Chapter 66

55 8 0
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
Artan langsung menarik kasar Nanda ke arah lain agak tak diketahui Varo.

"Apa maksudnya tadi" Ucap Artan dingin.

"A-apa"

"Yang Varo tanyain ke lo tentang Vira"

"Tanyain aja ke Vira langsung"

"Lo gak denger tadi Varo bilang apa, bahkan ke kembarannya sendiri aja dia gamau ngomong"

"Gue gak bisa"

"Kenapa? Karna takut Vira makin benci sama lo setelah kejadian dulu, itukan yang seharusnya lo dapet dari dulu, bukan gue"

"Tapi kan lo yang bunuh dia, kenapa cuma gue yang disalahin"

"Karna lo dalangnya, jadi sekarang ngomong, apa yang terjadi"

Nanda ingin pergi tapi Artan menarik nya sampai punggung nya membentur tembok.

"Jangan mancing emosi gue" kata Artan dengan suara beratnya.

Nanda pun menceritakan nya, tapi ia hanya menceritakan jika Vira menyelamatkan temannya yang diculik, lalu dia mengikuti diam-diam, dan Vira ditusuk sipenculik sampai dirawat beberapa hari, tidak terlalu spesifik seperti siapa sipenculik dan tentang para pria yang membantu Vira, dan juga siapa teman Vira yang diculik.

"Pas kalian datang kesini, siangnya Vira baru siuman"

Artan mengepalkan tangannya, kenapa gadis itu bisa sekali menyembunyikan semuanya, dan apalagi yang akan ia ketahui nanti.

Bugh

Artan memukul tembok disamping Nanda dengan keras sampai tangannya berdarah lalu pergi dari sana, meninggalkan Nanda yang masih terdiam kaku.
-
-
-
-
-
Pria itu berdiam diri di mobilnya, yang masih berada di parkiran rumah sakit.

Lalu ia melihat tas Vira yang berada di sebelah nya, ia mengambil nya lalu membukanya, ternyata ada ponselnya, dan ia pun membuka ponsel itu.

Kenapa hampir semua no yang Vira simpan adalah pria, yang perempuan hanya keluarga dan kedua temannya, ia tau beberapa nama sepertinya anggota Atlantis.

Ia lalu membuka galeri nya, hanya sedikit foto selfie dan sisanya potretan random, ada yang membuatnya sangat terkejut adalah sebuah foto anggota Atlantis berjajar karna ia melihat bendera Atlantis di depan mereka juga memakai jaket Atlantis, dengan Vira ditengah mereka juga memakai jaket itu, ia memperbesar foto Vira, ia membelalakan matanya, ada tulisan Leader di jaket Vira.

"G-gak mungkin"

"Mereka bilang, pemimpinnya cowok"
-
-
-
-
-
Vira membuka matanya, ia menoleh kesamping, mereka sedang sibuk masing-masing, ia mendehem mengalihkan atensi mereka.

"Dek kamu udah bangun"

"Belum ini masih tiduran"

"Ishh"

"Hihi, iya abang udah, ini kan udah"

"Iya iya"

"Siapa yang udah ngelakuin ini sama lo" Tanya Varo.

"Gue gatau"

"Terus kenapa lo bisa tiba-tiba didalem gudang yang terkunci"

"Gue lagi jalan, tiba-tiba ada yang mukul gue dari belakang terus gue didorong ke gudang, udah itu gelap"

"Ngapain lo lewat gudang, bukannya toilet gak lewat sana ya"

"G-gue disuruh bantu bawa buku sama guru, jadi gue ke kantor dulu, makanya bisa lewat situ"

"Dibagian gudang gaada CCTV ya" Tanya Rendra.

'Ada'

"Gaada deh kayanya"

"Handphone gue mana ya"

"Ah tadi dimobil Artan" Jawab Nanda.

"Terus dianya mana"

"Gatau, tadi keluar"

'Aduh, jangan sampe dia bukan handphone gue'

"Telfonin dong bang"

Saat Rendra ingin menelfon Artan, pria itu muncul dibalik pintu, "Gausah" Ucapnya dengan wajah datar khasnya, lalu berjalan menghampiri Vira yang berbaring.

Vira langsung bangun, "Kamu bawa handphone aku"

"Ini" Kata Artan sambil mengangkat tas Vira yang ia bawa.

Vira langsung mengambil nya, dan mengambil ponsel didalamnya.

"Kok gini" Kata Vira ketika melihat isi-isi ponselnya, "Ihh ini mah bukan handphone aku" Ia baru menyadari nya.

"Aku tuker dulu"

"Ihhh buat apa"

"Gapapa, lagian isinya sama aja"

"Ya bedalah, mana siniin"

"Gak"

"Yaampun itu tangan kamu kenapa" Panik Vira ketika melihat tangan Artan berdarah, tapi sudah sedikit mengering.

"Lo nonjok orang ya" Kata Raihan.

"Enggak lah"

"Terus kenapa itu"

"Nonjok tembok" Kata Artan sambil menatap Nanda sekilas.

"Ngapain sih, pake nonjok tembok segala, kan jadi luka" Omel Vira.

"Biar diperhatiin kamu" Kata Artan manja menggesek-gesekan pipinya di bahu Vira, membuat sebagian orang ingin muntah, beda dengan satu orang lagi, ia merasa hatinya memanas.

Vira menatap Nanda yang mengalihkan pandangan nya, Vira mendorong Artan agar menjauh.

"Dapat" Kata Vira menunjukkan ponsel miliknya yang ia ambil diam-diam dari Artan.

"Heh apaan, kamu belajar jadi copet dimana, siniin"

"Gamau wlee"

Artan berusaha menarik tangan Vira, gadis itu langsung memeluk perut Rendra, "Abanggg gamau abanggg, tolongin Al"

"Nal tahan Juan dong" Karna kembarannya itu berada disamping Artan.

"Gak ah, ngeri" Mereka hanya tertawa.
-
-
-
-
-
"Kamu kapan pulang sih" Kata Vira kesal, ia sudah pulang ke apartemen, yang lainnya tadi ada disini tapi mereka sudah pulang duluan yang tersisa hanya Artan yang masih bersandar dibahunya.

"Aku mau nanya sama kamu"

"Apa?"

"Siapa ketua Atlantis"

Tubuh Vira menegang, jantungnya tiba-tiba seperti sedang ikut marathon.

"A-aku gatau, kenapa kamu tiba-tiba nanya gitu"

"Pinjem handphone kamu"

"Buat apa?"

"Siniin"

Dengan ragu Vira memberikan ponselnya yang sedari tadi ia pegang, dilihat Artan membuka galeri nya, membuat perasaan nya tak enak.

"Aku pengen tau ini siapa" Kata Artan ketika menzoom foto seorang gadis yang berdiri ditengah para pria yang sedang berjejer, menggunakan jaket Atlantis.

Perlahan Vira mundur, tiba-tiba Artan merangkul pinggang nya, "Mau kemana? Kamu belum jawab"
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
Dukungan kalian adalah semangatku, jadi jangan lupa Vote byeeee

The Fight [END]Where stories live. Discover now