PROLOG

263 26 180
                                    

"Good Morning!" Sapa Pangeran dengan senyum riang pagi ini. Pria 32 tahun dengan seragam pilot yang ia pakai kini tengah melangkah masuk kedalam president room di perusahaan milik William, Ralat Milik Keluarga Cassano. Ia adalah Captain Pangeran Gemintang.

Ditangan kanan dan kirinya, ia membawa sebuah plastik transparan berisikan Cup Coffea hangat untuk tema teman nya.

"Dasar Annoying. Apa yang kau lakukan disini." Sinis Diego.

Diego Michiels Petrus, Mitra Bisnis sekaligus sahabatnya dan semua orang yang ada diruangan itu, pria yang menggunakan turtleneck hitam dengan kalung rantai yang melingkar pada lehernya benar-benar membuat kesan dingin dalam dirinya itu berbicara seraya menatap kearah Pangeran dengan tatapan tajam yang menusuk bak busur panah.

"Oh, Temanku.. aku datang membawakan sesuatu yang akan menyegarkan kalian kembali,"

"Kopi lagi?" Sahut seseorang yang sedang duduk santai berselonjor disebuah sofa berwarna merah, sofa yang langsung menghadap kesebuah jendela besar diruang itu. Memberikan pemandangan indah kota Milan, Italia pagi ini, dengan sebuah buku catatannya, pria dengan nama lengkap Albertus Pranata kini sedang menggambar sesuatu disana.

"Tenang saja. Aku membelikan mu Vanila Milk."

"Terimakasih, tapi harusnya kau belikan aku kopi dengan susu saja."

"Berhenti protes, kau tidak bisa minum kopi." Sinis Pangeran.

"Kapan kau sampai? Kenapa bisa tahu kami disini?" Sang Keturunan tunggal dari pemilik rumah sakit terbesar di Bangkok dan Farmasi terbesar di Italia mengerutkan keningnya.

Kelvin O Leary Wijnapan hanya menggunakan Polo Shirt putih yang terlihat santai saja bisa membuat dirinya begitu mewah di mata teman-teman, dan kini pria itu tengah fokus membuka satu persatu lembar majalah wanita yang ada di tangannya, alih-alih harus membantu temannya menyelesaikan pekerjaan.

"Aku membaca pesan di grub obrolan saat mendarat, lalu bergegas kemari setelah membeli kopi."

"Harusnya kau pulang dan beristirahat dengan nyaman di kasurmu yang empuk alih alih harus mendatangi kami disini." Sahut Key tanpa mengalihkan pandanganya pada kertas laporan dan laptop nya.

Laki-laki dengan 1001 pesona itu adalah Key Terra Paradiso, satu di antara mereka semua yang mendapat julukan 'Senza Donne' karena tidak punya pacar, teman perempuan atau semacamnya, bahkan Key adalah satu-satunya orang yang membatasi dirinya dengan perempuan (Kecuali untuk Istri atau pacar teman temannya) didalam lingkaran mereka. Entah kenapa pria itu sangat tidak mementingkan hidupnya dari segi percintaan dan sexual. Ia hanya membuka kehidupannya sampai di pekerjaan dan teman-temannya saja, dan menutupnya setelah itu.

"Aku khawatir pada kalian.." Balas Pangeran seadanya seraya membagikan Coffea dan Milk kepada teman-temannya "Sudah tiga hari kalian mengurus kekacauan disini. Aku khawatir sesuatu terjadi-"

"Kenapa tidak pikirkan dirimu terlebih dahulu?" Semua orang seketika menoleh kearah pria yang duduk di meja kerjanya dengan setelan jas mahal yang menunjukkan betapa menawan nya pria itu, apalagi dengan 3 kancing kemeja yang dibuka bagian atasnya, tindik, tata rambut hingga kalung rantai yang melekat pada tubuhnya benar-benar semakin membuat dirinya begitu mempesona.

Giocare Per Amore E MorteOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz