29

67 12 1
                                    

Tiga hari berada dirumah sakit nyatanya semakin membuat kondisi Joy semakin buruk. Bukan kesehatannya, melainkan moodnya yang berantakan. Pagi ini Joy sudah berada dikamar pribadinya. Tempat ternyaman yang dia rasakan semenjak berada di kota tersebut.

Joy membuka ponsel miliknya. Ada beberapa pesan masuk yang belum sempat dia baca sejak kemarin. Hampir semua yang mengirim pesan merupakan klien baru Joy yang ingin mengatur jadwal untuk bertemu. Tapi, bukan itu yang Joy prioritaskan.
Ada dua kontak yang mengalihkan fokusnya. Pertama, satu kontak dengan nama yang dia buat sendiri. Kedua, pesan dari nomor yang belum dia simpan. Joy memilih membaca pesan dari Aiden terlebih dahulu.

[Joy, aku akan kembali ke Jakarta empat hari lagi. Jika kau memiliki
waktu luang, aku ingin mengajakmu pergi. Sekedar jalan jalan atau nonton bioskop, jika kau tidak keberatan. Tapi, aku sedikit memaksa. Dan aku
serahkan padamu untuk menentukan waktunya.]

Bibir Joy mengembang sempurna. Pesan yang di kirim Aiden untuknya menjadi kabar pertama yang berhasil
membuatnya kembali bersemangat
untuk menjalani hari.

"Pesan ini dia kirim kemarin"
Artinya, masih tersisa dua hari lagi
sebelum dia berangkat ke Jakarta,"
ucap Joy pada dirinya sendiri.

Segera jari jari lentik Joy bergerak
lincah di atas layar ponsel untuk
membalas pesan dari Aiden.

[Besok, jam 4 sore aku tunggu di
butik.]

Kemudian dia mengirim pesan
tersebut. Setelahnya, Joy membuka pesan yang tak memiliki nama di kontaknya, kemudian matanya dengan teliti membaca isi yang tertera di dalamnya.

"Andra?" katanya setelah membaca
isi pesan tersebut. Dahi Joy berkerut. Dia mengulang membaca beberapa kali. Seolah ingin meyakinkan pesan tersebut benar benar di kirim oleh Andra.

Sebelumnya Andra memang meminta nomor ponselnya. Tapi, ini kali pertama dia mengiriminya pesan. Sebelumnya, saat mengatur lokasi makan malam, justru Kai lah yang menghubunginya.

[Maaf, aku belum bisa mengunjungimu di rumah sakit. Aku turut bersedih atas apa yang kau alami. Aku ingin mengajakmu makan malam berdua, sebagai permintaan maafku karena sudah membuatmu bersedih saat terakhir bertemu. Kalau kau sudah merasa baikan, aku bisa menjemputmu besok atau lusa.]

"Kenapa bisa kebetulan seperti ini?" Joy terkekeh pelan saat melihat waktu pengiriman yang hanya berbeda dua puluh menit setelah Aiden mengiriminya pesan.

"Mereka berdua ingin makan malam denganku. Apa yang harus aku lakukan? Tidak mungkin kan aku mengajak mereka berdua di waktu yang sama?" Joy menggelengkan kepalanya.

Suasana pasti akan berubah canggung jika menggabungkan dua orang dengan watak yang berbeda dalam pertemuan yang Sama. Setelah menimbang dengan baik. Joy akhirnya mengambil keputusan. Dia kembali mengetikkan sesuatu pada layar ponselnya untuk membalas pesan yang Ken kirim untuknya.

Tanpa menunggu balasan dari dua laki laki itu. Joy bergerak turun dari atas kasur, meninggalkan ponsel miliknya dan berjalan menuju lemari pakaian. Joy mengganti pakaian miliknya dengan pakaian renang. Sudah lama sekali dia tidak melakukan aktifitas yang biasanya rutin dia lakukan saat berada di Australia. Salah satu olahraga yang paling dia gemari selain lari pagi. Kebetulan, cuaca pagi hari sangat cerah. Sangat mendukung untuk dia melakukan olahraga air tersebut.

Sementara di tempat yang berbeda. Ken baru saja mengakhiri sesi sarapan paginya sendirian, tanpa Kai. Sahabatnya itu sudah kembali ke Jakarta semalam, untuk menghadiri pertemuan penting hari ini. Ken yang biasanya selalu di temani sekretaris pribadinya, kali ini harus mengurus semua pekerjaannya sendirian, seraya memantau perkembangan Joy melalui rekaman cctv aktif yang tersambung di ponselnya.

REVENGEWhere stories live. Discover now