Chapter 43

66 8 0
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
"Kenapa putri mu semakin parah Alaric, luka tembak?"

"Saya tidak tau ayah"

"Kau tak benar-benar mendidik anakmu"

"Saya tak bisa terus melarang ini itu pada mereka yah"

"Jadi kau ingin membuat putri mu sendiri, menjadi preman"

"Tidak seperti itu ayah"

"Biarkan dia ikut denganku"

"Tidak, jangan bawa Al. Opa lupa sama trauma nya" Tolak Rendra.

Mereka terdiam, sampai melupakan satu hal dimana putri satu-satunya dikeluarga mereka itu memiliki trauma masa kecil.
-
-
-
-
-
Setelah beberapa hari kondisi Vira pun membaik, tapi tidak hubungan nya dengan Varo.

Keluarga Alaric serta orang tuanya sedang sarapan, "Kamu kenapa tidak pernah ikut Olimpiade seperti Nal, Al" Tanya Oma di sela-sela sarapannya.

"Al gamau"

"Bukan kamu yang tidak mampu kan"

Inilah yang Vira malas bertemu oma opanya, apalagi harus serumah dalam waktu lama kan, bisa gila dia.

"Al berangkat" Vira langsung pergi dari meja makan.

"Putri mu tidak diajarkan sopan santun"

"Sudahlah ayah" Alaric tidak bisa membiarkan putrinya bersedih.

Untuk Rendra kenapa ia ada disini, sebenarnya ia masih masa penyembuhan, tapi meminta untuk tinggal dulu dijakarta, karna ingin bersama adiknya. Dan opa oma nya hanya untuk berkunjung.
-
-
-
-
-
"Balapan, besar-besaran"

"Dimana?"

"Tempat kemarin"

"Okey gue ikut"

"Kita juga" Ucap Nanda disetujui oleh Rina.

"Kalian pake motor temen gue mau gak, lumayan kenceng tuh"

"Emang boleh"

"Bolehlah"

"Oke deh"

"Ketemuan di Antariksa Cafe ya"

"Tempat lo kemarin"

"Iya"
-
-
-
-
-
"Daddy" Anak dan ayah itu sedang berada di ruang keluarga.

"Iya"

"Al mau izin"

"Kemana?"

"Balapan" Bisik Vira.

"Kamu mau dihukum" Ucap Alaric dengan suara beratnya.

"Al udah lama ini enggak kan" Alaric memang mengetahui hobby putri nya itu, hanya dia yang mengetahui, untuk Elina, Varo dan juga Rendra tidak mengetahui nya atas permintaan Vira, tapi jika Vira terluka, ia akan habis-habisan melarang keluar kamar sedikit pun.

"Izinin ya"

"Tapi kan lagi ada opa oma"

"Ini balapan besar-besaran loh, pasti dua anak Daddy juga bakal izin malam ini"

"Tapikan abang kamu baru sembuh"

"Tadi Al nguping, abang janjian sama temennya, Daddy larang aja mereka, tapi izinin Al, karna udah ngasih info hehe"

"Kamu ini ada aja alesannya, tapi kayanya Daddy juga gak bisa ngelarang mereka" Mereka semua memang keras kepala, walau ada larangan pasti selalu melanggar nya.

"Ish Daddy kenapa sih sekarang, gak tegas kaya dulu"

"Ohh kamu pengen, yaudah masuk kamar sana" Dengan wajah yang dibuat-buat garang.

"Ih bercanda Daddy, kalo gitu boleh dong" Vira mengangkat-ngangkat sebelah alisnya.

"Sama Nanda Rina kan"

"Pasti dong"

"Yaudah"

Cup

"Makasih Daddy"

"Kalo ada maunya aja, manis sama Daddy"

"Kalo lagi biasa, Daddy serem"

"Apa kamu bilang"

"Bercanda Daddy" Vira langsung kabur.
-
-
-
-
-
"Daddy, Nal izin ke markas ya"

"Bilang aja mau balapan" Ucap Alaric yang masih fokus pada laptopnya.

"D-daddy tau dari mana?"

Tak lama Rendra datang, "Daddy, Rendra izin nongkrong ya"

"Bilang aja mau balapan"

"K-kok"

"Udah sana"

"Ntar, Daddy t-tau darimana"

"Kalian mau buat Daddy berubah pikiran"

"Y-ya udah kita berangkat ya" Varo menyeret Rendra karna tau tujuan mereka sama.

"Dek mau kemana?"

"Gue tau lo juga mau ke balapan"

"Loh"
-
-
-
-
-
Nanda dan Rina sudah sampai dicafe, lalu duduk di salah satu meja cafe itu.

"Vira mana? Katanya udah nyampe"

Tak lama, Vira keluar dengan empat pemuda, dan salah satu nya mereka kenal, yaitu Gevan.

"Motor mereka yang mau kita pake"

"Gapapa?" Tanya Nanda pada para pemuda itu.

"Santai, nih" Ucap Bagas sembari memberikan dua kunci motor.

"Bisa kan dipake balapan"

"Bisa dong, mau sampe prancis juga bisa"

"Lucu lo" Vira menoyor Hasan dengan wajah datarnya.

"Mereka siapa sih Vir"

"Temen gue lah, masa suami"

"Boleh juga tuh" Ucap mereka berempat.

"Kompak lu kalo yang begitu" Mereka hanya menyengir.

"Dan juga bakal ada satu cewek lagi, yang bakal ikut"

"Siapa?"

"Nit" Panggil Vira, dan datang gadis dari meja kasir dengan pakaian hitamnya, terlihat keren.

"Lo kan pelayan itu"

"Dia juga temen gue" Mereka berdua mengangguk.

"Kalian bertiga keluar aja duluan, ntar gue nyusul"

"Yok" Ajak Nita pada kedua teman Vira.

"Kalian udah taukan, kalo kabar Atlantis turun kejalanan udah kesebar" Keempat pemuda itu mengangguk.

"Kalo ada yang mau kesana, diusahakan jangan pake jaket Atlantis, bahaya juga buat keselamatan kalian kalo pisah-pisah gitu, apalagi ini kita mau berkumpul sama geng-geng lain, takutnya musuh kita kumpul paling banyak disana. Walaupun kita dikenal terkuat, tapikan ini bukan jamannya kita lagi, siapa tau ada yang lebih kuat dari kita, buat jaga-jaga aja. Jadi infoin ke anggota lainnya ya" Jelas Vira panjang lebar.

"Siap bu bos" Balas mereka berempat.

"Pinjem dulu ya motor kalian, gue berangkat"

"Iya, hati-hati"
-
-
-
-
-
Perhatian mereka teralihkan pada empat motor sport yang baru saja datang, setelah memarkirkan motornya, lalu membuka helm membuat rambut mereka tergerai.

"Njir, cewek dong"

"Kek cewek kemarin ya"

"Iya yang ngalahin king racing itukan"

"Bener, tapi nambah satu cewek lagi tuh"

"Tan, cewek kemarin tuh" Raihan menyenggol Artan.

"Motor mereka, kek punya anggota Atlantis anjir"

"Keknya bener, emang temennya deh"
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
Dukungan kalian adalah semangatku, jadi jangan lupa Vote byeeee

The Fight [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang