Cerita baru

3.5K 88 12
                                    

Hallo, semuanya!
Hari ini aku mau ngenalin cerita baru aku, temanya sama, time travel.

_Nagaraya_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_Nagaraya_

Seorang laki-laki terlihat sedang duduk bersila di sofa, dengan seorang perempuan yang juga bersila di lantai. Tangan laki-laki itu terlihat lihai mengepang rambut kekasihnya.

“Jangan pernah potong rambut Ray, aku suka rambut kamu panjang,” pintanya.

“Gak akan pernah, tapi bukan karena kamu!” balas Raya.

Xeraya Celina kekasih dari Nagara Rajawali memang amat menyukai rambut panjang. Sejak dia lulus sekolah dasar, hingga kini duduk di bangku kelas XII IPA 1, dia tidak pernah lagi memotong rambutnya. Mungkin hanya merapihkan ujung-ujungnya saja.

“Tapi serius, aku jadi pengen liat kamu pas kecil,” jujur Naga. 

Raut wajah Raya berubah sebal. Dia pura-pura tidak mendengar, dan malah asik kembali pada buku ditangannya. Selain suka rambut panjang, Raya juga menyukai buku. Menulis dan membaca adalah hobinya.

Naga terkekeh. Dia tahu dirinya lancang telah mengungkit masa kecil kekasihnya. Bukan tanpa alasan, yang Naga tahu, saat kecil Raya tidak pernah diijinkan memanjangkan rambutnya. Rambutnya selalu dipotong menyerupai laki-laki, alasannya karena Raya masih kecil belum bisa merawat rambutnya sendiri.

Maka sekarang diusianya yang menginjak 18 tahun, Raya memutuskan untuk tidak memotong rambutnya sebagai balas dendam. Toh sekarang dia sudah bisa mengurus rambutnya sendiri, juga ibunya yang sudah lama meninggal.

“Selesai!” Naga tersenyum bangga melihat hasil karyanya di rambut Raya. Rambut Raya yang sepinggang, kini dikepang seperti rambut perempuan dalam kartun yang memiliki kekuatan es.

Raya mengambil cermin dari atas meja. Dia tatap rambut yang tersampir di bahu kirinya. Sama seperti Naga, Raya pun kagum melihatnya. Dia yang perempuan saja, tidak bisa mengepang rambutnya seperti ini, lalu Naga?

Raya menoleh pada Naga. “Aku curiga, kamu tiap malem pasti dandanin temen-temen kamu?!” duganya. 

Naga tersenyum tipis, lalu mencubit kedua pipi kekasihnya. “Tau aja, mereka kan kalo malem suka nongkrong di perempatan.”

Keduanya tertawa. Tercermin sekali sebagai sepasang kekasih yang bahagia. Namun kebahagiaan itu sirna, saat seorang wanita setengah baya berdehem di pintu utama. Raya seketika bangkit dari duduknya, takut sang Nenek akan marah.

“Nenek pulang?” Raya segera menghampiri Parvati, dia ambil belanjaan di tangannya.

“Kamu belum pulang, Naga?” tanya Parvati. “Ini sudah sore, pulanglah!”

Naga ikut menghampiri Raya dan Parvati. “Kan nemenin cucu Nenek dulu, kasian cucu Nenek ini penakut,” ledek Naga dengan lidah terjulur ke arah Raya.

Raya balas menjulurkan lidahnya, lalu pergi dari sana. Namun langkah Raya terhenti, saat sang Nenek mengatakan nama seseorang yang tidak ingin dia dengar.

“Besok Pancy akan pulang, apa kamu bisa menjemputnya di bandara?”

“Kok dia gak ngabarin Naga, padahal tiap hari aku kirim pesan?” Naga terlihat antusias dan juga terkejut. “Nenek tenang aja, besok Naga jemput Pancy!”

Genggaman Raya pada kantung plastik di tangannya kian erat. Hanya karena namanya, Naga melupakan janjinya. Besok Naga berjanji akan menghabiskan waktu bersama Raya seharian. Sekali lagi, Raya harus mengalah pada Pancy Olivia—sepupunya.

“Jangan bilang lo pacarain gue, cuma biar bisa pdkt lagi sama mantan lo?”

_Nagaraya_

Nagara Rajawali tidak mengira, kalau dia akan kembali ke masa lalu dan bertemu lagi dengan mantan kekasih yang begitu dia benci. Namun di sanalah, dia mengetahui sebuah fakta yang selama ini tersembunyi.

Tentang kematian kekasihnya.

Tentang kehidupan kekasihnya.

Dan tentang perasaan kekasihnya.

•••

“Kasih mata lo buat Pancy!”

“Ini mata gue!”

_Nagaraya_

Itu cerita terbaru aku di Fizzo.

Yang berkenan, silahkan mampir.

Summer Triangle  (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang