33

64 11 0
                                    

Ken terlihat uring uringan di dalam kamar miliknya sejak pagi tadi. Setelah insiden kecil yang terjadi antara dirinya dan Joy tiga hari yang lalu, Ken di buat susah untuk tidur atau pun fokus pada pekerjaannya. setiap kali berpikir tentang Joy, kepalanya terasa sakit, jantungnya akan berdebar cepat dan seluruh aliran darahnya terasa terbakar. Entah apa namanya. Tapi, sungguh, Ken merasa ada yang berbeda dari sebelumnya.

dengan jempol tangannya. Seolah masih terasa bagaimana lembut dan manisnya bibir Joy. Meski pun keduanya tidak sampai melakukan ke tingkat yang lebih dalam, sialnya Ken menikmatinya.

"Argh! Menyingkirlah dari ingatanku!" Ken melempar bantal yang sebelumnya menjadi penyangga kepalanya. Berhasil menghilangkan bayang bayang kejadian itu, Ken justru kembali teringat pada rekaman
video yang dikirim Frans beberapa
hari lalu. Video yang menampilkan
aktivitas Joy dan Aiden selama menonton di bioskop.

Berbeda saat bersamanya, Joy tampak begitu bahagia dan lebih sering tertawa lepas bersama Aiden. Sepertinya, Joy merasa sangat nyaman berada dengan laki laki itu. ken tidak menyukai itu! Joy tidak boleh mendapati sosok orang yang
bisa membuatnya merasa nyaman.
Itu akan berpengaruh buruk dengan rencana yang akan dia jalankan.

"Aku akan membuatmu jatuh cinta
denganku, Joy," ucapnya dengan
penuh kepercayaan. "Setelah itu, aku akan dengan mudah melemparmu tinggi tinggi dan menjatuhkanmu sesuka hatiku. Aku juga akan memberitahumu, bagaimana rasa sakit kehilangan Orang yang kau cintai. Bukan hanya itu, aku akan melakukan banyak hal yang bisa menghancurkan mental dan batinmu!"

Ken kemudian tertawa mengerikan. Sangat mengerikan dengan sorot mata tajam juga nyalang. Hatinya sudah di penuhi dengan rasa dendam yang membara. Tapi, di sudut yang
paling dalam, ada sesuatu yang tak bisa Ken artikan mengenai perasaan yang aneh itu.

"Tidak bisa. Aku yang akan menguasainya. Ya, hanya aku yang boleh." Ken bergegas turun dari atas
kasur. Mengambil beberapa pakaian dari dalam lemari dan mengenakannya dengan rapi.

Melupakan keberadaannya dalam
satu pekarangan yang sama dengan Joy, Ken melangkah keluar dari dalam paviliun tanpa melihat terlebih dahulu kearah sekitar melalui cctv yang tersambung di layar MacBook
miliknya. Ken berjalan memutar melalui samping. Baru saja dia sampai di area depan villa, tiba tiba
terdengar suara pintu terbuka dari
dalam. Ken membatu di tempat.
Ingin berbalik badan dan mencari
tempat persembunyian, sayangnya
Suara seseorang telah terlebih
dahulu menyapanya.

"Andra ...." Suara itu milik Joy. Satu satunya orang yang manggilnya dengan sebutan berbeda.

Perempuan itu menatap Ken dengan ekspresi penuh tanya dan sedikit terkejut. Wajar saja. Setahu Joy Ken tidak mengetahui alamat tempat tinggalnya saat ini. Dan itu menjadi alasan yang kuat di balik ekspresi Joy.

"Kau kemari?" tanya Joy. Ken memperlihatkan wajah tenangnya sebaik mungkin. Melemparkan senyum pada Joy untuk menghindari kecurigaan perempuan itu.

"Ya. Aku ingin menemuimu, Joy."

"Kau tahu dari mana alamat
tempat tinggalku?"

"Dari Kai. Dia sempat bertanya pada salah satu laki laki yang bekerja denganmu, saat kau pingsan malam itu. Rencananya, kami berniat membesukmu, tapi belum ada kesempatannya.

"Oh begitu." Joy tampaknya tidak menaruh curiga sedikit pun. Semua ucapan Ken terdengar masuk akal dan tidak ada alasan untuknya menaruh rasa curiga.

"Kau mau ke butik?" tanya Ken mengalihkan pembicaraan. Joy menggelengkan kepalanya. Kemudian berjalan mendekati Ken.

"Aku akan mencari beberapa bahan untuk merancang gaun pesanan klienku." Kesempatan emas. Ken akan
memanfaatkan waktu itu untuk
kembali menjalani permainannya.
Membuat Joy perlahan jatuh cinta padanya dan merasa nyaman hingga bergantungan padanya. Dengan begitu, tidak akan ada celah bagi Joy untuk memikirkan laki laki lain sebagai tempatnya bersandar.

REVENGEWhere stories live. Discover now