Chapter 12

91 15 0
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
"Aduh, gue lupa lagi gak bawa Handphone" Ucap Varo ketika mereka sudah berada di dalam ruang rawat Vira, gadis itu belum bangun dari pingsan nya karena saat sampai ia sudah tak sadarkan diri, disana juga masih ada Rico

"Kenapa Var?" Tanya Rico.

"Handphone gue ketinggalan dikelas, kayanya yang Vira juga deh" Karna ia tak melihat Handphone disaku seragam Vira.

"Emang lo mau apa"

"Mau ngabarin nyokap bokap gue, pasti mereka nyariin"

"Pake punya gue aja nih"

"Thanks" Untungnya ia mengingat nomor ponsel orangtuanya.

"Halo, ini siapa?"

"Nal Mom"

"Yaampun Nal kamu kemana aja, Mommy sama Daddy khawatir, katanya kamu pergi sama Al"

"Iya, tadi maag Al kambuh, mau dibawa kerumah sakit gamau, akhirnya dibawa ke UKS, tapi gak lama dia ngeluh sakit lagi akhirnya Nal bawa kerumah sakit"

"Jadi kalian dirumah sakit"

"Iya Mom"

"Rumah sakit mana?"

"Rumah sakit xxxx"

"Yaudah, Mommy sama Daddy kesana ya"

"Iya Mom"

"Sekali lagi makasih ya, lo udah bantuin gue" Ucapnya pada Rico setelah mematikan sambungan telepon nya.

"Gak masalah"

"Mending lo pulang aja, ini udah malem, nanti orang tua lo nyariin"

"Mereka gabakal peduli" Gumam Rico.

"Lo ngomong apa"

"Ah engga, biar gue nemenin lo aja disini"

"Gausah, orangtua gue mau kesini kok, jadi lo pulang aja"

"Yaudah, gue pulang"

"Hati-hati"
-
-
-
-
-
Sekelompok pemuda sedang berkumpul di tempat yang mereka sebut markasnya.

"Muka lo kenapa kusut amat Ndra"

"Adik gue masuk rumah sakit"

"Adik lo yang mana" Karna yang mereka tau temannya itu memiliki dua adik.

"Vira"

"Vira?"

"Ntar, ntar gue kek kenal deh nama itu"

"Cewek yang udah nolongin lo waktu dikeroyok" Ucap Artan.

"Oh yang nolongin si Raihan ampe ke tonjok itu kan"

"Apa! Ke tonjok!"

"Jangan-jangan dia masuk rumah sakit gara-gara itu lagi" Tebak Fian.

"Sebenarnya ada apa si"

"Lo inget waktu kita kejakarta buat ikut balapan, tapi lo gak ikut"

"Iya, kenapa?"

"Ke besokannya, gue keluar sendiri buat cari makan, tiba-tiba ada yang nyegat gue dijalan, terus gue dikeroyok, eh tu cewek muncul dan ngelawan mereka, dia juga kena tonjok beberapa kali, dan hampir dibawa sama mereka, gue mau nolongin udah gakuat" Jelas Raihan.

"Apa dia pake motor sport item?" Tanya Narendra memastikan, ya Narendra juga termasuk anggota geng motor Tiger dari bandung itu setelah tak lama ia masuk kuliah, tapi keluarga nya tak mengetahuinya.

"Iya"

"Anjing!" Umpat pemuda itu.

Brakk

Narendra menendang meja di depannya membuat semua yang ada disana terlonjak kaget.

Dengan nafas yang memburu ia menatap teman-temannya, "Siapa yang udah nyakitin adik gue"

"Kita gatau, tapi kalo kata Vira itu geng Mortal Enemy" Jawab Fian.

"Leon bangsat" Emosinya semakin memuncak ketika tau siapa yang menyakiti adiknya.

"Lo tau?" Tanya Revan.

"Mereka emang suka cari gara-gara dan pengen selalu menang, padahal kemampuan nya gak seberapa"

"Gue pergi" Narendra tadinya tak bisa menjenguk adiknya karna tak bisa izin kuliah nanti, tapi setelah mendengar penjelasan temannya, ia ingin melihat keadaan Vira, dan juga ingin membalas perbuatan geng itu yang sudah menyakiti temannya serta adiknya.

"Lo mau kemana?"

"Gue mau balas perbuatan mereka"

"Jangan gegabah Ndra"

"Gue gabisa diem aja, setelah mereka dengan seenaknya nyakitin temen sama adik gue"

"Bahaya buat lo"

"Gue gapeduli" Narendra langsung melengos pergi.

"Kita harus ikut, karna kalo Rendra udah gitu bahaya" Mereka tau Rendra adalah orang yang sangat emosional apalagi ini menyangkut adik perempuan satu-satunya yang sangat ia sayangi.

Mereka pun yang ikut hanya anggota inti saja.

"Kita ikut" Ucap Artan setelah menyusul Rendra.

"Hmm"

"Tapi lo gaboleh bawa motor sendiri" Bahaya menurut mereka jika temannya itu membawa motor dalam keadaan emosi apalagi ini perjalanan yang cukup jauh.

"Lo sama gue aja"

Rendra hanya mengangguk mendengar ucapan Artan.
-
-
-
-
-
Kelima pemuda itu sedang berjalan di lorong rumah sakit untuk menjenguk salah satu adik dari mereka.

Ceklek

Rendra membuka pintu dan terlihat gadis yang terbaring sudah sadarkan diri dengan sepasang suami istri dan adik lelakinya.

"Abang"

"Bukannya kamu gabisa kesini ya"

Pemuda itu tak menjawab dan langsung menghampiri adiknya yang terbaring dengan wajah terkejutnya, disusul keempat temannya, mereka bersalam pada kedua orangtua Rendra.

"Kalian temen Rendra ya?" Tanya Elina.

"Iya tante"

Beralih pada kakak beradik itu, Rendra menatap datar wajah adiknya, "A-abang kenapa?" Karna abangnya itu hanya diam.

"Ini kenapa?" Ucap Rendra seraya mengusap memar diwajah adiknya dengan lembut.

"Kata Al, dia abis jatuh" Alaric menjawab.

"Dia bohong Dad" Balas Rendra mengeraskan rahangnya.

"Maksud kamu apa Ren" Tanya Elina bingung.

"Dia abis berantem, karna nolongin temen Rendra, bener kan Al"

"Apa!"

"Abang a-apaan si, jangan ngelantur"

"Bener kok, tante om dia abis nolongin saya kemarin" Ujar Raihan.

Otomatis Vira melirik pemuda itu, ia baru menyadari mereka adalah anggota Tiger, kenapa bisa bersama abangnya.

"Kalian ngapain disini"

"Kita nemenin abang lo" Jawab Raihan.

"Abang kenal mereka"

"Iya, kenapa?"

"Berarti-"

"Gausah ngalihin pembicaraan Al" Ia tahu yang akan diucapkan adiknya itu.

"Jadi bener yang nonjok kamu itu geng Leon"

"Leon?" Ucap Varo yang sedari tadi diam.

"Iya, Vira sendiri yang bilang, kalo geng yang ngeroyok Raihan itu Mortal Enemy" Jelas Fian.

"Lo bilang sama gue, gatau mereka siapa Al, lagi-lagi lo bohong"
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
Dukungan kalian adalah semangatku, jadi jangan lupa Vote byeeee

The Fight [END]Where stories live. Discover now