Chapter 30

76 8 0
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
Ini sudah larut malam, tapi gadis itu masih belum bisa tidur karna kembarannya terus mengganggu.

"Lo mau sampe kapan si disini"

"Asal lo jangan bilang sama Daddy Mommy"

"Gue bakal bilang sama mereka"

"Al, gue mohon jangan"

"Bodo"

"Al please lah, lo kan kembaran terbaik gue"

"Ya karna gue satu-satunya, kelakuan lo tuh udah gak bisa ditoleransi Nal"

"Gue khilaf Al"

"Pengennya lo itumah, kalo gaada gue juga keterusan"

Bagaimana Vira tidak kesal pada kembarannya itu, saat ia masuk kedalam rumah, kembarannya itu seperti memanfaatkan rumah yang sepi agar bisa berduaan dengan Anna, dan yang lebih parahnya mereka hampir melakukan hal yang tidak-tidak, kalau Vira tidak datang mungkin mereka sudah bertelanjang dada.

"Gue bener-bener khilaf Al" Mohon Varo sambil memegang tangan Vira.

"Lagian lo ngapain ngajak dia kerumah mana lagi sepi lagi, lo manfaatin keadaan ya"

"Enggak Al, tadi tuh dirumah Anna gaada siapa-siapa, jadi biar ada temennya gue ajak kesini, siapa tau lo pulang cepet biar dia ada temennya"

"Alah alesan lo, lo gak dengerin omongan Daddy ya, iya sih lo gak pacaran dan buat nilai lo anjlok, tapi lo bakal dikeluarin dari sekolah Nal, karna ngehamilin anak orang" Vira mulai emosi.

"Gue gabakal sebejad itu Al"

"Lo bakal terus kegoda setan kalo terus-terusan gitu"

"Gue gabakal gitu lagi kok, tapi jangan bilang Mommy Daddy ya"

"Untung ya mereka gaada, kalo ada gatau dah nasib lo gimana sekarang"

Orangtua mereka sedang di luar negeri untuk mengurus salah satu cabang perusahaan Alaric. Mengingat gimana keras nya Alaric, mungkin Varo sudah babak belur sekarang jika mereka mengetahui putra nya hampir merusak seorang gadis.

"Lo gatau gimana sifat asli dia, dan apa yang dia lakuin ke gue" Gumam Vira yang masih bisa didengar Varo.

"Dia siapa Al?"

"Lo bakal tau sendiri, apa lo bener-bener cinta sama Anna?" Tanya Vira menatap wajah Varo.

"Lo taukan gue cinta dia dari sejak SMP"

"Kalo gue gak setuju gimana" Ucapan Vira membuat Varo terdiam.

"Lo gak berhak terlalu ikut campur semua masalah gue Al" Ucap Varo melepaskan genggamannya pada Vira.

"Walaupun gue yang jadi korban, lo gak peduli" Vira menatap sendu pada Varo.

"Lo ngomong in apa sih"

"Seandainya lo harus pilih diantara gue atau Anna, lo mau pilih siapa"

"Pertanyaan konyol tau gak"

"Sekarang lo keluar"

"Al"

"Keluar Varo!" Bentak Vira, tubuh Varo menegang baru kali ini Vira memanggil nama asli padanya dengan membentak nya.

"Lo kenapa sih"

"Gue bilang keluar" Titah Vira sembari mengalihkan pandangan nya.

"Okey gue keluar, tapi sekali pun gue gaakan buang satu diantara kalian berdua"

"Terserah"

"Goodnight" Varo mengecup dahi Vira lalu keluar dan menutup pintu kamar Vira.

Drrttt

"Hm?"

"Kita sudah menemukan siapa yang mengadu domba kita dengan Levator"

"Siapa?"

"Pak tua itu"

"Sialan, sepertinya hanya ancaman kurang untuknya, jual sebagian sahamnya"

"Baiklah"

Tut

"Haus lagi, males banget turun, hhh terpaksa deh" Vira pun turun dari kasur dan keluar dari kamarnya lalu turun ke lantai satu untuk pergi kedapur.

Saat ia sedang minum dengan tenang.

Pranggg

Sampai suara pecahan kaca mengejutkan nya membuat gelas yang ia pegang pun terjatuh dan pecah, ia segera berlari ke arah asal suara, jendela besar di pintu utama Mansion nya pecah, sampai pecahan kaca itu menyebar dilantai.

"Anjir kaca segitu tebel nya bisa pecah" Taulah jika untuk Mansion, mana mungkin memasang kaca biasa.

Vira melihat-lihat pada pecahan kaca itu, dan menemukan benda yang mungkin penyebab kaca itu pecah serta surat yang terlipat kecil.

"Peluru" Gumamnya ketika melihat benda kecil ditangannya.

'MATILAH GADIS MANIS'

Begitu isi dari kertas itu dengan tulisan warna merah, sepertinya ini darah, tercium dari baunya yang anyir. Vira melirik keluar mencari siapa pelakunya tapi nihil tak ada siapa-siapa.

"Nona apa tidak apa-apa" Tanya beberapa penjaga yang baru saja datang ketika mendengar pecahan kaca itu.

"Gapapa, kalian tau siapa pelakunya"

"Tidak tau nona, kacanya pecah tiba-tiba"

"Kalian cek CCTV, dan bersihkan ini semua, langsung ganti dengan yang baru, jangan sampai Daddy tau"

"B-baik Non"

Tap tap

Suara langkah kaki cepat berasal dari belakang nya, "Al lo gapapa" Ucap Varo khawatir, ia tadi mendengar suara pecahan kaca begitu kencang, dan ketika melihat kembarannya berada disini ia semakin khawatir.

Vira segera menyembunyikan barang yang ia temukan, "Gapapa"

"Al kaki lo luka" Panik Varo ketika melihat Vira yang tak memakai alas kaki, lalu menginjak pecahan kaca itu sampai mengeluarkan darah.

Vira baru menyadari nya, ia tadi terlalu fokus pada kejadian ini, sampai tak sadar jika ia tak memakai sendal rumah.

Varo langsung memangku kembarannya ke sofa, "Tunggu ya"

Tak lama Varo kembali dengan membawa kotak P3K, lalu duduk disamping Vira dan menyimpan kaki gadis itu dipahanya, "Lo lagi ngapain disini"

"Minum"

"Astaga Al, beling nya nusuk kaki lo dalem banget" Varo meringis ketika melihat beberapa beling kecil menancap pada telapak kaki Vira.

"Tahan ya" Varo mencabuti kaca-kaca itu dengan perlahan, yang terluka hanya memasang wajah biasa.

"Ini sebenarnya ada apa?"

"Gatau, itu tiba-tiba pecah. Lo gausah cerita ke Daddy"

"Kenapa? Kita harus cerita, siapa tau ada yang punya niat jahat kekita"

"Gue tau orang nya"
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
Dukungan kalian adalah semangatku, jadi jangan lupa Vote byeeee

The Fight [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя