Chapter 45

72 8 2
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
"Ish" Ia pun kembali berbalik pada pintu dan membuka nya, lalu berjalan keluar, saat di Lift ternyata Artan mengikuti nya, tapi pemuda itu tetap diam.

Vira pun tak memperdulikan nya langsung melanjutkan perjalanan nya setelah pintu Lift terbuka.

Saat akan menyebrang, tangannya digenggam Artan, ia seperti anak kecil yang dibantu menyebrang.

Setelah masuk ke minimarket, Vira langsung mengambil keranjang, karna ia juga akan membelikan untuk yang lainnya.

Ia mengambil beberapa cemilan dulu, karna eskrimnya takut mencair, "Juan mau apa?" Tanya Vira pada pemuda dibelakang nya, tapi tak ada balasan.

Vira sudah kepalang kesal, mencubit perut Artan, sampai sang empu mengaduh, "Ditanya tuh jawab!"

"Kan lo pengen cowok cuek sama cool"

"Kan tadi gue udah bilang gak jadi"

"Jadi percayakan sekarang, gue emang gitu"

"Iyain" Balas Vira acuh kembali memilih-milih cemilan.

Artan menyimpan dagunya diatas kepala Vira, "Ihhh berat tau"

"Lagian badan lo kek kurcaci"

"Lo aja yang ketinggian" Bahkan tinggi Vira bisa dibilang paling tinggi disekolah nya untuk perempuan.

"Nyenye" Karna kesal Vira menyikut perut Artan cukup keras.

"Akh, lo tega sama gue"

"Lo nya yang nyebelin, udah gausah drama deh" Vira berjalan menuju freezer ice cream, ketika sedang memilih-milih, Artan merangkul nya dan mensejajarkan kepalanya membuat pipi mereka menempel.

"Jangan banyak-banyak ntar lo pilek"

Jantung Vira berdetak lebih cepat, ketika sedekat ini dengan Artan, tapi ia mencoba untuk biasa saja, dan lanjut memilih-milih eskrim.

"Ini banyak banget, gue kan udah bilang gak boleh banyak-banyak"

"Ini bukan cuma buat gue sendiri, jauh jauh sana" Vira mendorong Artan dan berjalan kearah kasir.

"Gaada tambahan kak" Ucap kasir cowok itu ramah.

"Gaada" Balas Vira tersenyum.

Artan panas melihat interaksi mereka langsung memegang pinggang Vira posesif.

"Apasih" Vira memukul-mukul tangan Artan yang berada di pinggangnya, tapi pemuda itu tak kunjung melepaskan nya.

"Semuanya jadi 574.500 kak" Vira ingin mengeluarkan dompetnya, tapi keduluan oleh Artan yang sudah memberikan Blackcard miliknya.

"Ini belanjaannya, terimakasih sudah berbelanja disini kak" Artan mengambil nya.

Vira mengangguk sambil tersenyum, lalu berjalan keluar bersama pemuda disamping nya.

"Lepasin ih"

"Udah diem"

"Ihhh ada taman" Gadis itu berjalan ke taman yang ada disamping apartemen itu, Artan pun mengikuti nya.

"Fotoin dong" Vira memberikan ponselnya pada Artan.

Vira berjalan ketempat yang menurutnya bagus untuk berfoto dan bergaya.

"Udah"

Vira pun melihat dulu hasilnya, "Ih kenapa sih kalo cowok disuruh foto tuh gak pernah bener" hasil fotonya blur.

"Ulang ulang" Vira kembali memberikan ponselnya pada Artan.

"Lumayan" Ucap Vira ketika melihat hasil foto keduanya.

"Yok ah" Vira berjalan kearah apartemen meninggalkan Artan.

"Tinggalin aja terus"
-
-
-
-
-
"Loh, eskrim nya mana"

"Tuh" Tunjuk Vira pada Artan baru saja datang dengan kantong besar ditangannya.

"Banyak banget"

"Sekalian sama cemilan" Vira mengambil eskrim miliknya dan memakan nya disofa disusul Artan.

"Minta dong"

"Kan itu ada"

"Nyobain dikit"

"Ini sama aja"

"Pasti beda aaa"

Vira berdecak tapi menyodorkan eskrim nya, dan dalam satu kali suapan, eskrim itu habis.

"Ihhh Juan, kenapa diabisin si" Vira memukul tangan Artan kesal.

"Tau ah" Vira melipat kedua tangannya didada, dan mengerucutkan bibirnya.

"Jangan ngambek dong, ini kan masih ada nih" Artan menyodorkan eskrim yang ia pegang belum sama sekali ia makan.

Mata Vira berkaca-kaca membuat Artan panik, "Hayolo Ar, anak orang nangis tuh" Raihan memanas-manasi.

Rendra dan Revan sedang didapur memasak untuk makan malam mereka.

"Gue kan cuma bercanda, nihhh" Artan berusaha membujuk dengan eskrim itu.

Artan mengambil tangan Vira agar memegang eskrim itu, lalu menyandarkan kepala Vira didadanya dari samping, mengusap-ngusap tangan Vira, "Udah ya, maafin gue"

Vira tak menjawab, tapi ia tetap memakan eskrim nya, sayangkan kalo mencair.
-
-
-
-
-
Setelah makan malam, Rendra dan Vira izin untuk pulang, karna Rendra juga harus bersiap-siap sebelum ia pulang bersama temannya kembali ke Bandung besok.

Vira sedang tiduran sekarang sambil bermain ponsel, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya, karna malas membuka pintu, "Masuk"

"Al" Panggil pemuda yang sudah membuka pintunya.

"Ngapain?" Tanya Vira tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel, tanpa melihat pun ia tau siapa orangnya.

Pemuda itu berjalan menghampiri nya, "Kapan lo mau maafin gue?"

"Kapan-kapan"

"Al maafin gue dong"

"Buat apa?"

"Gue gak bisa jauh-jauh dari lo"

"Kan ada Anna"

"Dia beda sama lo"

"Al!" Panggil Varo kembali, karna gadis itu hanya fokus pada ponselnya.

"Apasi"

"Liat gue dulu" Vira menatap Varo beberapa detik lalu kembali pada ponselnya.

"Ihh bukan gitu" Varo merebut ponsel Vira.

Vira berdecak, dengan malas ia bangun lalu duduk.

"Gue minta maaf udah nampar dan nuduh lo"

"Terus"

"Maafin gue ya"

"Apa imbalannya"

"Semua yang lo mau"

Vira mengangguk, "Jauhin Anna"

"Tapi Al"

"Kalo lo mau gue maafin"

"Al please"

"Terserah"

"Kasih gue waktu deh"

"Ya"

"Makasih Al" Varo memeluk Vira, sebenarnya Vira pun tak bisa jauh-jauh dari Varo, tapi ia sedikit kecewa karna Varo untuk pertama kali menamparnya apalagi penyebabnya orang lain.
-
-
-
-
-
Ini hari libur, tapi abangnya itu sudah ribut membangunkannya.

"Apasi bang, kalian berangkat juga siang kan, lagian ini hari libur"

"Artan nungguin kamu dibawah"

"Mau ngapain pagi-pagi gini" Frustasi Vira.

"Katanya mau ngajak jalan sebelum dia pulang"
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
Dukungan kalian adalah semangatku, jadi jangan lupa Vote byeeee

The Fight [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora