29. ʰⁱᵈᵃⁿᵍᵃⁿ ᵖᵉᵐᵇᵘᵏᵃ

20.9K 1.8K 28
                                    

𝚅𝚘𝚝𝚎 + 𝚔𝚘𝚖𝚎𝚗 𝚍𝚞𝚕𝚞 𝚢𝚊!シ︎

ʰᵃᵖᵖʸ ʳᵉᵃᵈⁱⁿᵍ

29. ʰⁱᵈᵃⁿᵍᵃⁿ ᵖᵉᵐᵇᵘᵏᵃ

Siang ini, di saat sebagian besar murid-murid SMA Nuri berada di kantin, termasuk Are dan yang lainnya. Kecuali Qira dan Chen. Di depan gerbang, segerombolan laki-laki yang dipimpin oleh Parijata terus memaksa masuk.

Dua orang satpam yang bertugas hampir kewalahan mengamankannya. Mereka berseru lantang, memanggil-manggil nama Qira.

“Pak kita gak ngajak ribut, kita cuma mau ketemu Qira. Chaqira Shaima Lovie!” seru Gading.

“Jangan bilang Bapak gak kenal?” duga Ganesha.

Pak Yuda menatap rekan kerjanya—Pak Cahyo. “Kamu panggil gih!” perintahnya.

Setelah kepergian Pak Cahyo, Pak Yuda meminta Parijata dan teman-temannya agar tidak membuat keributan. Mereka mau menurut, asal gerbang di buka katanya. Namun, tentu Pak Yuda tidak menurut semudah itu.

Tidak lama guru kedisiplinan datang, setelah seorang murid perempuan memanggilnya. Dia mendekati Parijata lalu bertanya, “kamu ini mau apa bawa temen-temen mu kesini?!”

“Santai Pak,” ujar Vihaan. “Kita cuma mau ketemu Qira.”

“Ada urusan apa kamu sama anak didik saya?!” Pak Bagas—guru kedisiplinan—menatap Vihaan dari atas hingga bawah.

Melihat itu, Parijata dan yang lainnya melakukan hal yang sama. Mereka menatap Vihaan penuh selidik. “Kenapa, ada yang salah sama penampilan saya?”

Pak Bagas berdecak, dengan kedua tangan ke belakang. Penampilan Vihaan dan teman-temannya, sukses membuat Pak Bagas mengelus dada. Baju seragam tidak dikancingkan, dasi beralih fungsi menjadi headband, bahkan sebagian dari mereka celananya ada yang sobek-sobek.

“Sakit hati saya, melihat anak murid penampilannya seperti ini.”

“Loh kenapa, bagus kan?” Bukannya tersinggung, Vihaan justru terlihat bangga. Dia memutar tubuhnya, memamerkan apa yang dia kenakan.

Meninggalkan Pak Bagas yang tensi darahnya naik. Kini Pak Cahyo baru saja sampai di kantin, dia meneliti setiap orang yang ada di sana berharap bisa segera menemukan Qira. Tidak ada, yang dia lihat malah Are.

Kondisi kantin yang jauh dari gerbang, membuat mereka tidak menyadari apa yang sedang terjadi di sana. Namun, tidak lama lagi pasti mereka akan tahu.

“Aden, Aden!” teriak Pak Cahyo sambil menghampiri Are. “Aduh!” Pak Cahyo menumpukan kedua tangannya di lutut, nafasnya memburu.

“Kenapa Pak?” tanya Are bangkit dari duduknya.

“I-itu di gerbang!”

“Kenapa di gerbang?” potong Gaby.

Pak Cahyo meluruskan kembali tubuhnya. “Di gerbang ada anak-anak SMANJA!”

“SMANJA?!” beo mereka.

Pak Cahyo mengangguk. “Mereka bilang, mau ketemu Neng Qira!”

Are reflek membelalakkan matanya, untuk apa mereka mencari Qira? “Kenapa nyari Qira?” Bukan Are yang bertanya, melainkan Pasya.

Hanya menggeleng yang Pak Cahyo lakukan. Are dan yang lainnya bergegas berlari menuju gerbang.

𝓢𝓾𝓶𝓶𝓮𝓻 𝓣𝓻𝓲𝓪𝓷𝓰𝓵𝓮

Summer Triangle  (Revisi)Where stories live. Discover now