42). WILLIAM XXXII

7 4 0
                                    

16 Tahun laluMilan, Italia (2006)

.
.
.

Seorang laki-laki muda melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam hunian mewah milik keluarga Abraham, dapat laki-laki itu lihat Sing berdecal saat melihat kedatangannya, pria itu sedang bersantai dengan korannya sebelum kedatangan William.

"Kenapa kau disini, apa yang akan kau lakukan dirumah ku." Sing memincing.

"Apapun yang ingin ku lakukan disini, bukan urusanmu."

"Lagipula dia datang bukan untuk menemui mu, Sing." Suara lembut menyapa indra pendengaran keduanya, membuat mereka menoleh untuk melihat seorang wanita cantik dengan gaun tidur panjang berwarna putih datang, rambutnya disanggul France Twist hingga membuat terlihat sangat manis, wanita itu meletakkan mug teh yang ia bawa dimeja.

Sing menutup korannya dan mengenyampingkan kertas kertas itu saat istrinya datang "Bukan seperti itu sayang, sangat jarang si brengsek ini datang kesini." Pria itu membalas perkataan istrinya, Lily sembari mengambil mug nya untuk menikmati teh yang dibuatkan untuknya.

William berdecih "Aku datang untuk kekasihku!"

'Uhuk Uhuk'

Lily membelalakkan matanya saat Sing tersedak, wanita itu dengan cekatan mengusap punggung suaminya.

"Siapa kekasihmu disini! Jangan bilang kalau kau mengincar kedua adik perempuan ku!"

"Kau sungguh bodoh tuan keledai." William mengehela nafasnya malas, jika dengan Krist dia masih menjaga etikanya, berbeda saat dengan bersama Sing "Bagaimana mungkin aku akan bersama salah satu dari adik perempuan mu."

"Lalu siapa yang kau sebut kekasih, keponakan ku sudah memiliki kekasih, siapa lagi yang kau harapkan."

"Tentu saja Lendrina, memangnya siapa lagi!"

Sing dia sejenak mendengar perkataan William, pria itu benar-benar mencoba mencernanya, ia menoleh kearah istrinya perlahan "Sayang bisa kau tampar—"

'PLAKK'

Tak ingin menunggu lebih lama lagi, tanpa aba aba Lily langsung menampar wajah suaminya seakan memiliki dendam yang tersirat untuk pria itu "Kenapa kau menampar ku!"

"Aw? Kau sendiri yang memintanya tadi." Lily tertawa geli seraya mengusap pipi suaminya sebagai permintaan maaf, dia juga mengecup sekilas wajah pria itu.

"Kurasa itu lebih baik." Sing tertawa dan mengecup kembali istrinya hingga pemandangan tersebut membuat William ingin sekali muntah.

"Aku sudah menunggumu sejak tadi!" Lendrina menggerutu, gadis itu menaruh gelas susu cokelatnya dan beralih untuk memeluk lengan kekar William, tentu sana hal tersebut benar  benar menarik perhatian Lily dan Sing.

"Lilac membuat masalah, aku dan Kelvin harus menyelesaikan nya terlebih dahulu." William mengecup bibir gadis yang mendongakkan kepala untuk menatapnya itu, hingga membuat sang gadis tersenyum manis, dan hal ini terjadi tepat didepan mata Sing.

"Apa-apaan ini.." Sing menatap keduanya frustasi, dia tidak pernah berekpetasi jika mereka berdua akan memiliki hubungan setelah kecelakaan sebelas tahun lalu.

"Kurasa seseorang sudah mendapatkan kekasih baru." Rhea menghela nafasnya, perempuan dengan setelah baju tidur itu datang dan ikut mendudukkan dirinya di sofa bersama kakak laki-laki nya dan kakak ipar nya, tak lupa ia menarik satu majalah wanita dan menaikkan kakinya di sofa, Rhea juga mengambil selimut di ujung sofa untuk menutupi kakinya, dia hanya memakai celana pendek sekarang

Hari ini, adalah hari yang cukup menenangkan untuk keluarga Abraham, karena mereka melakukan ritual bolos bersama, mereka bahkan menandai tanggalnya di kalender setiap bulan, mereka akan sama sama bolos kerja, sekolah, dan tidak melakukan apapun selain bersantai dirumah.

Giocare Per Amore E MorteWhere stories live. Discover now