Chapter 44

72 8 2
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
"Hah, emangnya mereka siapa?" Tanya Rendra yang bingung dengan ucapan temannya itu, "Atlantis? Maksudnya"

"Jangan dikasih tau, yang Atlantis nganterin itu nyet" Bisik Fian.

"Itu cewek yang ngalahin Artan waktu itu" Jelas Revan.

"Terus, kalian ngomongin Atlantis itu apa?"

"Emm kemarin, waktu dia kesini sama satu anggota Atlantis, gitu"

"Ohhh, emang mereka beneran muncul lagi ya"

"Beneran tau pas-"

"Pas itu ada yang ngomong maksud nya" Potong Fian.

"Mau kemana lo? Jangan khianatin Vira ya" Kata Revan ketika melihat Artan yang ingin menghampiri para wanita itu.

Pemuda itu akhirnya hanya diam, bisa berabe kalo Rendra mencapnya sebagai playboy.

"Berarti bener, bang Rendra anggota Tiger" Ucap Dylan yang datang bersama inti Big Hook.

"Dia wakilnya"

"Anjirrr, adik kakak sama-sama wakil geng motor"

"Bungsunya mau jadi apa tuh" Ucap Raihan ngawur.

"Istri ketuanya" Jawab Artan dengan santai.

"Kek yang direstuin aja lo" Rendra memukul tangan Artan.

"Jangan gitu lah kakak ipar"

"Jijik tau gak"

"Berarti Bang Artan juga adik gue dong, kalo sama Vira" Varo tersenyum mengejek.

Artan memutar bola matanya, "Iya deh asal dapet restu gue mah" Merekapun tertawa.
-
-
-
-
-
Nanda dan Rina kebagian bersamaan, dan perempuan hanya mereka saja, yang pasti dimenangkan oleh mereka berdua, karna sampai di finish secara bersamaan.

Sekarang bagian Nita, ternyata perempuan itu juga tak terkalahkan, lagi-lagi mereka dikalahkan oleh perempuan.

Terakhir Vira, juga melawan Artan, Leon dan yang lainnya. Kemenangan kembali diraih Vira, untuk kedua kalinya ia mengalahkan Artan.

"Ternyata kau tidak ada kemajuan ya" Kata Vira pada Artan langsung berjalan pergi.

Leon yang emosi melempar helm nya, siapa sebenarnya perempuan itu, dengan langkah besar ia menghampiri Vira dan memegang bahu nya dan membalikan tubuh gadis itu.

"Heh heh" Tiba-tiba para pria yang tadinya menyebar, langsung berkumpul menjadi garda terdepan bagi Vira.

"Mereka siapa?" Ucap Revan ketika melihat sekumpulan pria melindungi para gadis itu.

"Mau ngapain lo"

"Kalian siapa? Gausah ikut campur" Kata Leon yang ingin menerobos menghampiri Vira, tapi ia langsung didorong oleh para pria itu.

"Gausah ganggu dia"

"Gue cuma mau tau siapa dia"

"Gausah, mending lo pergi" Kata Bagas yang baru saja datang dengan tiga inti Atlantis.

"K-kalian" Gugup Leon.

"Apa? Gausah lo nyebut-nyebut kita kalo gamau abis" Ancam Bagas pelan.

"At-" Ucapan Inti Tiger terhenti karna melihat kode dari Gevan untuk tidak menyebut nama mereka.

Akhirnya keempat gadis itu pulang dengan dibonceng masing-masing oleh yang memiliki motor diikuti segerombolan pria lainnya yang kompak memakai Hoodie hitam.

"Mereka geng apa?" Yang disana bertanya-tanya siapa segerombolan itu, jika bukan geng motor, tapi mereka tak tau karna baru melihat pria-pria itu.

"Jangan-jangan itu Atlantis" Ucap salah satu suara disana cukup lantang membuat mereka heboh.

"Berarti mereka selama ini emang selalu ada dong, tapi nyembunyiin Identitas nya"

"Kira-kira cewek itu siapa mereka ya"

"Kalo beneran gila si, gue udah liat mereka"

Begitulah ocehan kehebohan mereka, bagaikan mendapat sesuatu yang antik.
-
-
-
-
-
"Dek, mau ikut gak ke apartemen nya Revan, mumpung mereka masih ada disini" Ini sudah siang, dan Vira baru pulang sekolah.

"Ayok"
-
-
-
-
-
Tok tok

Ceklek

"Wah ada Vira juga, ayo masuk"

Mereka berdua masuk kedalam, menurut Vira apartemen nya cukup mewah dan luas, ya ia tahu mana mungkin Tuan Emilio tak bisa membiayai dua wanita sekaligus dengan anak-anak nya bahkan lima juga bisa kayanya.

Terlihat ada tiga pemuda yang sedang berkumpul diruang tamu dengan Fian dan Raihan sedang memainkan game dilayar besar itu, Artan hanya diam disofa sambil menonton mereka.

"Eh jodohku" Kata Artan ketika melihat Vira dan Rendra yang baru datang.

"Apasi Juan jijik" Vira terlihat seolah-olah ingin muntah.

"Ish, aminin kek"

"Ih dia benar-benar dingin gak sih, atau cuma casing" Tanya Vira pada empat pemuda lainnya.

"Berarti dia emang berubah cuma ke lo Vir, kalo dikampus balik kehabitatnya kok"

"Padahal gue pengen dinginnya, kek cowok-cowok cool, cuek gitu, info dong cariin yang gitu dikampusnya bang"

"Ck, udah ada gue juga, minta yang lain"

"Tapikan gue pengen cowok cool"

"Gue juga cool nih gak liat" Artan memperlihatkan wajah yang berusaha cool dengan otot-otot ditangannya.

"Kek kuli bangunan" Ucapan Vira membuat keempat pria lainnya tertawa ngakak.

Artan mendatarkan wajahnya dan fokus ke depan dengan memakan cemilan nya cerita nya ngambek.

"Ngambek tuh Vir"

Vira duduk disamping pemuda itu, dan menoel-noel rahang tegas Artan, "Masa gitu doang ngambek sih"

Artan hanya diam tak menjawab, "gue gak jadi pengen cowok cuek sama cool deh, dicuekin tuh gaenak ya" Ucap Vira ketika Artan terus diam.

Vira mencibir karna kesal pemuda itu tak merespon, "Bang Revan"

"Iya?"

"Disini gaada eskrim ya"

"Gaada, soalnya mau stok juga kan, apartemen nya jarang ditinggalin"

"Yah, yaudah Vira ke minimarket depan ya"

"Mau dianter?"

"Gausah, deket ini" Vira berjalan kearah pintu, tapi ia merasa seseorang mengikuti nya, saat menoleh ia langsung berhadapan dengan dada bidang seseorang, ia mendongak, "Mau ngapain?" Tanya Vira, tapi pemuda itu hanya diam.
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
Dukungan kalian adalah semangatku, jadi jangan lupa Vote byeeee

The Fight [END]Where stories live. Discover now