40

70 13 1
                                    

Kenandra nyaris tak berkedip melihat sosok perempuan yang baru saja muncul di hadapannya. Perempuan yang sangat tidak asing baginya, bahkan nyaris setiap waktu mereka bertemu jika dirinya tidak berada di luar kota.

'Apa lagi ini? Jadi, Kai bersama Anna disini? Dan rekan bisnis yang Joy maksud itu Anna?' Ken membatin. Penuh tanya. Joy menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Kau mengenalnya, Anna?" tanyanya.
Awalnya Anna ragu untuk menjawab. Senyum tipis di bibirnya cukup menjadi pertanda bahwa dirinya mengenali laki laki yang di kenal Joy bernama Andra itu. Tapi, detik setelahnya kepalanya menggeleng penuh keyakinan.

"Ah, sayang sekali. Aku tidak mengenalnya," dusta Anna. Diam diam Ken menghela napas lega. Nyaris saja penyamarannya terbongkar, jika Anna tidak memilih untuk membungkam mulutnya. Sepertinya, setelah ini dia harus menuntut banyak pertanyaan pada adik kandungnya itu.

"Oh iya, Andra. Perkenalkan, dia Anna pemilik butik yang terkenal itu. Dia juga menawarkanku untuk bekerja sama." Joy tersenyum menatap sorot mata Andra yang mengarah pada Anna. Sepertinya Joy akan terbiasa dengan tatapan mengerikan Ken. Alhasil, perempuan itu sama sekali
tidak menaruh curiga apa pun pada Ken dan Anna.

"Andra." Ken mengulurkan tangan
seadanya.

"Anna." Menyambut uluran tangan
kakak kandungnya. Senyum smirk
Anna benar benar memancing
emosi Ken.

'Ah, Mas. Sepertinya kau akan mendapat masalah jika terus menatapiku sinis seperti itu,' batin
Anna mengejek Ken.

Tampaknya situasi mulai menyulitkan untuk Ken. Di sampingnya Joy sedang menganggukkan kepalanya seraya tersenyum tipis. Sepertinya moodnya sedang baik hari ini. Bisa jadi karena dirinya di kelilingi oleh orang orang yang baru dia kenal. Kecuali, Aiden yang telah bertahun tahun mengenalnya.

Namun, beberapa menit yang lalu Aiden harus memisahkan diri karena ada urusan penting yang tidak bisa dia tinggalkan. Tersisa empat orang yang sebenarnya saling memiliki hubungan yang sangat dekat. Terkecuali Joy yang baru saja mengenal ketiganya.

Joy dan Anna terlibat obrolan santai. Anna juga tak terlalu memperdulikan Ken yang terus memberi isyarat melalui tatapannya agar Anna mengakhiri pertemuan mereka. Untuk Kai? dia hanya mengamati dan ikut menyela sesekali obrolan dua
perempuan itu.

"Kita harus pulang, Joy," ajak Ken setelah hampir lima belas menit
membiarkan Anna terus bertanya
sesuatu yang bisa menjebaknya.

"Ha?" Joy menoleh, sebenarnya ingin protes. Tapi, melihat wajah Ken yang sangat tidak bersahabat, membuatnya menganggukkan kepala spontan. Tanpa berniat permisi pada Anna dan Kai, Ken berdiri mendahului Joy kemudian menggenggam tangannya dan menariknya pelan utuk mengikuti langkah kakinya.

"Aku permisi. Terima kasih sudah menemuiku," ucap Joy sebelum benar benar pergi dari hadapan Kai dan Anna. Untuk menghindari kecurigaan Joy, keduanya menaiki mobil yang di bawa oleh kedua bodyguard Joy.

Sepanjang perjalanan menuju hotel. Ken tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Hanya deheman dan anggukan kepala sebagai simbol jawaban saat Joy bertanya sesuatu padanya. Joy sampai bingung sendiri, kenapa Ken bersikap seperti itu.

"An? Kau tidak apa apa?" tanyanya
memberanikan diri. Awalnya Ken tidak berniat menjawab atau pun sekedar berdehem. Tapi, karena tangan Joy yang terus menerus menyentuh wajahnya dengan jari
telunjuk, membuat Ken akhirnya
menoleh dan menatapnya. Mendapat tatapan seperti itu, ternyata membuat Joy salah tingkah dan tersenyum canggung.

"K-kau, baik baik saja?" Joy mengulang pertanyaannya.

"Tidak," sahut Ken singkat.

"Ada masalah pekerjaan? Atau-"

REVENGEWhere stories live. Discover now