Chapter 34

60 8 0
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
"Ada apa mas?"

"Rendra kecelakaan"

"Hah!"

"Kita harus kesana sekarang, kita bangunin dulu Nal ya" Merekapun segera menuju kamar putra keduanya.

Tok tok

Pemuda itu membuka pintunya dengan muka bantalnya, "kenapa Mom Dad, subuh-subuh gini udah bangunin Nal"

"Abang kamu kecelakaan"

"Apa!" Varo langsung tersadar sempurna.

"Kita kesana sekarang" Varo pun mengangguk dan mengikuti kedua orang tuanya.

Mereka sudah di perjalanan, "Daddy tau dari siapa?"

"Dari Al, dia barusan nelfon"

"Apa kecelakaan nya sama Al"

"Daddy juga gatau"
-
-
-
-
-
Mereka sampai diruangan putranya dirawat, terlihat pemuda yang terbaring tak sadarkan diri dengan gadis yang duduk disamping nya, lalu para pemuda yang langsung berdiri dari duduknya ketika melihat mereka datang.

"Yaampun Ndra" Elina menangis melihat keadaan putra nya dan langsung memeluknya.

"Kapan kecelakaan nya"

"Semalem"

"Kenapa kamu gak bilang dari semalem Al"

"Al tau pasti kalian bakal langsung berangkat, Al khawatir kalo kalian kesini malem-malem. Abang koma dan kakinya patah"

Elina semakin histeris dan Varo yang mendengarnya terkejut, tadi Daddy nya cuma bilang jika Rendra kecelakaan, ia tak menyangka sampai bisa koma.

"Gimana kejadian nya" Alaric pun sebenarnya ingin menangis melihat keadaan putra pertamanya, tapi ia harus terlihat kuat sebagai kepala keluarga.

"Abang ada urusan dikampus dan pulang larut, dan abang terlibat kecelakaan beruntun pas mau pulang"

"Siapa penyebab kecelakaan beruntun itu"

"Dari keterangan polisi, mobil kedua dari belakang Rendra remnya blong om dan berakhir tabrakan beruntun itu" Jelas Artan.

Alaric memijat pelipisnya, kalo begini siapa yang harus disalahkan.

Sedangkan Vira meremas kuat flashdisk yang berada di sakunya, membuat kuku-kuku tajamnya menusuk telapak tangannya sendiri, dan sambil memejamkan matanya, giginya bergemelatuk saking emosi dirinya.

"Al lo gapapa" Ucap Varo.

Ketika membuka matanya, pandangan mereka mengarah padanya, ya kecuali Rendra dan Elina yang masih histeris.

Vira menggeleng, "Kalian pulang aja, istirahat dulu, nanti kesini lagi juga boleh" Ucap Alaric pada keempat pemuda itu.

"I-iya om, kita pamit ya"

"Al kamu pulang dulu ya sama Nal kerumah, itu celana bawah kamu darah semua, kamu abis ngapain"

Vira melirik pada celana bagian bawahnya yang sudah kotor bercampur darah, celana Vira memang agak panjang sampai sedikit melebihi kakinya sendiri.

"Al mau disini aja nunggu abang"

"Kamu bersih-bersih dulu, nanti kesini lagi, biar Daddy sama Mommy yang jagain"

Varo berjongkok membelakangi Vira, "Ayo naik" Vira pun menurut dan menempel punggung itu, Varo menggendong nya.

"Kita pulang dulu ya Dad"

"Hati-hati ya"

Mereka sedang berada di lorong rumah sakit, "Pasti luka lo kebuka lagi ya"

"Hmmm"

Ting

Handphone Vira berbunyi menandakan ada pesan masuk, ia melingkar kan satu tangannya pada Varo agar tak jatuh dan satunya lagi memegang ponselnya.

Unknown

Gimana kejutannya, serukan haha

"Anjing!" Umpat Vira sampai tak sadar lingkaran tangannya pada leher Varo mengencang.

Uhuk uhuk

"L-lo mau b-bunuh gue Al"

"Eh" Vira reflek melepaskan nya hampir membuatnya jatuh.

"Awas Al jatuh" Ucap Varo hampir kehilangan keseimbangan nya.

"Sorry gue gak sengaja"

"Lagian siapa si itu sampe lo ngumpat"

"Bukan siapa-siapa kok"

"Coba gue liat"

"Gausah, cuma orang gak jelas"
-
-
-
-
-
Sudah hampir dua bulan, Rendra masih belum bangun dari koma nya, karna kakinya sudah sembuh Vira terpaksa harus kembali bersekolah, dan akan ke Bandung setiap hari libur, Abangnya dijaga Daddy dan Mommy nya disana, sekalian Daddy nya pun mengurus perusahaan disana.

"Gimana?"

"Mereka susah dilacak keberadaan nya"

"Apa di markasnya tidak ada"

"Tidak ada, mereka juga memiliki markas rahasia tempat ia bersembunyi"

Vira menghela nafas lelah, belum satu masalah nya selesai, bertambah lagi masalah baru, susah sekali menemukan orang yang menyebabkan abangnya kecelakaan, dan orang itu adalah salah satu musuhnya.

"Yasudah, langsung kabari aku jika ada kemajuan, aku mau pulang"

"iya hati-hati"

Saat ia sedang santai berkendara menuju rumahnya, ia melihat orang yang ia cari-cari, dengan perlahan ia mengikutinya.

'Dapat'
-
-
-
-
-
Tak terasa hari libur sudah tiba, "Al gue gak bisa kesana, karna kan besok ada Olimpiade"

"Ya gapapa"

"Tapi lo sendiri"

"Gue udah lama gak bawa motor jauh"

"Bahaya Al"

"Ck, sampe sekarang gue gapapa"

"Tapikan gue khawatir"

"Lo terlalu berlebihan tau gak, udah ah gue mau siap-siap dulu"

"Al!" Panggil Varo tapi gadis itu menghiraukan nya.
-
-
-
-
-
Vira sudah siap dengan pakaian bermotor nya yaitu Jeans hitam dan juga jaket kulit hitamnya tak lupa membawa ransel.

"Al mending gue anter aja deh, gapapa gue bolak balik juga"

"Gausah Nal nanti lo gak fokus buat besok"

"Gue gamau lo sendiri"

"Buang jauh-jauh rasa khawatir lo, kek gue baru pertama kali aja, gue janji kalo udah sampe langsung kabarin lo, kalo gue baik-baik aja"

"Tap-"

"Udah deh Nal keburu sore nih ah" Kesal Vira langsung berjalan keluar rumah lalu diikuti oleh Varo.

"Janji ya lo kabarin"

"Iya bawel" Vira langsung menaiki motornya dan memakai helm.

"Gue berangkat" Vira menggas motornya meninggalkan Mansion besar itu.
-
-
-
-
-
Vira ke rumah Rendra dulu untuk bersih-bersih dan akan kerumah sakit, ia sampai pukul 2 siang.

Setelah selesai ia memakai Jeans biru dengan Hoodie Navy nya, berjalan kembali ke motor, menaikinya dan memakai helm, lalu pergi.

Saat ia membuka pintu ruang rawat abangnya, ternyata selain orangtua nya juga ada Artan dkk.

Dan ada yang membuatnya terkejut yaitu, abangnya sudah sadarkan diri, ia berlari dan memeluknya, Rendra pun membalasnya.

"Abang u-udah bangun" Air matanya metes saking bahagia nya.
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
Dukungan kalian adalah semangatku, jadi jangan lupa Vote byeeee

The Fight [END]Where stories live. Discover now