42

70 12 0
                                    

Mobil berlogo bintang tiga dengan harga yang sangat fantastis itu
berjalan menembus keheningan
jalanan ibu kota. Ken masih terlihat begitu rapi dan tampan dengan jas yang menempel di tubuhnya, sangat
berbanding terbalik dengan penampilan Joy yang apa adanya dengan setelan baju tidur celana pendek setengah paha dan rambut
yang di gulung ke atas, Membuatnya terlihat jauh dari kesan elegan. Tapi semua itu tidak serta merta menutupi aura kecantikan alami yang di milikinya.

Setelah insiden tak sengaja yang tertangkap basah oleh Frans beberapa menit yang lalu. Ken akhirnya mengajak Joy untuk pergi mencari makanan, karena perut Joy yang terasa lapar.

"Ini mau kemana sebenarnya, An? Dan kau kenapa masih berpakaian seperti ini?" tanya Joy sembari mengetuk jemarinya di kaca jendela mobil.

"Sampai," sahut Ken singkat. Mobil yang berada di bawah kendali Ken sendiri berhenti di depan sebuah restoran cepat saji yang buka dua puluh empat jam di kawasan yang sama dengan hotel tempat Joy menginap. Hanya memakan waktu sepuluh menit untuk sampai di sana.

"Restoran cepat saji?" Joy mengerutkan dahi sembari memalingkan wajahnya ke samping jendela kaca mobil. Sikap dingin Ken membuat Joy seperti sedang berbicara pada tembok yang tidak bisa menjawab seluruh pertanyaan yang keluar dari mulutnya.

Ken bergegas turun dari dalam mobil, sebelumnya dia memberi isyarat melalui tatapan dan gerakan kepalanya, agar Joy mengikuti pergerakannya. Joy memasang wajah masam dengan bibir yang sedikit
mengerucut. Tanpa menunggu lama, dia pun turun dan mengekori Ken dari belakang. Beruntung tak banyak orang di sana, jika tidak ia akan merasa malu karena penampilannya.

Tak butuh waktu lama untuk keduanya menunggu makanan yang telah di pesan oleh Ken. Dua piring hamburger spesial berukuran besar, sepiring penuh kentang goreng serta dua botol air mineral telah terhidang di atas meja keduanya.

"Haa? Apa kau tidak salah pesan, An?" tanya Joy dengan mata terbelalak melihat ke arah piring yang tersaji di hadapannya. "Kau pikir aku ini apa?"
Ken menipiskan bibirnya sedikit, lalu mengambil garpu dan pisau untuk memulai menyantap hamburger berukuran besar itu.

"Kau harus banyak makan, Joy. Aku tidak ingin melihat istriku terlalu kurus," goda Ken dengan wajah datarnya.

Joy yang baru saja ingin memotong hamburger, tiba tiba menghentikan pergerakan tangannya. Tatapannya semakin menunduk mendengar kata istri yang Ken selipkan dalam ucapannya. Ada rasa tak biasa yang
menyelinap masuk kedalam hatinya. Ia pikir saat ini wajahnya sudah merona karena malu.

Dari tempat duduknya, Ken menyunggingkan bibirnya karena tingkah Joy yang selalu malu saat dia goda. Berbeda dengan Joy, Ken justru sumringah dan merasa puas. Tidak tahu jelas apa alasannya.

Keduanya menyantap dengan lahap, baik Joy maupun Ken kelihatannya sama sama sedang lapar dan sangat menikmati makanan itu hingga tak
mengeluarkan suara sedikit pun.

"Oh, perutku kenyang sekali," ucap Joy seraya menyandarkan tubuhnya di kursi. Tak lupa tangannya mengelus elus perutnya yang terasa penuh dengan kentang goreng dan hamburger.

Ken memfokuskan matanya pada isi di atas piring yang masih tersisa. Tidak cukup banyak, hanya setengah kentang goreng dan sepotong hamburger.

"Kau yakin tidak ingin menghabiskannya?" tanyanya pada Joy. Gadis itu menggelengkan kepalanya cepat.

"Tidak tidak. Perutku sudah tidak muat lagi untuk menampung ini semua. Hah.." Joy menghela nafas kasar dengan mata yang terpejam dan kepala yang menengadah ke atas.

Spontan Ken terkekeh pelan melihat tingkah gadis itu seperti kodok kekenyangan. Gadis bertubuh ramping itu ternyata memiliki daya tampung makanan yang tidak sesuai dengan ukuran tubuhnya yang terlihat mungil di mata Ken. Beberapa menit kemudian, keduanya meninggalkan restoran cepat saji itu dan masuk kembali ke dalam mobil.

REVENGEWhere stories live. Discover now