Chapter 41

62 8 0
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
Vira sekarang sudah siap dengan seragam nya, untung nya tadi saat ia pulang, Varo belum bangun, dan luka di lehernya sudah ia obati, untung nya juga tertutup rambut, telinganya hanya ia bersihkan darahnya.

Sekarang ia sedang sarapan, "Lo pulang kapan?" Tanya Varo yang baru saja duduk.

"Tadi subuh"

"Tumben gak berangkat dari rumah Nanda aja"

"Gue lupa gak bawa seragam"
-
-
-
-
-
Hari ini jam kedua ada mapel olahraga, jadi para murid dikelas Vira sedang berganti menggunakan seragam olahraga.

"Rambut lo gak diiket aja, panas tau" Ucap Nanda pada Vira, jika ia kan rambutnya memang pendek.

"Gausah lah, gue lagi pengen gini"

Mereka sudah berkumpul di lapangan, "Hari ini, kita lari mengelilingi lapangan ya" Ucap guru olahraga di depan mereka.

"Duh kenapa lari sih, rambut gue kan jadi terbang-terbang, masa harus dipegangin" Gumam Vira.

"Bapak akan bagi, persesi lima orang, cukup dua putaran saja, yang dipanggil langsung diposisi ya"

"Iya pak!"

"Nalvira Putri Alaric" Bapak itu menyebutkan namanya.

"Kenapa gue harus sesi pertama, bangke" Walau begitu, Vira tetap berjalan ke barisan teman kelasnya yang sudah bersiap.

"Semoga mereka gak liat"

"Varo, Varo" Panggil Brian sambil menepuk-nepuk bahu Varo.

"Apaan?"

"Tu liat leher si Vira ada apaan"

Nanda, Rina yang mendengar ucapan Brian pun ikut meneliti dileher Vira ada apa.

"Itu buat nutupin luka deh kayanya"

"Nanda tadi malem, si Vira abis ngapain" Tanya Varo pada Nanda.

"Hah, maksud nya"

"Semalem dia bilang kalo nginep dirumah lo"

Nanda masih terbengong, perasaan temannya itu tak sama sekali datang ke rumahnya.

Belum Nanda menjawab, Vira datang dengan nafasnya yang terengah-engah, "M-minum" Pinta Vira.

Rina pun memberikan botol minumnya, Vira langsung meminum nya, "Gilaaa kek dikejar setan gue" Heran karna tak ada balasan, ia melihat temannya serta Varo sedang memandanginya.

"K-kenapa?" Ia jadi gugup ditatap begitu.

Varo menariknya dan langsung mengibaskan rambut panjang Vira.

Dengan cepat Vira menjauh dari Varo, kembali menutup lehernya dengan rambut.

"Itu leher lo kenapa?" Tanya Varo menatap nya tajam.

"Nalvaro Andra Alaric" Belum Vira menjawab, pak guru itu memanggil namanya.

"Gue tunggu penjelasan lo" Ucap Varo sebelum pergi.

Vira langsung menjauh dengan kedua temannya agar tak didengar Dylan dkk.

"Lo kenapa si"

"Kalo Varo bilang semalem gue nginep dirumah lo, iyain"

"Lo semalem kenapa, sampe leher lo luka" Tanya Nanda.

"Gue nginep dirumah sakit, nemenin temen gue, dan luka ini gak sengaja jatoh"

"Kalo begitu, kenapa lo gak jujur aja"

"Gue terlanjur ngomong nginep dirumah lo, biar dia gak banyak tanya, dan takutnya dia ngadu ke orangtua gue"

"Al!" Panggil Varo, ketika sudah selesai dengan kegiatan nya.

"Rina, ketololan lo jangan dimunculin sekarang ya" Ucap Vira dengan wajah dinginnya.

"G-gak bakal kok" Balas Rina merinding.

"Al!"

"Iya iya sabar napa"

"Luka lo kenapa itu" Tanya Varo tak sabaran.

"Jatuh dikamar mandi, iyakan Nan"

"I-iya"

"Lo gak bohong kan, kalo nginep di rumah Nanda"

"Ngapain gue bohong"

"Vira beneran nginep dirumah gue kok" Nanda meyakinkan.

Varo memicing menatap dua gadis itu, lalu ia tersenyum miring menatap satu gadis lainnya, "Rina" Panggil Varo dengan suara berat nya, membuat Vira dan Nanda panas dingin.

"Hah" Dengan polosnya Rina menjawab.

"Lo tau kalo Vira nginep dirumah Nanda"

"Emmmm, gue ga- eh tau" Rina merubah kalimatnya ketika melihat kedua temannya membesit tangan dileher seolah mengancam.

"Gue juga ikut kok hehe"

"Lo gak bohong"

"Engga k-kok"

"Ish lo tuh ya gak pernah percayaan sama gue"

"Lo kan gak bisa dipercaya"

"Semua berkumpul" Interupsi pak guru.
-
-
-
-
-
"Al, lo kalo gak suka sama Anna gak usah nyelakain dia" Kata Varo menghampiri Vira dengan kedua temannya yang berada diparkiran.

"Maksud lo" Vira mengercit bingung dengan ucapan kembarannya itu termasuk Nanda dan juga Rina.

"Lo kan yang udah bully dia dikamar mandi"

Ketikanya menganga tak percaya, "Bully?"

"Udah ngaku aja"

"Fitnah macam apa itu, emang lo ada bukti nya?"

"Anna yang bilang sendiri, kalo lo pas jam pelajaran terakhir bully dia di toilet, dan gue liat tadi lo izin ke toilet, jadi udah jelaskan"

"Yaampun Nal sebenci-benci nya gue, gaakan sampe bully orang"

"Tapi Anna korbannya"

"Jadi lo percaya sama dia dibandingkan gue"

"Tapi ini udah jelas Al kalo lo bully dia" Kata Varo emosi.

"Gue gak ngelakuin itu!"

"Lo harus minta maaf sama dia"

"Buat apa gue minta maaf sama kesalahan yang sama sekali gak gue lakuin"

"Lo salah Al" Varo menarik kasar tangan Vira menuju UKS, diikuti oleh kedua teman Vira, yang tak percaya jika temannya itu sampai membully Anna.

Saat mereka masuk, terlihat gadis itu terbaring dengan basah kuyup, wajah pucat dan juga dahinya berdarah.

"Minta maaf" Perintah Varo pada Vira.

"Gue gamau"

"Al, Daddy selalu ngajarin kita buat tanggung jawab sama apa yang udah kita lakuin, apalagi sampe nyakitin fisik orang"

"Tapi gue gak ngelakuin itu"

"Var, gapapa kok gue maafin, mungkin emang Vira gak suka sama gue" Kata Anna yang terlihat lemas.

"Liat, bahkan Anna maafin lo tanpa diminta"

"Gue gak ngelakuin itu sama lo, lo gak usah bohong deh"

"Tapi Vir, tadi itu kan emang lo"

"Kalo itu gue, udah gue bunuh lo"

Plak
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
Dukungan kalian adalah semangatku, jadi jangan lupa Vote byeeee

The Fight [END]Where stories live. Discover now