4

122 11 3
                                    

"Kau tahu apa yang telah dia
lakukan pada istriku, Om?" tany
Ken bernada lirih. Wira tak menjawab. Dia hanya menaikkan kedua bahunya seraya menggeleng samar.

"Mereka telah merencanakan untuk menghancurkan istriku. Kali ini dia tidak berperan sendiri, dia bersama beberapa orang lainnya. Bahkan salah satu diantaranya adalah calon suami Anna yang juga merupakan mantan kekasih istriku." Ken kembali menjelaskan. Wajah Ken berubah menjadi merah padam menahan
amarahnya yang terasa sesak didada dan matanya mulai berkaca kaca menatap pada satu arah. Ken menarik nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan.

"Bahkan saat ini istriku terbaring lemah di rumah sakit atas perbuatan keji mereka. Kau tahu om? Calon suami Anna yang memangsa istri ku secara biadab hingga istriku mengalami pendarahan dan keguguran saat ini." Ken tampak menahan amarahnya yang sudah berada diubun ubun.

"Baik, aku telah mengerti. Apa Papanya mengetahui ini?" tanya
Wira.

"Aku tidak tahu persis. Mungkin
saat ini sudah."

"Ternyata sikap ambisiusnya tak
pernah berubah sejak dulu, warisan dari papanya. Bahkan sikapnya itu juga yang telah memberikan jarak yang sangat jauh pada keluarganya sendiri, seperti yang di lakukannya padaku dulu," ucap Wira.

"Aku menyesal telah mengenal mereka, terlebih pada Olivia."Demi apapun Ken ingin menghapus semua hal yang berkaitan dengan Olivia dimasa lalu.

"Aku sudah pernah memperingatkanmu saat itu. Tapi sudahlah, biarkan mereka mendapatkan hukumannya saat ini." Menepuk pundak Ken seolah memberi semangat pada laki laki yang sedang berduka itu.

"Jadi, apa kau sudah melakukan visum pada istrimu?" tanya Wira. Ken mengangguk cepat.

"Ya, hasilnya akan keluar satu minggu
lagi jika tidak ada kendala."

"Aku sangat mengharapkan bantuanmu, Om. Hanya kau yang
bisa membantuku untuk menjebloskan mereka kepenjara
hingga mereka membusuk di dalam sana."

"Aku akan selalu berada dibaris
yang benar. Kau jangan khawatir, aku yang akan mengurus Semuanva,"

"Terima kasih, Om."

Wira Mahesa, seorang pengacara
yang handal dan sukses di bidang
kasus pidana dan perdata, bahkan
namanya telah lama melalang buana diranah hukum bahkan dia juga terkenal hingga ke manca negara karena sikapnya yang profesional dan tak pernah pandang bulu dalam masalah menegakkan keadilan. Wira juga membantu untuk masyarakat
kurang mampu yang membutuhkan jasanya tanpa meminta imbalan sepeserpun asalkan itu menyangkut
kebenaran. Wira merupakan saudara kandung beda ibu dari papa Olivia, yang artinya adalah paman dari Olivia. Karena keangkuhan keluarga
Olivia, Wira harus rela terkucilkan dari keluarga mereka karena dirinya saat itu masih menjadi pengangguran dan dianggap tak layak masuk dalam keluarga mereka. Saat itu Wira masih
berusia 25 tahun, sejak saat itulah Wira bertekad untuk menjadi pengacara sukses, hingga akhirnya
di usia yang memasuki 32 tahun Wira berhasil mewujudkan impiannya dan membuktikan pada orang orang yang pernah merendahkannya bahwa dia bisa lebih sukses dari pada mereka
semua yang mengucilkannya saat itu.

***

Hari ini tepat pukul sembilan pagi,
setelah nemastikan Zella telah rapi dan wangi, karena bagaimanapun Zella tetap harus tampak segar walau masih terbaring tak sadarkan diri, Ken ingin jika istrinya terbangun dari
tidurnya dia akan merasa bahwa saat ini tak ada yang mengucilkannya ataupun menyalahkannya dalam situasi saat ini.

Kemudian, Ken bergegas melajukan mobilnya membelah jalanan ibu kota untuk segera menuju ke kantor polisi tempat dimana para pelaku kejahatan
yang menimpa istrinya ditempatkan sementara. Ken mengambil ponselnya, untuk menghubungi Wira. Tak perlu menunggu lama, panggilan
akhirnya tersambung.

REVENGEWhere stories live. Discover now