Chapter 52

63 10 2
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
Alasan Vira pindah selain harus mengurus masalah nya, ia juga harus menjauh dulu dari keluarga nya, dimana mereka bisa menjadi sasaran para musuhnya, buktinya adalah Mansion keluarga nya selalu diteror, abangnya sampai kecelakaan walau sekarang Jaiden sudah tak terlalu mengganggunya, tapikan musuh Vira bukan cuma satu, termasuk pak tua itu.

"Sayang kamu kapan pindah lagi ke Mansion, udah hampir tiga bulan loh ini, katanya sebentar" Hari ini Elina berkunjung ke apartemen putrinya, karna Vira sudah tak pernah pulang setiap minggu lagi.

"Iya Mom bentar lagi ya"

"Kapan, Mommy kesepian tau"

"Secepatnya kok"

"Janji ya"

"Iyaa"
-
-
-
-
-
"Rico lo kenapa sih ngejauhin gue" Mereka sedang berada dipinggir lapangan, karna Rico sedang istirahat setelah berlatih basket, jadi kebetulan Vira menghampiri nya.

"Enggak kok"

"Enggak darimana nya, setiap papasan lo selalu langsung pergi"

"G-gue gaenak aja sama pacar lo" Memang jika kabar Vira pacaran sudah tersebar, dan juga lebih hebohnya pacar Vira adalah ketua geng motor terkenal di Bandung yaitu Tiger. Karna pria itu juga sering muncul di sekolah untuk menjemput Vira, jika ia sedang berada di Jakarta.

"Elah, kita kan cuma temenan, dia juga pasti maklumin kok, dia juga kenal sama temen-temen cowok gue"

'Tapi gue maunya lebih Vir'

"Al!"

"Eh, gue ke Varo dulu ya, semangat latihannya"
-
-
-
-
-
"SEKOLAH DISERANG!" Teriakan itu mengejutkan seluruh murid-murid yang sedang bersantai karna sedang istirahat, membuat mereka panik.

"SEMUA KELUAR DARI PINTU BELAKANG" Perintah Vira ketika melihat murid yang siap berlari dari kantin.

"Kalian keluar!"

"Enggak, kita mau bantu" Ucap inti Big Hook.

"Keluar! Nanda Rina bawa mereka"

"Tapi lo gimana"

"Cepet!"

"Gamau Al! Gue mau kedepan"

"Nal jangan keras kepala, bahaya!" Bentak Vira.

"Terus lo mau ngapain, ayo ikut"

"Enggak, gue mau kedepan"

"Jangan gila deh Al"

Dorrr

Teriakan para murid serta guru, semakin menjadi ketika suara tembakan itu muncul.

Vira segera berlari ke gerbang diikuti teman-temannya dan juga Varo dkk.

Terlihat orang-orang berbaju hitam berusaha menerobos gerbang yang dijaga oleh beberapa satpam dan penjaga sekolah.

"Lo panggil kepala sekolah, disuruh gue, cepet" Ucap Vira pada Rina, Rina pun segera berlari.

"MAU APA KALIAN" Suara lantang Vira menghentikan aksi mereka.

Seorang pria brewok menggunakan kacamata hitam muncul dari barisan orang-orang tersebut.

"Kami hanya ingin pemilik sekolah"

"Lalu kenapa kau membahayakan murid-murid lain hah!"

"Tidak usah ikut campur kau anak kecil"

"Ini juga urusan ku"

"Siapa kau"

"Tidak perlu tau"

"Kau sudah membuang-buang waktuku, serahkan orang itu!"

"Al, jangan" Larang Varo ketika Vira ingin berjalan keluar gerbang.

"Diem Nal"

"Tapi Al-"

Vira menyimpan jarinya dibibir, menyuruh Varo untuk diam.

"Gue ikut"

"Gak"

"Buka pak" Suruh Vira pada penjaga itu agar membuka pintu gerbang.

"Neng bahaya"

"Percaya sama saya pak, masalah ini biar cepet selesai"

Vira sudah berada diluar, di hadapan pria itu.

"Tuan Fathir" Ucap Vira pelan, tapi membuat pria itu terkejut mendengarnya.

"S-siapa kau?"

"Ada apa kau mencariku"

"Kau, pemilik sekolah ini, tak mungkin"

"Vi-" Ucapan Yuan terhenti, oleh tangan Vira yang terangkat agar menyuruhnya diam dulu.

"Untuk apa kau mencari pemilik sekolah, bahkan orangnya saja kau tidak tahu"

"Ada yang bilang jika sekolah ini milik SB"

"Cih, kau percaya saja omongan orang lain"

"Kau bilang tadi kau pemiliknya" Pria itu membalikkan tubuh Vira dan menahan lehernya, lalu mengerahkan pistol itu pada kepala Vira.

"Vira!"

Varo ingin menghampiri Vira tapi ditahan oleh Yuan.

"Pak, kembaran saya dalam bahaya"

"Lebih bahaya jika kau maju"

"Haha, ternyata benar kau ada disini Yuan"

"Dimana pemilik sekolah ini!"

"Ku bilang aku, bawa saja aku pergi" Ucap Vira membuat teman-temannya dan juga Varo terkejut.

"Bagus" Pria itu menyeret Vira untuk ikut dengannya, tapi terhenti ketika segerombolan orang datang.

"Lepaskan dia" Hans menodong kan pistol pada mereka.

"M-mereka siapa?" Ucap Nanda.

"Cih, dia sudah ditangan ku, jadi tak bisa dengan mudah kulepaskan"

"Bawa mereka pergi Yuan!" Titah Vira cukup lantang.

"Hah" Mereka bingung dengan ucapan Vira menyebut nama kepala sekolah tanpa embel-embel 'Pak'.

"Ayo ikut saya"

"Tapi pak, Vira dalam bahaya"

"Dia sudah ada yang menolong, kalian selamatkan diri kalian"

"Gak" Tolak Varo.

"Var, yang nolongin Vira itu lebih banyak, jadi ayo selamatin diri dulu, ini juga perintah Vira" Dengan berat hati dan perasaan khawatir, Varo mengikuti Yuan.

Dorrr

Hans menembak didepan kaki mereka, membuat Fathir mengarahkan pistol nya pada Hans.

Merasa memiliki kesempatan, Vira merebut pistol itu dan berbalik menodong pada Fathir.

"Berani kalian maju, pecah kepala tuan kalian" Kata Vira pada anak buah Fathir.

Pria itu mengambil sesuatu dari sakunya secara diam-diam, dengan cepat memukul tangan Vira yang memegang pistol lalu mencapkan pisau lipat di bahu gadis itu, "Arghhh"

Dorrr

Suara tembakan saling bersahutan, Vira masih bisa menahan sakitnya, menginjak kaki Fathir yang ingin mengambil pistol yang terjatuh, langsung mengambil nya.

Bruggg

Ia menendang tubuh Fathir sampai terjatuh dan mengarahkan pistol.

Dorrr

Tembakkan itu hampir mengenai kepalanya, "Jangan bermain-main denganku" Desis Vira lalu mencabut pisau yang masih menancap di bahunya, lalu menusukkan nya pada dada Fathir.

"Arghhhhh"
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
Dukungan kalian adalah semangatku, jadi jangan lupa Vote byeeee

The Fight [END]Where stories live. Discover now