48

78 12 2
                                    

Pesta telah usai dan berjalan lancar. Tidak ada kerabat dan keluarga yang tinggal di sana. Baik Kai mau pun Nata, mereka memutuskan untuk berangkat ke Jakarta kembali sore itu juga. Begitu pula dengan Anna dan Lucia. Dua perempuan yang berpura pura tidak memiliki hubungan darah dengan Ken juga memutuskan untuk menghilang dari villa setelah memastikan tidak ada kejadian yang bisa membuat Joy celaka.

Hanya tersisa dua bodyguard yang
selalu siap siaga mengawasi Joy serta beberapa pelayan rumah tangga dan beberapa orang orang dekorasi yang sedang merapikan beberapa tempat yang di gunakan untuk acara pesta pernikahan.

Meninggalkan mereka yang sedang bekerja, Joy dan Ken kini telah berada di dalam kamar. Rasa lelah terlihat sekali di wajah keduanya. Meski pun begitu, tidak sebanding dengan kebahagiaan yang Joy rasakan. Entah dengan Ken. Apakah dia merasakan hal yang sama, atau justru sebaliknya.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Ken bergegas masuk ke dalam kamar mandi dengan membawa pakaian di tangannya. Joy berfilkir jika suaminya itu sedang merasa
lelah, karena itulah dia tidak mengajaknya berbicara setibanya mereka di kamar.

Sambil menunggu sang suami, Joy duduk di kursi yang berhadapan langsung pada meja rias yang super besar, ia menghapus riasan di wajahnya, menyisir pelan rambutnya untuk memudahkannya saat berkeramas nantinya. Karena masih terlalu malu untuk membuka gaun
panjangnya di sana, Joy berpikir untuk membukanya nanti di dalam kamar mandi. Bisa atau tidaknya dia membukanya sendiri, yang jelas ia masih tak ingin sang suami melihat seluruh tubuh mulusnya nanti.

"An-" Belum selesai Joy mengucapkan sesuatu, Ken sudah terlebih dahulu menyela.

"Malam ini aku masih ada pekerjaan penting, kau istirahat saja. Tidak perlu menungguku pulang." Berjalan melewati Joy begitu saja dengan ekspresi datarnya. Joy berdiri dari duduknya. Menatap Ken dengan dahi berkerut.

"Mau kemana?" tanya Joy seraya mengekor dari belakang.

"Bukan urusanmu!" Ken menjawab dengan ketus. Berbeda dari sebelumnya. Meski pun terkesan dingin, tapi nada bicaranya tidak pernah seperti ini. Joy sampai bertanya tanya, apa ada yang salah dengan dirinya hingga suaminya bersikap ketus.

"Tapi-"

"Cukup." Ken berbalik badan menatap Joy dengan tatapan setajam mata pisau.

"Jangan urusi aku!" Jujur, Joy terkejut hingga tertegun mendengar kalimat yang terlontar dari mulut laki laki yang sudah menjadi suaminya itu.

Ken pergi tanpa memberi tahu arah dan tujuannya. Tidak peduli dengan Joy yang mematung menatap kepergiannya di balik daun pintu.

Sudahlah. Joy tidak ingin berpikir buruk tentang perkataan Ken beberapa detik yang lalu. Mungkin suaminya itu memang sedang dalam suasana hati yang tidak baik. Bisa saja, karena pekerjaan Ken yang tidak bisa di pungkiri sibukannya. Apa lagi Ken sering turun tangan sendiri dalam mengurus beberapa masalah yang menyangkut perusahaannya.

"Tidak apa apa, Joy. Kau harus lebih memahami lagi seperti apa suamimu dan pekerjaannya itu." Joy mencoba untuk menghibur dirinya sendiri dan meyakinkan bahwa tidak akan ada yang berubah dari Ken kedepannya.

Joy bergegas membersihkan dirinya. Setelah mengeringkan rambutnya, dia memilih untuk merebahkan tubuh indahnya di kasur empuk beralaskan kain sutra yang begitu halus dan lembut, melupakan semua perkataan dan sikap suaminya.

*****

Suara nada dering panggilan yang berasal dari ponsel Joy, membuat perempuan berparas cantik itu tersentak bangun dari tidur malamnya yang tidak begitu nyenyak. Dengan tangan yang masih lesu, ia mengambil benda pipih persegi panjang itu dan menggeser tombol hijau untuk menyambungkan panggilan tersebut.

REVENGEWhere stories live. Discover now