56). WILLIAM XLVI - POINT PROBLEM [18+]

22 4 0
                                    

16 Tahun lalu — Milan, Italia (2006)

.
.
.

"Kemana saja kau hari ini."

"Jangan bertanya." William berdesis.

Dia sedang berada di suasana hati tidak baik hari ini dan View semakin membuat nya ingin marah. Dia pulang ke apartemen perempuan itu agar bisa menenangkan dirinya sebelum kembali pulang dan bertemu Lendrina.

"Tentu saja aku harus bertanya."

"Diamlah."

"Kau bersama Lendrina hari ini?"

"Tidak ada urusan nya denganmu."

"Tentu saja ada, aku istri—"

"Jangan terus menekan ku, View!" Muak, sangat muak yang dirasakan oleh William sekarang.

View terkekeh "Menekan mu?"

"Apa kau tahu jika saat ini aku menyesal karena menikahi mu?" Jika biasanya laki-laki itu bisa mengontrol dan memfilter perkataannya, sekarang tidak lagi.

"Kau tahu dengan apa yang terjadi sekarang!"

"Kenapa kau masih saja memusatkan diriku pada hal hal yang tidak kulakukan!"

"Dua sahabatku mati! Kenapa kau tidak bisa membuatku merasa tenang satu hari saja—"

"AKU ADA DIRUMAH MU SAAT KAU BERSAMA LENDRINA PAGI INI!"

"BAGUS KALAU BEGITU!"

Laki-laki itu terkekeh "Lalu.. apa kau datang ke kamarku untuk melihatnya? Apa kau.. melihat bagaimana aku menyentuh setiap jengkal tubuh nya?" William tidak perduli lagi jika kalimatnya menyakitkan untuk perempuan itu.

"Jika boleh jujur, jawaban dari pertanyaanmu saat itu adalah.."

"Aku lebih memilih meninggalkanmu daripada harus melepaskannya." Ia menarik kasar cincin yang dirinya pakai.

Menaruhnya diatas nakas, cukup kasar.

"Aku akan menyelesaikan pernikahan ini setelah anak itu lahir, aku tidak bisa terus terikat pada situasi gila bersamamu!"

"Hubungi aku jika itu benar-benar penting." Final William, laki-laki itu bergerak mengambil jaket yang ada di atas ranjang, bermaksud untuk pergi meninggalkan Perempuan Itu dan mencari tempat lain untuk menenangkan diri, sepertinya Apartemen Lilac adalah opsi terkahir.

Prangg

William memejamkan matanya saat untuk yang kesekian kalinya dia harus berhadapan dengan obsesi View.

"Aku melakukan semuanya untuk berdiri di posisiku saat ini.. KENAPA KAU TIDAK PERNAH MELIHATKU SAMA SEKALI!"

Prangg

"Sejak awal.. kau yang terobsesi padaku." William membalas tanpa membalikkan tubuhnya sama sekali "Kau yang menjebakku didalam obsesi gila mu."

"Kamu cerdas, View."

"Kau hebat. Hebat karena berhasil tidur dua kali denganku saat aku mabuk."

"Tapi jangan lupa jika saat itu aku mabuk."

"Bagaimana bisa kau berharap jika aku akan melihatmu—"

Prangg

"AAAAAAA!"

"Jika bukan karena kau mengandung anakku, aku tidak akan mungkin menuruti obsesi mu."

"Bereskan sendiri pecahan kacanya. Aku bukan lagi suamimu sekarang." Laki-laki itu mengambil keputusan tegas. Ia melangkahkan kakinya untuk segera pergi darisana. Membanting kuat pintu Apartemen hingga membuat beberapa staff yang sedang berpatroli segera berputar arah karena takut dengan amarah yang berkobar jelas dari diri William.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Dec 08, 2023 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Giocare Per Amore E MorteDonde viven las historias. Descúbrelo ahora