31. ˢᵃˡᵃʰ ᵖᵃʰᵃᵐ

21.7K 2K 46
                                    

“ʸᵃⁿᵍ ᵗᵉˡⁱⁿᵍᵃ ᵈᵉⁿᵍᵃʳ, ᵇᵉˡᵘᵐ ᵗᵉⁿᵗᵘ ᵇᵉⁿᵃʳ. ʸᵃⁿᵍ ᵐᵃᵗᵃ ˡⁱʰᵃᵗ, ᵇᵉˡᵘᵐ ᵗᵉⁿᵗᵘ ᵗᵉᵖᵃᵗ.”

-ᵠⁱʳᵃ

ʰᵃᵖᵖʸ ʳᵉᵃᵈⁱⁿᵍ

31. ˢᵃˡᵃʰ ᵖᵃʰᵃᵐ

Sejak hubungannya dengan ketua Bushmaster terungkap, Qira merasa banyak orang yang mulai menjauhinya. Qira tidak masalah jika itu Are ataupun Lexa, tapi Gaby, Daehan dan Baim. Qira merasa kehilangan mereka bertiga.

Biasanya di jam istirahat seperti ini, mereka akan sibuk mengganggunya. Namun, sejak bel berbunyi tidak ada dari ketiganya yang menemui Qira. Bahkan, dia merasa mereka seolah menghindarinya.

“QI!”

Panggilan dari tengah lapangan basket membuat Qira menoleh. Enam orang laki-laki sedang bermain di sana.

“Hayu main!” ajak salah-satu dari mereka.

Qira tersenyum senang. Dengan cara seperti ini, dia bisa melupakan sejenak masalahnya. “Bentar!”

“Ambil!” Adnan—laki-laki yang memakai kaus hitam melempar bola ke arahnya.

Qira menerimanya, lalu mulai bergabung ke lapangan. Gerakannya lincah, terbukti dari lemparannya yang tepat sasaran. Baru masuk Qira sudah mendapatkan poin.

Bola berwarna oranye itu kini di pegang tim lawan, Qira dan timnya berusaha mengambil. Setelah bola ada di tangan rekan Qira, rekannya itu mengoper kearahnya. Qira kembali mampu menangkapnya, tapi sayang, saat Qira akan menggiring bola menuju ring, seseorang menyenggolnya.

Qira jatuh tengkurap, dan kehilangan bola di tangannya. Qira juga meringis, saat bangkit siku dan lututnya terlihat memerah.

Sorry Qi,” kata orang yang menyenggol Qira.

Qira tersenyum miris. Dia kira mereka memang ingin bermain dengannya, tapi saat melihat beberapa dari mereka yang tersenyum, Qira mulai menyadari sebuah fakta. Mereka sengaja ingin mempermalukannya.

“Gak apa-apa, tapi lain kali lebih kenceng ya!” Qira bangkit tanpa menerima uluran tangan laki-laki itu. “Gak kerasa sakit soalnya.”

Laki-laki itu menggeram marah, dirinya mereka terhina karena kata-kata Qira. “Gitu maksud lo!”  Laki-laki itu mendorong Qira, sampai kembali terjatuh.

Tawa mengejek Qira dapatkan, serta tatapan kasihan mereka berikan.  Bahkan Are berdiri di lantai tiga, tanpa ada niatan untuk bergegas turun untuk membantunya. Qira kira, dia akan baik-baik saja jika Are tidak peduli padanya.

Namun, mengapa rasa sakit itu masih ada? Mengapa hati Qira terasa berdenyut, melihat tatapan kecewa dari Are. Bahkan saat melihat Are mulai mengambil langkah turun, Qira berharap sahabatnya itu akan menolongnya.

“Tolong Are ....” lirih Qira.

Setiap langkah yang Are ambil, selaras dengan bunyi detak jantungnya. Di setiap detak nya, Qira berdoa agar Are mau menolongnya. Qira tersenyum tipis, saat merasa doanya terkabul. Are mendekat kearahnya

Qira mendongak, menatap Are yang berdiri menjulang dihadapannya. Beberapa saat tidak ada kata yang diucapkan laki-laki itu, sampai akhirnya dia berkata, “siapa ketua Bushmaster?”

Runtuh sudah harapan Qira. Senyum tipisnya semakin menghilang, seolah dihapus oleh pertanyaan Are. Laki-laki itu kembali mengulang pertanyaannya, “siapa pacar lo?”

Summer Triangle  (Revisi)Where stories live. Discover now