14

92 16 2
                                    

Seorang perempuan berusia dua
puluh lima tahun berjalan dengan
gelisah sepanjang koridor rumah sakit. Wajahnya yang tampak lelah, serta matanya yang sembab menandakan jika perempuan itu sedang dalam keadaan tidak baik baik saja.

Rambut panjangnya yang hitam dan lurus tergerai. Menggunakan v-neck top cardigan berlengan panjang, celana ripped baggy jeans longgar dan dipadukan dengan sepatu kets. Perempuan itu dengan mudah membawa tubuhnya hingga sampai di sebuah ruangan perawatan khusus yang menjadi tempat beristirahat seorang narapidana didalamnya. Nyaris saja kakinya masuk kedalam ruangan itu, jika tidak dengan cepat seorang laki laki yang berjaga disana menghadangnya.

 Nyaris saja kakinya masuk kedalam ruangan itu, jika tidak dengan cepat seorang laki laki yang berjaga disana menghadangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kamu siapa?" tanyanya dengan wajah yang serius.

"Aku Joy. Joy Gabriela Maheswari" sahut perempuan itu dengan tatapannya yang sendu.

"Ada perlu apa kemari? Apa hubunganmu dengan pasien di dalam?" Laki laki itu kembali
bertanya.

"Aku ingin menemui kakakku di dalam. Namanya Axel Geofredo Maheswara" Perempuan yang
diketahui bernama Joy itu menjawab dengan baik. Tidak ada perlawanan apa pun yang dia lakukan. "Biarkan aku masuk, aku ingin menemui kakakku," sambung Joy dengan mata yang telah berkaca kaca. Laki laki itu memutar pergelangan tangannya untuk melihat jarum jam yang bergerak.

"Hanya lima belas menit," ucapnya. Joy ingin protes, tapi rasa rindunya pada sang kakak sudah sangat besar. Alhasil, dia hanya bisa menganggukkan kepalanya saja.

"Masuklah." Laki laki itu memutar
gagang pintu hingga terbuka. Begitu langkah kaki Joy sampai di dalam ruangan, matanya langsung terfokus pada sosok laki laki yang terbaring lemah di atas ranjang pesakitan. Air matanya menggenang dipelupuk mata melihat tubuh yang dulu kekar,
kini susut dan nyaris meninggalkan kulit dan tulang saja.

"Kak," sapanya dengan suara bergetar.

Axel membuka matanya perlahan. Netra coklat keduanya saling
bertumbuk. Tidak bisa di pungkiri,
kesedihan dan kerinduan yang mendalam terpancar jelas dari
mata kedua kakak beradik itu.

"Joy, adikku." Axel berusaha untuk beringsut duduk, tapi segera di halau oleh Joy yang segera memeluk tubuh Axel dalam posisinya yang berbaring.

"Kenapa jadi seperti ini, Kak?" Air mata Joy tak terbendung lagi. Dia menangis tersedu di dalam pelukan Axel. Kakak satu satunya yang dia
punya, kini harus berjuang melawan takdir hidup yang sangat rumit. Joy memang tidak tahu sepenuhnya mengenai pemerkosaan yang Axel lakukan pada Zella hingga merenggut
nyawanya. Dia hanya mendengar
selentingan dari beberapa saudara jauh yang sempat menolak dirinya
untuk berkunjung dan menginap
dikediaman mereka.

Axel berusaha untuk tidak menangis dan terlihat tegar. Dia tidak ingin semakin membuat sedih adiknya. Karena dia tahu Joy tipe perempuan yang sangat lembut hatinya dan mudah menjadikan segala sesuatu
masalah menjadi beban yang akan
dia tanggung dalam waktu yang cukup panjang.

REVENGEWhere stories live. Discover now