Chapter 50

70 10 1
                                    

Sedikit membahana awww
Happy Reading
-
-
-
-
-
Pengantin perempuan pun datang didampingi Elina dan juga Ratna lalu duduk disamping mempelai pria, saat Anna melihat orang-orang yang sedang duduk, ia melihat Varo duduk disamping Vira, lalu pria disamping nya, "Hai sayang" Sapa pria itu.

"Jaiden" Anna bangkit dari duduknya melangkah mundur.

"Mau kemana Anna?" Tahan Artan.

"Bang gue gamau sama dia, gue maunya nikah sama Varo"

"Lo harus nikah sama ayah dalam kandungan lo"

"Ayah dari anak ini Varo"

"Cukup Anna, kamu manfaatkan aku untuk bisa menikah dengannya"

"Gue cinta sama Varo!" Anna berusaha lepas dari Artan dan berlari ke Varo, tapi tenaganya tak sebanding dengan Artan.

"Anna duduk, jangan kamu membuat ayah semakin malu" Ucap David marah.

"Tapi yah-"

"Duduk Anna!"

"Makasih ya Al, lo udah bantuin gue"

"Gue cuma mengungkap kebenaran" Vira berdiri melangkah pergi dari sana, ia muak melihat drama itu.

"Vir"

Vira mempercepat jalannya, "Vira"

Hap

"Vira" Artan memeluknya dari belakang.

"Kita balikan ya, Anna gak jadi nikah sama Varo" Artan membalikan tubuh Vira agar menghadapnya.

"Terus?"

"Kita balikan ya"

"Bukan itu masalah gue mutusin lo"

"Terus apa Vira"

Vira mengeluarkan ponselnya lalu memutar rekaman suara yang pernah ia dapat waktu itu. Wajah Artan terlihat terkejut.

"Bahkan lo percaya aja kalo gue yang bunuh ibu lo, tanpa tau cari kebenaran nya"

Vira menepuk tangannya, "Lo bilang jijik kan sama gue, terus kenapa minta balikan. Lo berhasil kok nyakitin gue, jadi tugas lo udah selesai, atau lo nunggu waktu yang tepat buat bunuh gue" Vira berbalik untuk pergi, tapi Artan menahannya.

Artan menarik tangan Vira lalu memegang tengkunya, membuat bibir mereka menempel, perlahan Artan melumatnya, Vira hanya diam ia masih terkejut dengan perlakuan Artan, ia berusaha untuk melepasnya, tapi Artan malah semakin menekan tengku Vira, dan menggigit bibir bawah gadis itu agar mulutnya terbuka dan Artan terus memperdalam ciumannya.

Vira tak lama pun membalasnya, dan mengalungkan tangan dileher Artan, pemuda itupun yang mendapat respon dari Vira, satu tangannya menarik pinggang gadis itu.

Gadis itu memukul-mukul dadanya, Artan pun yang mengerti segera melepaskan nya, mereka sama-sama terengah karna hampir kehabisan nafas.

Artan yang masih tak tahan melihat bibir merah itu kembali memangutnya, ciuman panas itu berlangsung beberapa lama, sampai merekapun melepaskan nya, Artan mengecup bibir itu lama.

"Aku beneran cinta sama kamu Vir" Ucap Artan menatap lekat Vira, ia masih memeluk pinggang Vira, jadi mereka sedekat itu.

"Gu-"

Cup

"Lo ap-"

Cup

Plak

Vira memukul bibir Artan.

"Lo tuh-"

Cup

Menutup mulutnya dengan sebelah tangan, "Lo tuh kenapa si"

Wajah Artan kembali mendekat sampai bibirnya menyentuh punggung tangan Vira yang sedang menghalangi mulutnya.

"Aku kamu"

Vira berdecak dan mendorong tubuh Artan agar menjauh, "Kita udah gak punya hubungan apa-apa, jadi lo pergi deh"

Artan kembali mencium bibi itu, "Aku udah peringatin kamu, buat gak pake lo gue" Ucap Artan disela ciumannya, ia mengangkat tubuh kecil Vira lalu duduk dikursi yang ada disana.

Tak lama Artan semakin turun, dan sampai dileher Vira.

Vira terus berusaha melepaskan nya sampai dimana Artan menciumi hampir ke dada nya, ia turun dari pangkuan Artan dengan sekuat tenaganya.

Plakk

"Brengsek" Marah Vira dengan cepat pergi dari sana.

Pemuda itu menyadari jika ia sudah kelewat batas, langsung bangkit dan mengejar gadis itu.
-
-
-
-
-
Vira sudah berada dikamarnya dan mengunci pintu.

"Gue ciuman sama orang yang selama ini gue benci"

Plak

Plak

"Bibir sialan" Ia menampar-nampar bibirnya sendiri yang sudah agak membengkak.

"Vira jangan buat diri lo jatuh terlalu dalam" Ucapnya pada dirinya sendiri.

"Dia udah berani bunuh orang terdekat lo dan nyakitin lo"
-
-
-
-
-
"Daddy, Al mau pindah ke apartemen ya"

Uhuk uhuk

Saking terkejutnya Varo sampai tersedak, mereka memang sedang sarapan.

"Kenapa tiba-tiba sayang"

"Gapapa, Al cuma pengen belajar mandiri aja"

"Tapi bahaya buat kamu tinggal sendiri"

"Al bisa jaga diri kok"

"Jauh dong sama Mommy, jadi gaada temennya"

"Kan ada Nal"

"Diakan cowok"

"Sama-sama anak Mommy juga"

"Jangan ya"

"Al mohon, sementara kok, Al cuma pengen belajar mandiri, itung-itung latihan buat kuliah nanti. Please ya"

"Tapi jangan yang terlalu jauh"

"Ya minimal yang deket sekolah aja"

"Kamu harus pulang setiap minggu"

"Iya Mommy"

"Yaudah nanti Daddy siapin"

"Makasih Daddy"
-
-
-
-
-
"Lo kenapa sih, milih pindah" Tanya Varo pada Vira, mereka sedang berjalan dikoridor sekolah, setelah sekian lama mereka tidak berangkat bersama lagi.

"Gue ada urusan"

"Urusan apa?"

"Kepo" Vira langsung duduk di bangkunya.

"Rina mana?"

"Izin, keluarga nya ada yang nikahan"

"Oooo"

"Hubungan lo sama bang Artan udah membaik? Kan Varo sama Anna gak jadi nikah" Kabar Anna hamil diluar nikah sudah tersebar, dan membuat ia dikeluarkan dari sekolah.

"Bukan cuma itu masalah yang buat gue udahan"

"Apa dong"

Vira memberikan ponselnya yang sudah ia nyalakan pesan suara itu dengan pelan.

"Njir, lo kapan bunuh ibunya"

"Sutttt" Ucapan Nanda yang cukup keras itu membuat aktifitas teman kelasnya terhenti.

"Maksudnya ibu nyamuk" Mereka pun kembali seperti semula.

"Gue difitnah Anna, biar rencana nya lancar, dan lo tau fakta yang baru gue temuin"

"Apa?"

"Tatan yang kita cari itu...."

"Itu?"

"Ternyata Artan"

"WHAT!"
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
Dukungan kalian adalah semangatku, jadi jangan lupa Vote byeeee

The Fight [END]Where stories live. Discover now