10

98 10 2
                                    

Seperti biasanya, Anna selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi makam Kakak ipar tersayangnya. Kali ini Anna pergi sendirian tanpa ditemani Ken atau
pun sopir yang biasa mengantarnya.

Sebelum kembali kerumah, Anna terlebih dahulu akan mengunjungi
butik miliknya yang berada di kawasan mall terbesar di Jakarta. Tidak ada yang salah awalnya. Semua berjalan lancar seperti biasanya. Anna juga sempat menerima telfon dari Ken, yang mengatakan jika dia ingin bertemu dengan Anna karena ada sesuatu hal yang ingin dia sampaikan. Tapi, dia tidak ingin berbicara melalui telfon.

Belum sempat Anna menginjakkan kakinya di dalam butik miliknya. Tiba tiba saja dia merasa seperti sedang di ikuti dari belakang. Beberapa kali Anna menoleh kebelakang sampai akhirnya, dia yakin jika dua orang berpenampilan mencurigakan sedang mengawasi gerak geriknya.

Anna melebarkan langkahnya, dia ingin segera kabur dan sampai kedalam butiknya dengan cepat. Sayangnya satu orang diantaranya sudah terlebih dahulu yang
menarik tubuh Anna dan menyodorkan sebuah pisau lipat
yang sangat tajam di sela sela kulit
leher Anna.

"Jangan bergerak, atau kutarik pisau ini hingga merobek kulit lehermu," ancam laki laki itu seraya membawa tubuh Anna menepi ke dinding.

"A-ada a-apa ini?" ucap Anna terbata.

"Ikuti aku dan jangan berontak,"
perintahnya lagi. Anna yang terlanjur ketakutan hanya bisa mengangguk patuh. Keringat halus bahkan sudah
mbasahi dahinya. Padahal suhu disana dingin. Meskipun begitu Anna juga mencuri curi pandang untuk melihat keadaan sekitar yang kebetulan jauh dari keramaian. Anna sangat takut. Dia berharap jika ada seseorang yang bisa melihat kejadian yang sedang dia alami.

Jackpot. Di ujung sana mata Anna menangkap kehadiran sosok laki laki berperawakan tinggi dan wajah yang sangat tampan. Dia tidak akan menyiakan kesempatan itu. Dengan sisa sisa keberanian yang dia miliki, Anna segera berteriak.

"Mas Ken, to-" Anna menghentikan teriakannya saat merasakan dinginnya mata pisau yang telah bersentuhan dengan kulit lehernya.

"Kurang ajar! Aku bilang jangan berteriak!" ucap laki laki yang tak
Anna kenali itu. Beruntung, Ken cepat tanggap begitu mendengar suara terialkan. Ken hapal betul suara adiknya. Dengan cepat dia berlari kearah suara untuk menyelamatkan Anna. Ken dan satu pria lainnya terlibat adu hantam dengan kemampuan masing masing yang sama kuatnya. Ken memperlihatlkan kemampuan bela dirinya yang tidak perlu di ragukan lagi, hanya dengan empat gerakan berbeda, pria itu mampu di lumpuhkan oleh Ken. Ken bergegas mendekati Anna dan pria yang yang sedang menodong adiknya.

"Lepaskan dia!" teriak Ken pada laki laki yang berhasil menyandera Anna.

"Berhenti, atau ..." Pria itu tersenyum sarkas, pisau lipatnya semakin menekan pada permukaan kulit Anna hingga meneteskan air kental segar berwarna merah dan membuat Anna meringis kesakitan.

"Mas, tolong aku," ucapnya penuh
harap.

"Hentikan itu. Katakan berapa
yang kau inginkan?" tanya Ken
tenang. Pria itu tertawa mengejek,

"Aku tidak membutuhkan uangmu. Aku hanya membutuhkan gadis cantik ini,"

"Cih, jangan harap." Tanpa Aba aba Ken maju dan menendang tangan pria yang sedang memegang pisau lipat hingga menjauhkan pisau itu dari leher Anna hingga terpental ke lantai.
Anna berusaha menendang kaki pria itu menggunakan sepatu hak yang cukup tebal yang sedang dia gunakan.
Satu kali tendangan tangan pria itu terlepas dari tubuh Anna. Sayangnya, Anna tak berhasil kabur dari pria itu karena kakinya yang tersandung hingga tersungkur.

"Anna." Ken berniat untuk menarilk tangan Anna, namun dengan cepat pria itu segera mengeluarkan senjata api rakitan miliknya dari balik celananya dan menodongkan tepat di kepala Anna.

REVENGEWhere stories live. Discover now