Chapter 18

81 10 0
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
"Ihhh lo bener-bener cowo mesum, gue mau turunn" Rengek Vira, sekarang ia jadi takut melihat wajah Artan.

"Gue gak mesum ya, lo aja yang bikin gue gini"

"Gue diem"

"Yaudah diem"

"Tapi gue mau turun"

"Iya iya, pegangan"

"Gue bisa sendiri"

"Yaudah gausah turun"

"Ish iyaaa" Vira pun memeluk leher Artan, dan Artan memangku nya seperti koala, sudah tau kan kalo badan Artan itu tinggi, jadi Vira seperti anak kecil, baginya mudah menuruni batu itu.

Merekapun sudah diatas pasir, "Lepasin, mau turun" Ucap Vira karna Artan masih saja terus memeganginya.

"Udah diem"

"Gamauu"

"Terserah, gue gak bakal lepasin" Artan berjalan dengan Vira yang masih dipangkuannya.

Vira terus saja memukul-mukul dada Artan, tapi menurut Artan itu seperti elusan baginya.
-
-
-
-
-
Merekapun menghampiri segerombolan anak muda yang sedang berkumpul disalah satu meja disana.

"Vira kenapa?" Tanya Rendra khawatir karna melihat adiknya yang dipangku Artan.

"Dia gapapa" Artan pun mendudukan Vira dikursi, wajah gadis itu terlihat kesal.

"Lo abis ngapain adik gue"

"Gak ngapa-ngapain"

"Terus kenapa dia gitu"

Artan hanya mengangkat bahunya lalu duduk disamping Vira.

"Kamu gak di apa-apain kan sama Artan?" Tanya Rendra pada Vira, yang ditanya menggeleng.

"Lo gak percayaan banget sama gue"

"Siapa tau lo ada maksud lain, baru kali ini lo gini"

"Yaampun, fitnah aja gue"

"Udah, udah. Kita makan dulu terus ntar pulang, takut kemaleman" Lerai Revan.
-
-
-
-
-
Sampai dirumah, Vira langsung turun dari mobil karna ia mengantuk, gadis itu pulang bersama Abangnya menggunakan mobil, dilarang menaiki motor oleh Rendra karna ini sudah malam, Artan pun ditemani Raihan.

Ketiga gadis itu sudah berada dikamar, "Tadi lo dibawa kemana sama bang Artan?" Tanya Nanda pada Vira.

"Cuma ke tempat yang ada bebatuan nya"

"Dia tau kalo lo yang ngelawan dia waktu tanding?"

"Ya enggak lah"

"Tapi sifat dia sama ya, ke lo yang asli sama yang kemarin, dia kan terkenal dingin banget"

"Mungkin itu emang sifat aslinya"

Nanda mengangguk, "Kayanya dia suka deh sama lo"

"Heleh, gak mungkin"

"Mungkin aja, apalagi tadi lo dibawa kemana tuh, mojok ya"

"Enak aja lu" Vira menoyor kepala Nanda.

"Lu kenapa diem aja Rin" Tanya Vira.

"Iya, Jangan-jangan yang dipantai tadi ngikut ya"

"Woyyy" Ucap Vira didepan muka temannya, karna Rina hanya diam.

"Apa? Apa" Tanya Rina yang baru saja tersadar dari lamunannya.

"Kesambet ya lu"

"Ah enggak"

"Terus kenapa ngelamun, ditanya gak di jawab lagi"

"Gapapa"

"Ada sesuatu yang lo sembunyiin ya" Mata Nanda memicing.

"Rina gak seru sekarang mah, main rahasia-rahasiaan"

"Ihh enggak" Elak Rina.

"Biarin gausah ditemenin dia mah"

"Kalian mah gitu sama gue"

"Ya abis nya lo gak jujur"

"Gue kek pernah ketemu sebelum nya sama kak Revan" Akhirnya Rina membicarakan apa yang ia pikirkan sedari tadi.

Vira dan Nanda terdiam, saling menatap, "jangan sampai dia inget" Gumam mereka.
-
-
-
-
-
Hari ini 2 hari sebelum mereka kembali ke Jakarta, dan rencananya akan menginap dulu di Vila milik keluarga Artan di puncak.

"Pada bawa baju anget, disana pasti dingin banget" Artan mengingat kan, mereka pun mengangguk paham.

Seperti kemarin, mereka menggunakan tiga mobil milik Varo, Dylan dan juga Rendra.

Rendra dan temannya, Varo membawa para gadis dan sisanya dengan Dylan.

"Nih makan, lo belum sarapan" Ucap Vira sembari menyodorkan roti kepada Varo yang sedang menyetir, pemuda itupun melahap roti yang berada ditangan kembarannya.

Uhuk uhuk

"Makannya biasa aja dong" Vira pun menyodorkan kan botol air, dengan pelan membantu Varo untuk minum.

"Kalian kalo bukan saudara kembar, udah kek pacaran" Ucap Rina yang beda di jok belakang bersama Nanda.

"Kita tuh merangkak jadi dua-duanya" Vira menjawab asal.

"Gue masih mampu ya cari cewe" Varo mendelik.

"Dih, mana? Sampe sekarang gaada"

"Ya belum waktu nya aja"

"Bilang aja gaada yang mau"

"Enak aja, gue tuh banyak yang suka"

"Paling cowo"

"Heh gue normal ya!"

"Woy, baru aja akur udah berantem lagi, gabisa banget gitu hidup tenang" Lerai Nanda.

"GAK!" Ucap sikembar bersamaan.

"Buset" Ucap Nanda serta Rina.
-
-
-
-
-
Ceritanya pada malamnya, mereka akan Barbeque an, semua sudah siap karna saat diperjalanan mereka sudah membeli semua keperluan dan juga bahan-bahan makanan.

Vira sedang duduk termenung dikursi yang lumayan jauh dari teman-temannya, ia sedang memandang pemandangan lampu-lampu kecil disana, yang mungkin dari kendaraan serta bangunan-bangunan menghiasi kegelapan.

"Semoga kalian tenang disana, gue yang bakal buat mereka menderita, membalas apa yang udah mereka perbuat ke kalian, lebih dari apa yang mereka lakuin. Udah bahagia kan disana, tunggu gue ya" Ucap Vira sembari menatap langit-langit, dengan pandangan nya yang sedikit mengabur karna mata nya berair.

Tiba-tiba seseorang duduk disamping nya, dan mengusap rambut nya, "Kenapa disini?" Tanya Varo.

Vira segera menghapus air matanya, "Gapapa"

"Lo nangis" Karna ia mendengar suara kembarannya sedikit berbeda, Varo pun menangkup wajah itu dan melihat nya.

"Kenapa?" Tanya Varo kembali sembari mengusap sisa air mata itu, Vira hanya menggeleng.

"Gue selalu bilangkan, cerita apapun sama gue, kita kembar, gue bisa ngerasain apa yang lo rasain, begitu pun sebaliknya. Jadi, daripada lo sedih dan buat gue juga sedih, mending lo lepasin semua nya ke gue, dan gak buat beban lo makin berat" Ucap Varo memandang mata Vira.

Vira mengangguk lalu memeluk kembarannya itu, ia tau walaupun mereka sering berantem atau tak akur, tapi disaat seperti ini mereka pasti saling menguatkan.
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
Dukungan kalian adalah semangatku, jadi jangan lupa Vote byeeee

The Fight [END]Where stories live. Discover now