51

200 18 7
                                    

Satu minggu berlalu. Joy menjalani rutinitas seperti biasanya. Semenjak resmi menikah dengan Ken, tidak ada hari spesial baginya. Semua terasa sama dan justru semakin hambar. Selain kamar tempat ternyamannya saat ini adalah butik tempatnya bekerja. Padahal, sudah hampir setengah hari dia menghabiskan waktunya di luar villa. Tapi, rasanya dia tidak ingin cepat cepat sampai di villa yang kini sudah di tempati oleh Ken juga.

Joy memutar otaknya, dia mencari cara agar bisa menghindar dari Ken beberapa jam lagi. Meski pun dia sendiri tidak tahu, apakah suaminya itu berada di rumah atau tidak.

"Frans." sapa Joy dari tempat duduknya. Frans menggerakkan kepalanya ke samping sebagai isyarat babhwa dirinya menghargai istri sang tuan mudanya itu.

"Iya, Nona." sahutnya.

"Aku lupa membeli beberapa make up dan perlengkapan mandiku. Bisa kita putar arah lagi? cari swalayan atau mini market. Tapi sepertinya lebih lengkap di mall saja." Menampilkan wajah memelasnya. Ia harus membuat kedua bodyguard itu percaya dengan alasan yang dia buat.

"Maaf, Nona. Tapi tuan Andra berpesan untuk langsung pulang," ucap Frans.

"Sebentar saja. Aku hanya ingin membeli perlengkapanku saja."

"Maaf, Nona. Aku tidak bisa melanggar perintah tuan Andra." Joy masih ingin berusaha mencari cara lain. Pokoknya dia ingin menambah beberapa jam lagi untuk berada diluar. "Sekalian aku ingin membeli makanan untuk suamiku. Dia pasti akan senang," dusta Joy.

"Tidak bisa, Nona. Kita harus langsung pulang." Frans tetap pada pendiriannya. Sepertinya dia tidak akan terpengaruh dengan alasan yang Joy berikan.

"Kalau begitu, antar aku ke salon saja. Aku mau treatment." Suara Joy sudah mulai ketus. Kesabarannya mulai luntur karena selalu mendapat penolakan dari Frans.

"Nona. Aku tidak ingin mendapat masalah dengan tuan muda. Aku-"

"Kau itu sebenarnya bekerja untukku atau untuk suamiku? Bukannya kakakku memerintahkan kalian berdua untuk menjaga dan melindungiku? Seharusnya, kalian itu mendengar kataku, bukan suamiku!" Habis sudah kesabaran Joy. Dia tidak bisa lagi menahan diri untuk tidak marah.

"Tentu saja kami bekerja untukmu, Nona." Padahal dalam hati Frans sudah mengakui jika dirinya bekerja atas perintah Ken.

"Kalau kalian tidak ingin mengantarku. Biar aku naik taksi saja!" Joy sudah siap untuk membuka pintu mobil. Kebetulan pintu tidak dikunci otomatis oleh Leo. Alhasil suara pintu yang akan terbuka terdengar sampai telinga Frans dan Leo. Membuat kedua bodyguard itu panik.

"Tutup pintunya Nona," pinta Frans seraya mengubah posisinya hingga menghadap kebelakang.

"Biar aku lompat saja!" ancam Joy. Padahal jantungnya sudah berdetak cepat karena takut untuk melakukannya. Tapi demi melancarkan keinginannya dia harus terlihat meyakinkan.

"Stop, Leo!" ucap Frans. Seketika mobil terhenti. Dengan cepat Frans menahan tangan Joy agar tidak membuka lebar pintu mobil tersebut.

"Baik, Nona. Aku akan mengantarmu. Tolong tutup dulu pintu mobilnya." Joy tersenyum tipis sekali. Nyaris tidak terlihat. Dia bahkan berteriak puas dalam hati, karena telah berhasil membuat Frans merubah keputusannya.

"Kau bohong!" ucap Joy masih dalam mode merajuk.

"Tidak, Nona. Aku tidak akan berbohong. Tutup pintunya." pinta Frans kembali.

Joy akhirnya menutup pintu mobil kembali. Dia sempat was was jika Frans tidak akan menepati ucapannya. Dia juga sudah bersiap untuk tetap membuka pintu mobil, sampai akhirnya mobil yang di kemudikan oleh Leo berputar arah. Saat itulah Joy baru bisa percaya dan bernapas lega.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 17, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

REVENGEWhere stories live. Discover now