38). WILLIAM XXVIII

13 3 0
                                    

16 Tahun lalu—Milan, Italia (2006)

.
.
.

"Apa yang ingin kau makan?" Tanya Na. Mereka baru saja sampai di stand makanan.  Lendrina mengambil nampan dan dua buah piring, ia memilih makanannya sendiri, sedangkan William masih memikirkan apa yang ingin dia makan.

"Apa kau mau spaghetti?" Tawar Na.

"Tidak. Mereka menggunakan cheese saus hari ini, aku tidak terlalu suka."

"Bagaimana dengan, Risotto?"

"Aku sedang tidak ingin makan nasi."

Na berdehem seraya melihat lihat lagi menu yang ada dimeja panjang itu. Begitu banyak makanan, tentu saja mereka akan sulit memilih milih nya.

"Apa kau ingin roti?"

William menggeleng "Aku sudah makan roti pagi tadi. Aku tidak mau lagi."

Na menghela nafas "Kau sangat sulit dalam hal ini, banyak orang diluar sana yang ingin makan, apa kau tahu? Jadi tidak baik memilih-milih makanan." Kesal gadis itu seraya mengambil sepotong daging panggang dan mangkuk saus untuk dagingnya. Saat melihat Na mengambil daging mata William tertuju pada daging rebus yang disediakan hari ini, tentu saja di sediakan dengan Polenta. William tersenyum, lalu menolehkan kepalanya untuk melihat Lendrina.

"Aku ingin daging rebus itu, dengan Polenta."

"Apa kau yakin ingin makan itu?"

William mengangguk "Hari ini hujan. Aku ingin memakannya."

"Oke.." Na segera menyiapkan makanan yang diminta laki-laki itu. Setelah itu mereka beralih menuju Stand minuman. Dan disana sudah ada Key dan Kelvin yang sedang memesan Coffea. Kelvin memang sempat melirik kearah nampan makanan yang kini beralih di tangan temannya. Namun Kelvin masih berfikir positif. Karena ada dua daging disana, jadi Kelvin mengira milik William adalah daging panggang.

"Semua orang membawa gadis nya disana, tapi hanya kau yang memisahkan diri." Key terkekeh.

"Jaga pola makan mu, William." Ingatkan Kelvin seraya menuangkan gula cair kedalam cup kopi nya.

"Na.. aku ingin susu almond. Aku tidak mau jus." Pesan William tanpa mengindahkan perkataan teman-temannya. Mereka sangat menganggu.

"Oke."

"Kau takut gemuk?" Sahut Key tiba-tiba.

"Enyahlah!"

Lendrina tersenyum pada Kelvin dan Key. Mereka saling tersenyum satu sama lain. Na sudah selesai disana, gadis itu memberikan dua gelas susu kedelai hangat untuk di pegang William. Karena Na akan mendorong kursi roda laki-laki itu menuju salah satu meja kantin yang kosong Sedangkan Kelvin dan Key masih berdiri di depan Stand minuman, mereka menunggu camilan kering untuk jadi teman mengopi nya.

"Sialan, kita akan kehilangan dua ratus juta." Gumam Key saat melihat kepergian dua sejoli itu.

"Key, apa menurutmu dia akan makan Polenta nya?"

Key terkekeh geli mendengar itu "Teman kita tidak bodoh, Kelvin." Ya, Key juga sadar dengan semangkuk bubur jagung yang ada di nampan makan dua sejoli itu.

"Aku hanya khawatir."

"Jangan berlebihan." Peringat Key.

Na lebih dulu menyantap daging panggang yang tadi ia ambil. Sedangkan William? Laki-laki itu masih diam memandangi daging rebus dan Polenta yang ia minta tadi. Dia ragu, tapi tetap ingin melakukannya.

Giocare Per Amore E MorteWhere stories live. Discover now