Chapter 67

64 8 0
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
"Aku gatau"

Artan tertawa, "Jelas-jelas ini kamu" Kata Artan langsung mengubah ekpresi nya menjadi datar.

Tangan Vira sudah berkeringat, mungkin sekarang wajahnya memucat,"Hey, kenapa? Aku cuma pengen denger jawaban kamu"

Mungkin tidak terlalu buruk jika Artan mengetahuinya, "K-kamu pengen tau"

"Jelas"

"Kita ke cafe biasa ya"

"Mau ngapain?"

"Nanti kamu tau sendiri"
-
-
-
-
-
Mereka berdua sudah sampai di Alaskar Cafe, Artan menggandeng tangan Vira ketika sudah keluar mobil, lalu mereka berjalan masuk.

"Mereka Ada kan Nit" Tanya Vira pada salah satu pelayanan cafe.

"Ada, masuk aja"

Vira berjalan ke pintu yang ada didalam cafe diikuti Artan yang menggandengnya, sebelum pintu itu disamping nya ada toilet, lalu ia masuk terlihat lagi ada dua pintu, Vira membuka pintu yang terlihat seperti gudang.

"Mau ngapain disini" Kata Artan ketika mereka masuk kedalam gudang.

"Udah diem aja"

Vira membuka pintu yang seperti tembok, membuat Artan melongo.

"Ayoo" Vira menarik tangan Artan karna pria itu hanya diam.

Sudah memasuki lorong, Vira berbelok dan langsung ada pintu besi itu, seperti biasa ia langsung membukanya dengan sidik jarinya.

Artan menganga melihat nya, tidak terlalu luas tapi semuanya ada disini, Vira kembali menariknya kesalah satu pintu, "Ini belum nyampe juga"

"Terakhir"

Lagi-lagi Artan melongo, terlihat ruangan luas, ini seperti rumah, terlihat juga diatas ada satu lantai lagi, banyak foto besar terpajang yang berisikan semua anggota Atlantis dari tahun ke tahun, dan foto setiap jabatan, benar dugaannya disana ada foto Vira terpampang paling atas.

"Ayo duduk"

Artan baru menyadari ada beberapa pria sedang duduk disofa memandang nya.

"Ada apa nih lo tiba-tiba bawa dia kesini"

"Kamu udah tau kan jawabannya" Ucap Vira pada Artan, pria itu mengangguk.

"Gimana kabarnya bro" Tanya Bagas.

"Baik, kalian gimana"

"Ya kita juga baik"

"Kenapa waktu itu, lo bilang ketua kalian cowok"

"Ya itu privasi haha"

"Berarti yang suka balapan itu" Kata Artan langsung menatap Vira.

Mereka terdiam, saling tatap-tatapan termasuk Vira, "Kamu ya" Tuduh Artan pada Vira.

"Enggak....kok" Vira langsung bangkit dan berlari menuju kamarnya.

"Samperin aja, dia pasti kekamarnya" Ucap Bagas.

Artan langsung dengan cepat mengikuti Vira, ketika gadis itu ingin menutup pintunya, seseorang menahannya.

"Kamu mau lari dari aku" Artan langsung masuk dan menutup pintu.

"E-enggak"

"Ini udah terbukti" Kata Artan ketika melihat isi kamar Vira di markas, banyak hadiah hasil memenangkan balapan motor dari legal sampai ilegal, ternyata gadis nya memiliki kemampuan yang lebih darinya, dari mengalahkan ia balapan sampai bisa menjadi ketua dari geng motor paling terkenal bahkan diatas gengnya.

"Ternyata pacar aku nyeremin ya" Artan terkekeh lalu memangku tubuh Vira ala koala.

"Apa lagi yang belum aku tau hm?"

"U-udah"

"Aku gak percaya" Artan berjalan kearah kursi, lalu duduk dengan Vira yang masih dipangkuan nya.

"Perut kamu masih sakit"

"Hah?"

"Aku tau kamu dapet luka tusuk kan, lebih tepatnya disini, iya kan" Kata Artan sambil mengusap punggung bagian bawah Vira, Artan merasakan ada perban disana.

"K-kamu tau dari mana"

"Iya kan"

"I-iya"

Artan mengusap pipi Vira, "Sayang, kamu kapan nurut buat gak nge bahayain diri kamu sendiri sih"

"Itu kewajiban aku buat ngelindungin mereka"

"Kenapa?"

"Waktu itu Bagas diculik, sama musuh kita"

"Kenapa kamu nekat pergi sendiri, kamu juga punya anggota yang banyak loh"

"Aku gamau mereka juga luka"

"Iya aku tau, kamu sebagai ketua bukan berarti harus ngerjain semuanya sendiri, mereka juga pasti gabisa diem aja kalo salah satu anggotanya dalam bahaya. Kalo kamu gitu, mereka jadi berpikir masing-masing lebih baik, dan nantinya malah menyelesaikan masalah sendiri-sendiri tanpa minta bantuan yang lain, dan ujungnya gaada yang namanya saling membantu, acuh juga satu sama lain"

"Iya, aku bakal lebih baik lagi kok kesananya"

"Kamu udah hebat loh sampai bisa jadi ketua geng motor paling terkenal dimana pun, mereka juga milih kamu gak mungkin tanpa liat kemampuan kamu, bahkan akupun sampai kalah balapan sama kamu"

Vira tersenyum lalu bersandar di dada bidang Artan, "Kamu sekarang ngakuin kalo kemampuan kamu kurang"

"Haha iya, setelah dicoba kedua kalinya, aku gak nyangka banget sih itu kamu"

"Sekarang aku mau denger alesan kamu keluar kemarin malem, sampe bonyok gitu" Kata Artan sambil mengusap kepala Vira pelan karna takut mengenai luka Vira.

"Gausah dibahas lah"

"Apa? Kamu mau nikah sama aku"

"Ihhh" Vira memukul dada Artan.

Artan memegang tangan Vira yang memukuli dada nya, "Makanya"

"Gak"

"Yaudah besok kita nikah"

"Juan" Rengek Vira.

"Segitu gamau nya kamu nikah sama aku"

"Aku kan udah kasih alesannya"

"Lebih cepat lebih bagus yang"

"Gak"

Vira turun dari pangkuan Artan lalu mengambil laptopnya yang ada dimeja, dan duduk dikasur dengan bersandar, menyimpan laptop dipaha.

Artan pun mengikuti Vira, dan duduk disamping nya, "Kamu mau ngapain"

"Kepo" Artan mengoceh tanpa suara.

"Kamu jangan liat, sana"

"Ish aku pengen liat"

"Ngadep sana dulu bentar"

"Mau ngapain sih"

"Nurut aja"

Artan pun menurut, Vira membuka email yang Yuan kirim lalu meneliti nya sebentar, pindah ke CCTV di sekolah nya, sudah ia duga, tapi apa alasannya, Anna kan sudah tak ada masalah apa-apa lagi dengannya, karna dia sudah pasti dikurung Jaiden.

"Udah belum"

"Bentar lagi"
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
Dukungan kalian adalah semangatku, jadi jangan lupa Vote byeeee

The Fight [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang