22

70 13 4
                                    

Ken membanting kasar buku rekening milik Joy di atas meja persegi yang berada di ruang keluarga. Wajah memerah dan rahang yang mengetat sempurna di tunjukkan Ken pada sekretaris pribadinya.

"Dari mana ini berasal? Kenapa begitu banyak uang tabungannya?" Roy diam. Dia tidak bisa memberikan jawaban pasti saat ini, karena dirinya belum mendapatkan informasi yang pasti. Roy juga tidak menyangka Joy memiliki pundi pundi rupiah sebanyak itu.

"Akan ku cari tahu segera Tuan muda" Hanya itu yang bisa Roy katakan.

"Aku tidak mau tahu, Roy. Bekukan semua rekening pribadi miliknya. Jangan sisakan satu rupiah pun," titah Ken tak terbantahkan.

"Baik, Tuan muda." Bukan tanpa alasan Ken meminta Roy melakukan itu. Dia tidak ingin Joy dengan leluasa
mempergunakan uang tabungannya apa lagi sampai berpikir untuk melarikan diri lagi. Ken akan memperketat pengawasan pada gadis itu setelah ini. Dia juga harus lebih berhati hati karena sepertinya Joy tipe perempuan yang tidak akan tinggal diam begitu saja. Meski pun terlihat lugu, tapi harus Ken akui jika Joy memiliki kepintaran di atas rata rata.

Setelah memberikan perintah pada Roy, Ken kembali menuju kamar utama untuk mengembalikan buku tabungan milik Joy ketempat semula. Dia tidak memindahkan satu barang pun dari tempatnya. Ken buru buru turun dari lantai atas, saat mengetahui jika perempuan yang kini menempati kamar utama itu sudah hampir tiba.

****

Melanjutkan kembali kegiatan
mengintainya. Malam ini Ken membuka rekaman cctv yang berasal dari dalam kamar utama Villa. Dari layar MacBook miliknya, Ken bisa melihat dengan jelas apa yang sedang di perbuat Joy di dalam ruangan luas itu. Meski pun terkesan tidak sopan tapi Ken tetap harus melakukan pengintaian. Tampak Joy sedang tidur tertelungkup di atas lantai kamarnya yang dilapisi karpet dengan satu tangan menyangga dagunya sedang tangan satunya memegang pena. Tidak terlalu jelas apa yang Joy tulis di atas kertas tersebut. Sesekali dia tersenyum, sesekali pula dia mengusap sudut matanya. Biar Ken tebak. Joy mungkin sedang menangis, mencurahkan isi hatinya dalam buku harian.

 Joy mungkin sedang menangis, mencurahkan isi hatinya dalam buku harian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Cih ... Dasar bocah!" umpat Ken
seraya tersenyum sarkas. Beberapa detik setelahnya Joy duduk ia menenggelamkan kepalanya di atas kedua lutut yang menjadi tumpuannya. Kedua bahunya berguncang hebat. Sepertinya saat itu Joy sedang menangis tersedu.

Sementara di dalam kamar utama villa. Joy melempar asal pena dan buku yang ada di tangannya ia merubah posisinya menjadi duduk dengan kedua kakinya meringkuk ke atas. Kepalanya kembali mendongak dengan kedua mata yang terpejam Beberapa kali Joy memukul dadanya. Air matanya terus mengalir tak tertahankan ia menatap lurus ke arah  foto keluarganya.

 Air matanya terus mengalir tak tertahankan ia menatap lurus ke arah  foto keluarganya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
REVENGEWhere stories live. Discover now