Chapter 28

75 9 0
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
"Kita gamau lo kenapa-napa, tapi kita bawa mereka ke ruang bawah tanah kok"

"Ck, gue kesana"

Tut

"Siapa?" Tanya Nanda.

"Temen, gue duluan ada urusan"

"Vir, kita kan udah ada janji"

"Lain kali aja" Vira langsung pergi.

"Vira mana?" Tanya Varo yang muncul bersama yang lainnya.

"Dia pergi barusan"

"Kemana?"

"Gatau, dia tadi abis angkat telepon katanya temen, tapi abis itu wajahnya keliatan marah"

"Kita ikutin aja" Usul Dylan.

"Ayoo"

Saat mereka sampai di parkiran gadis itu baru saja keluar gerbang dengan membawa motornya, merekapun segera buru-buru menaiki kendaraan nya dan menyusul.

"Varo kemana ya" Ucap Anna yang baru saja sampai diparkiran.
-
-
-
-
-
Vira berhenti di cafe, "Dia ngapain kesini" Tanya Nanda ketika mereka melihat Vira memasuki cafe.

"Ayo kita masuk"

Ketika mereka ingin mengikuti Vira yang masuk ke pintu didalam cafe itu, seseorang menahannya.

"Kalian mau ngapain?" Tanya Nita.

"Kita mau nyusul temen kita"

"Ngapain nyusul ke toilet" Sudah dibilang kan kalo pintu itu mengarah ke toilet tapi masih ada ruangan lain yang tak boleh dimasuki sembarangan orang.

"Masa sih dia kesini cuma mau ke toilet"

"Di dalem bukan cuma toilet kan, kita mau liat" Ucap Varo pada pelayan itu.

"Gak, gabisa sembarang orang masuk kesana"

"Tapi kita mau liat temen kita"

"Lebih baik kalian tunggu dimeja, nanti juga keliatan kalo dia keluar"

"Yaudah deh" Mereka pun duduk dimeja dekat pintu itu.

"Mau pesan apa?"
-
-
-
-
-
Setelah membuka pintu besi itu, Vira kembali berjalan kearah pintu lain yang ada disana, ternyata bangunan itu menyambung pada bangunan lain seperti rumah, yang khusus ia gunakan sesuatu, ia berjalan ke tangga yang menuju ke ruang bawah tanah.

"Kenapa kalian gak bilang sama gue" Ucap Vira menatap tajam pada para pemuda itu.

"Kita gamau lo kenapa-napa Vir"

"Tapi itu udah tugas gue sebagai pemimpin kalian, gapeduli gue mau mati pun" Vira berjalan ke salah satu pintu disana, dan saat dibuka sudah ada dua pria yang terikat dengan luka dan darah dimana-mana.

"Lo siapa bocah" Tanya salah satu pria itu, ketika melihat Vira masih menggunakan seragam sekolah dengan wajah yang terlihat polos baginya.

"Cih, gausah banyak omong, udah sekarat juga" Vira menendang pria itu.

Uhuk uhuk

"Bangsat, lo siapa sih"

"Apa masalah lo sama kita" Ucap pria lainnya.

"Gaada sih, gue cuma gabut"

"Gila lo"

"Gue emang gila haha" Ujar Vira dengan tawa menyeramkan nya membuat kedua pria itu bergidik ngeri.

"Lo tau kan Atlantis" Tanya Vira langsung memasang wajah datarnya.

Pria itu melotot sempurna, "A-atlan-tis" Siapa yang tidak tau geng motor paling terkenal nomor satu dimanapun, paling kuat pada jamannya tak pernah terkalahkan, tapi seketika mereka tiba-tiba menghilang, dan beredar rumor jika mereka habis tak tersisa karna dibantai.

Vira mengambil jaket yang menyampai di bahunya, tadi ia ambil di ruangan pertama miliknya. Lalu memperlihatkan lambang dibelakang jaket itu dengan tambahan tulisan leader di bahu kanannya.

Para pria itu semakin dibuat kaku, "Kalian udah nyelakain dua anggota gue sampai koma"

"Ki-kita gak tau siapa anggota lo"

"Dimalam itu kalian ngejar dua orang yang bawa motor dengan membawa senjata tajam, dan berakhir mereka menabrak pembatas jalan, terus kalian tinggalin gitu aja, dimana tanggung jawab kalian" Murka Vira, mereka sekarang ketakutan karna gadis yang awalnya mereka kira polos sekarang berubah seperti iblis.

"M-maaf, kita gatau kalo itu anggota lo"

"Jadi kalo mereka bukan anggota gue, kalian gabakal minta maaf gitu"

"Jawab!" Bentak Vira.

"Kita ngaku salah"

"Ck, gue gak terima maaf kalian, kecuali lo mau nyerahin nyawa lo sama gue"

"Gak! Bebasin kita" Ucap kedia pria itu berusaha melepaskan ikatannya, ketika Vira mengambil berbagai senjata tajam.

"Gue bakal bebasin kalian, tapi hanya raga" Vira tersenyum miring lalu menancapkan masing-masing satu pisau dikaki dua pria itu.

"Arggggg"

"Ke-kenapa kalian bi-bisa kembali, se-dangkan k-kalian sud-ah dibantai" Kata pria itu di sela-sela erangan kesakitan nya.

"Itu kan hanya rumor, percaya saja kalian. Dan aku adalah leader barunya, jangan bilang siapa-siapa ya, eh mana mungkin, inikan hari terakhir kalian upss"

"E-enggak, lepasin kita!"

"Hhhh, sepertinya terlalu banyak membuang waktu" Vira mengambil pistol yang ada diatas meja.

Dorrr

Vira menembak salah satu pria itu tepat dikepalanya, yang pasti pemuda itu langsung tewas.

"Arghhh, lepasin gue bangsat, gue gamau mati" Histeris pemuda satunya lagi ketika melihat temannya tewas.

"Gue bakal kasih kejutan buat anggota lo, sebagai ketua lo harus setia kawan dong temenin dia, Goodbye boy"

Dorrr

Darah pun menyiprat kemana-mana, sampai mengenai baju seragam Vira yang awalnya putih bersih, terdapat bercak-bercak darah sekarang.

Gadis itu keluar dari ruangan yang terdapat empat pemuda yang menunggunya disana.

"Kasih ke anggotanya"

"Lo nge habisin mereka" Tanya Bagas.

Vira hanya mendehem, "Minjem Hoodie lo" Ucap Vira pada Gevan yang memakai Hoodie hitam, pemuda itu pun membukanya lalu memberikan pada Vira.

"Gue balikin besok" Vira memakai Hoodie itu untuk menutupi bajunya yang terkena darah, "Gue pulang" Belum mereka berbicara gadis itu sudah menghilang.
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
Dukungan kalian adalah semangatku, jadi jangan lupa Vote byeeee

The Fight [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt