby.

Mereka yang ada di sana terkekeh, sambil membayangkan tingkah Qira saat menjadi istri Chen nanti. Kalau Chen, mereka tidak khawatir, tapi bagaimana jika Qira diberikan seorang anak? Semoga saja anaknya tidak mendapatkan riwayat stress sejak dini.

“Gue khawatir sama anaknya Qira nanti,” ucap Daehan. “Punya emak macam Qira.”

Tawa terbahak-bahak, mengundang kedatangan Qira. Dia bersandar pada kusen pintu, sambil menatap mereka seksama. Belum ada yang menyadari kehadirannya.

“Gimana kalo nanti Qira bukan ngajarin anaknya naek sepeda, tapi malah naik pohon?” tanya Baim.

“Jangan sampe diajarin terjun dari balkon,” kelakar Arze.

Arze masih ingat kejadian itu. Pada hari itu dia dan Are harus dihukum, walaupun sebenarnya yang salah Qira. Qira menjelma menjadi perempuan menyebalkan, yang memerintah mereka berdua.

“Bagus banget ceritanya! Lucu!” Qira terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.

Tawa Qira melenyapkan kebahagiaan mereka. Suasana yang sebelumnya terdengar ramai, kini terdengar sunyi sekali. Mereka membungkam mulutnya masing-masing.

“Kenapa berhenti? Ayo lanjut lagi ceritanya, gue juga mau denger!”

“Nanti kamu akan menjadi ibu yang mengajarkan anaknya untuk selalu kuat, berpendirian teguh, dan juga berani.”

Summer Triangle  (Revisi)Where stories live. Discover now