Chapter 13

87 13 0
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
"Jadi lo juga tau Nal" Tanya Rendra.

"Iya, dia bilang abis nolongin yang dikeroyok, tapi dia gatau siapa yang ngeroyok"

"Jadi kamu juga bohongin Daddy Al"

"Gak cuma it-" Vira segera menutup mulut Varo.

"Please Nal" Lirih Vira.

"Apa lagi yang kamu sembunyiin Al"

Varo melepaskan tangan Vira yang menutup mulutnya, "Dari kemarin lo janji sama gue buat ngomong ini sama mereka, tapi mereka sampai sekarang pun gatau, jadi biar gue aja yang jelasin"

"Di hari dimana abang pulang itu, Al pulang tanpa sepengetahuan Nal, dia gatau kemana, sampai Nal ketemu dia yang lagi diobatin sama cowok, dia dihadang sama preman dijalan sepi dan tangannya luka lebih parah dari yang kemarin"

Rendra langsung menarik tangan Vira dan menyingkapkan baju pasien nya yang panjang menutupi tangan adiknya dan terlihat perban yang sudah berwarna.

"Abang udah larang kamu buat sekolah, tapi kamu keras kepala dan ini akibatnya, kamu udah janji gabakal berantem lagi"

"Ini salah gue bang, gue udah janji buat jagain dia, tapi gue ngingkarinnya, jadi marahin gue aja"

"Gak, ini salah Al kok, maafin Al udah gak nurut, jadi jangan salahin Nal ya, dan buat yang kemarin itu, gapapa kok gausah diperpanjang, kalo kita ngeladenin mereka malah makin menjadi-jadi, Al takut kalian kenapa-napa"

"Gabisa Al, mereka udah berani nyakitin kamu"

"Daddy yang bakal turun tangan"

"Gak!"

"Kalian jangan berurusan sama mereka please" Dia tau seseorang yang ada dibelakang geng Leon, walau Daddy nya itu terbilang cukup gampang menyingkirkan mereka, tapi ia juga tau seberapa licik mereka.

"Biar Rendra aja yang urus Dad, kita pergi" Ajak Rendra pada teman-temannya.

"Abang mau kemana?"

Rendra bersama teman-temannya terus saja berjalan keluar tanpa mendengar panggilan nya, "Abang!"

Ia ingin menyusul tapi Varo menahannya, "Lepasin Nal"

"Gak" Varo malah mendekap nya.

"Nal, gue mohon"

Akhirnya Vira melepas paksa, lalu ia mencari-cari sesuatu, "Mana Handphone Al"

"Handphone kamu kan ada di Nanda sayang" Jawab Elina.

"Ais, Al minjem Handphone Mom dong"

"Buat apa?"

"Al ada sedikit urusan Mom please"

Elina pun memberikannya, lalu dengan cepat Vira mengetik nomor seseorang dan menelfon nya.

"Dimana?" Tanya Vira pelan.

"Markas"

"Lo tau keadaan di markas ME" Bisiknya.

"Buat apa?"

"Udah cepetan"

"Lo nelfon siapa si" Tanya Varo karna kembarannya itu bisik-bisik membuatnya curiga.

"Hehe, temen"

"Siapa?"

"Rina, Rina"

"Kayanya mereka lagi kumpul deh, tapi kek banyak bodyguard gitu, dan juga ada bapak-bapak gitu rapih pake jas"

"Anjing" Umpat gadis itu tanpa mengingat jika ia diperhatikan keluarga nya.

"Al!" Tegur mereka.

Vira baru tersadar dengan ucapannya, "Eh, maaf kelepasan"

"Gak bagus perempuan berkata kasar"

"Maaf Dad"

"Tolong cegat abang gue sama temennya, mereka mau kesana, karna Leon abis nonjok gue, dan kirim beberapa orang buat bantu gue, jemput gue dirumah sakit" Ucap Vira sangat pelan.

"Lo ditonjok dia sampe masuk rumah sakit" Ucap pemuda disebrang sana terkejut.

"Bukan, ntar gue jelasin, gue tutup telepon nya"

"Ngomongin apa aja si Al, panjang banget"

"Kepo"

"Mom Dad, Al izin keluar ya"

"Lo mau mati ngomong gitu sama Daddy" Bisik Varo pada Vira.

Ia tau konsekuensi nya, tapi abangnya dalam bahaya sekarang.

"Kamu ngomong apa Al" Ucap Alaric datar.

"Al bakal terima hukuman nya nanti" Dengan cepat ia membuka infusan nya dan langsung berlari keluar, begitu cepat sampai Varo yang disamping nya pun tak sempat menahan.

"Al!"

"Gausah dikejar Nal"

"Tapi Dad, gimana kalo dia kenapa-napa"

"Biar Daddy suruh orang buat ngikutin dia"
-
-
-
-
-
"Kalian siapa?" Tanya Artan pada orang yang mencegat mereka, ketika ingin pergi ke markas ME.

"Kalian gaperlu tau, dan cepat putar balik"

"Siapa lo nyuruh-nyuruh"

"Mending kalian nurut, kalo gamau terjadi apa-apa sama kalian"

"Gabisa, kita ada urusan kesana"
-
-
-
-
-
Vira dengan pakaian hitam serta maskernya sudah berada di depan markas dari musuh semua geng motor, disana ia bersama anak buah serta dua pemuda disamping kiri kanannya.

"Keluar" Suara lantang itu membuat orang-orang yang ada didalam berhamburan keluar.

"Siapa kau?" Tanya pria yang sudah terbilang om-om itu.

"SB" Jawab Vira disertai seringaian nya yang terhalang masker.

Pria itu menegang, "A-ada urusan a-apa kau denganku"

"Kebetulan sekali kau ada disini, jadi aku menyusul mu, kau tidak pura-pura lupa kan, atau memang kau lupa, terlihat sih dari umur mu, pak tua"

Pria itu naik pitan mendengar ucapan seseorang didepannya, "Dia siapa Pah?" Tanya Leon bingung.

"Ohh ternyata dia putra haram mu" Vira menekankan kata haram.

"Maksud lo apa ngomong gitu"

"Gaada sih, cuma ngomong fakta aja, benarkan pak tua"

"Jangan berbicara omong kosong dan katakan apa tujuanmu"

"Aku hanya ingin bermain-main, seperti kau dulu"

"Serang!" Perintah Vira pada orang-orang dibelakangnya.

Vira langsung melawan pria itu, walau pria itu terlihat berumur, tapi tubuhnya masih seperti anak muda, tinggi, berotot.

Walaupun badan Vira terbilang kecil apalagi dibandingkan pria itu, tapi kemampuan nya tak tertandingi.

"Kau siapa sebenarnya" Tanya Pria itu disela-sela perkelahian nya.

"Kau tak perlu tau siapa diriku" Vira terus saja menghajar sampai pria itu kewalahan.

Bugh
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
Dukungan kalian adalah semangatku, jadi jangan lupa Vote byeeee

The Fight [END]Where stories live. Discover now