Chapter 49

66 8 5
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
"Al gue minta tolong, buat batalin pernikahan ini, masa depan gue masih panjang. Gue gamau tanggung jawab sama apa yang gak gue lakuin Al" Mohon Varo yang sedang terduduk dilantai dengan memeluk lutut Vira, mereka sedang berada dikamar gadis itu setelah pertemuan dua keluarga, membicarakan tentang kehamilan Anna dan akan dilakukan pernikahan secepatnya.

"Lo harus tetep tanggung jawab, sama yang udah lo lakuin"

"Enggak Al, sumpah gue gak ngelakuin itu" Sampai mata Varo berkaca-kaca, kenapa ia tak memohon pada Daddy nya, karna Alaric sudah tak ingin mendengar apapun dari Varo, ia sudah terlanjur kecewa pada putranya itu.

"Gimana gue bisa percaya, bahkan malam itu lo emang dirumah Anna, tidur juga"

"Gue berani sumpah cuma tidur, gak nyentuh Anna sedikit pun"

"Mereka juga gak bakal percaya kalo lo cuma ngomong gini tanpa bukti Nal"

"Makanya gue minta tolong sama lo"

"Ya terus gue harus gimana, sedangkan gue gatau kejadian aslinya gimana"
-
-
-
-
-
"Tadi malem, kek banyak suara barang-barang dilemparin, om ketuk pintu nya tapi gak direspon, tolong kalian bujuk ya"

"Iya om kita coba"

Tok tok

"Tan buka pintu nya, ini kita"

"Artan"

"Kalo didobrak gimana om"

"Gapapa, om juga tadinya mau dobrak, tapi gak kuat, ini pintunya kuat banget"

Brakkk

Percobaan pertama gagal, "Sini gue coba" Revan coba mendobrak hampir tiga kali percobaan tapi tak kunjung terbuka tapi saat ke empat kalinya pintu pun terbuka.

Yang pertama kali mereka lihat adalah kamarnya yang sangat berantakan, pecahan barang di mana-mana, meja kursi apapun sudah terbalik, dengan perlahan mereka masuk, terlihat pemuda yang bersandar pada kasur dengan memegang sebotol minuman.

"Artan!"

Pemuda itu hanya diam menatap kosong ke depan, dengan penampilan yang acak-acakan, kantung matanya menghitam serta tangan yang berdarah bekas tinjuan.

"Vira" Lirih Artan.

"Vira"

"Vira" Air matanya lolos, ia terus saja bergumam menyebut nama Vira.

"Artan sadar" Rendra mengguncangkan kedua bahu Artan, tapi pemuda itu terus menatap kosong ke depan dengan masih menyebut nama Vira.

"Vira siapa?"

"Dia pacarnya om, adiknya Rendra juga" Ucap Raihan.

"Lo kenapa sama Vira hah?" Tanya Rendra di depan wajah Artan.

"Jawab Artan"

"Vira" Ucap Artan lirih sembari menatap Rendra.

"Iya kenapa Vira" Dengan sabar Rendra bertanya.

"Vira!" Bentak Artan kembali meminum di botol yang ada ditanganya.

"Artan berenti" Rendra langsung mengambil paksa botol itu lalu melemparnya ke sembarang arah.

"Vira" Tangisan Artan pecah, ia menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Kayanya kita harus tanyain langsung ke Vira deh, dan kasih tau keadaan Artan"

"Gue telfon"

"Iya bang"

"Kamu ada masalah sama Artan"

Disebrang sana tak ada jawaban cukup lama, "Kita putus"

"Kenapa?"

"Ada sesuatu yang udah dia sembunyiin dari Al"

"Apa?"

"Al gabisa kasih tau"

"Al kamu bicara baik-baik ya sama Artan, keadaan dia kacau disini"

"Al gak peduli"

"Kita gak pernah ngajarin kamu jadi jahat Al"

"Dia lebih jahat bang"

Tut

"Katanya mereka putus"

"Hah!"

"Apa masalah nya"

"Dia gamau ngomong"

"Kamu putra Alaric kan?" Tanya ayah Artan pada Rendra.

"Iya, kenapa emangnya om"

"Katanya, keponakan om mau nikah sama Varo, adik kamu kan"

"APA!"
-
-
-
-
-
Sebenarnya ada perasaan khawatir ketika melihat keadaan Artan yang abang nya kirim lewat foto, tapi ia harus menunda nya, ia harus menyelesaikan masalah disini dulu.

Ia juga merasa jika kehamilan Anna cukup mencurigakan, setelah melihat bagaimana tadi kembarannya sampai menangis memohon pada nya.

Yang bisa melakukan sesuatu itu dengan Anna hanya satu pria itu.

Vira pun pergi ke markas SB.
-
-
-
-
-
"Tolong retas CCTV dirumah Anna Vanaya Aksara dari bulan lalu"

Vira pun mempercepat video itu dari hari ke hari, sampai stop ketika melihat pria yang ia duga masuk kerumah itu.

"Ck, benar saja"

"Ambil video hari itu, saat pria itu datang"
-
-
-
-
-
"Daddy"

"Hm?"

"Kenapa Daddy tak meminta untuk cek kehamilan Anna"

"Untuk apa princess"

"Ya cek saja, sudah berapa minggu kehamilan Anna, apa Daddy percaya pada dia"

"Apa kamu mau membela kembaranmu"

"Ya kalo itu kebenaran kan bagus, ini juga demi masa depan Nal, kalo ia ditipu gimana"
-
-
-
-
-
Tanpa memberi tahu Anna, mereka menyuruhnya untuk datang kerumah.

"Ada apa tante om?"

"Kamu ikut kita ya" Ucap Elina.

"Kemana?"

"Nanti juga tau kok"

Anna bingung saat mereka sampai dirumah sakit, "Anna gak bakal diapa-apain kan"

"Enggak kok cuma periksa aja"

"Usia kandungannya hampir tiga minggu"

"Gak salah kan Dok" Kata Elina.

"Sudah benar kok bu"
-
-
-
-
-
Acara pernikahan pun tinggal mengitung jam, dan Rendra pun sudah pulang, karna tak mungkin pernikahan adiknya ia tak hadir walau masih tak percaya dan juga kecewa pada Varo.

Artan pun terpaksa ikut dengan ayahnya, untuk menghadiri pernikahan Anna, apa ini alasan Vira memutuskan nya, ia akan membicarakan masalah ini dengan Vira.

"Kau harus menikahinya" Ucap Vira pada pria di depannya, hampir saja ia tak menemukan pria itu.

"Kenapa harus aku"

"Karna kau yang menghamilinya"

"H-hamil"

"Iya, dia mengaku jika anak itu adalah hasil dari perbuatan nya dengan kembaranku, yang bahkan mereka tak pernah melakukannya"

"Kau rela wanita yang kau cintai dan juga darah dagingmu sendiri dimiliki oleh pria lain"

"Tidak!"

"Jadi besok datang lah. Jika tidak, aku akan membalas kan dendamku pada wanitamu itu"
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
Dukungan kalian adalah semangatku, jadi jangan lupa Vote byeeee

The Fight [END]Where stories live. Discover now