Chapter 61

53 11 0
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
Vira sedang berada di tepi jurang, dan didepannya terdapat seseorang menggunakan serba hitam.

"Lo harus mati"

"L-lo siapa"

"Hidup lo cuma jadi pengganggu" Ucap orang itu dengan melangkah maju.

"Mati lo" Orang itu mendorong Vira sampai membuatnya jatuh kejurang yang dalam itu.

"Aaaaa" Artan yang terkejut langsung memegang pinggang Vira, karna gadis itu hampir jatuh kebelakang.

"Sayang kenapa? Bangun" Artan menepuk-nepuk pipi Vira dengan pelan agar gadis itu bangun.

"Ada apa?" Panik Rendra dan juga Revan berlari dari dari dapur karna mendengar teriakan Vira.

"Bangun sayang"

"Al"

Vira langsung membuka matanya dengan nafas memburu serta keringat membahasi dahinya.

Kenapa ia dipangkuan Artan, pemuda itu memegang lukanya, Vira langsung turun lalu berdiri, tidak lama ie berjalan dengan memegang pinggang nya menuju balkon apartemen Revan, diikuti lima pemuda itu.

Kalian tau kan sakit pinggang, ini lebih sakit lagi, dan jika didiamkan sakit nya akan semakin menjadi-jadi, hampir sama seperti sakit gigi.

"Aku megangnya terlalu kenceng? maaf ya" Ucap Artan merasa bersalah karna Vira terus memegangi yang tadi ia pegang.

"Enggak kok, ini bukan salah kamu"

"Al tadi kenapa?"

"Cuma mimpi"

"Mimpi apa?"

"Dikejar badut" Jawab Vira dengan tertawa, tapi itu tak membuat suasana jadi mencair.

"Serius Al"

"Beneran, badut nya bawa pisau" Kata gadis itu cekikikan, lagi-lagi mereka hanya diam.

"Dahlah, kalian mah gak asik" Kata Vira kembali masuk, karna ia keluar hanya karna gerah setelah bangun itu.

"Ketawa-ketawa, katanya dikejar badut bawa pisau, dan mukanya tadi pas bangun panik banget" Kata Fian melongo.

"Dia gak akan ngomong jujur segampang itu" Kata Rendra menyusul adiknya.

Artan terdiam, apa gadisnya itu selalu membohongi nya dengan kata-kata palsunya.

Vira kesal karna sakitnya itu menjadi jika ia diam makanya sekarang ia sedang mengelilingi sofa, dengan masih memegang pinggang nya.

"Al ngapain sih, ayo makan"

"Duluan aja"

"Kamu ngapain muter-muter gitu"

Saking kesalnya rasanya Vira ingin menangis, "Huwaaa"

"Ehh kenapa nangis" Lucunya mereka dengan panik malah mengikuti Vira mengelilingi sofa.

"Laperrr" Ia tak bohong, tapi bagaimana bisa makan kalo terus menjalan gini.

"Ya makanya ayo makan dulu, malah muter-muter"

Mereka pun sudah duduk mengelilingi meja makan.

"Mau makan apa?"

"Apa aja"

Semua menyantap makanan, tapi tidak dengan  gadis itu, ia terus saja bergerak tak nyaman dalam duduknya dengan hanya mengaduk-ngaduk makanannya.

"Katanya laper, kok cuma di aduk-aduk gitu"

The Fight [END]Where stories live. Discover now