41). WILLIAM XXXI [ALKEQUEE]

12 3 0
                                    

16 Tahun lalu — Milan, Italia (2006)

.
.
.

Kelvin dan William sudah berkali-kali berdecak kesal karena ulah seorang gadis yang kini menarik mereka untuk masuk kedalam toko ice cream setelah merengek di dalam mobil, tentu saja ulah Lilac, memangnya siapa lagi yang berani seperti ini pada mereka berdua.

Ini adalah hari ketiga setelah William keluar dari rumah sakit, dan hari ini sebenarnya William ada janji dengan Lendrina, mereka bertiga harusnya sudah sampai dirumah gadis itu sekarang jika saja Lilac tak terus mengrengek untuk berhenti di toko-toko camilan kesukaannya.

"Gunakan kartumu." Kelvin menyenggol lengan William.

"Tidak, dia baru saja memeras ku!" William mengeratkan giginya kesal.

"Apa harganya sebanding dengan kalung berlian yang ku belikan?"

William berdecak, laki-laki itu mau tak mau mengeluarkan dompetnya, padahal baru saja ia ingin mengambil kartu itu, Lilac dengan cepat langsung merebutnya dan di bawa lari menuju tempat pemesanan, ingin sekali rasanya William marah jika dia bisa.

"Kenapa tidak kau nikahi saja dia, Kelvin!" Kesal William dan beralih untuk duduk di kursi yang kosong diikuti oleh Kelvin tentu saja.

"Menikahi gadis gila sepertinya?" Kelvin merinding mendengarnya "Aku benar-benar sudah gila jika berfikiran seperti itu."

"Sampai kapan kita akan terus menafkahinya, kita bukan suaminya!"

"Apa kau tahu kalau adik kesayangan kita ini tidak pernah meminta apapun pada Arthur dengan alasan tidak mau menghabiskan uang kekasihnya!" Kelvin membalas kesal.

"Lihat? Dia memiliki strategi yang baik untuk tetap terlihat layaknya gadis baik didepan Arthur."

Kelvin menghela nafasnya panjang, laki-laki itu mendinginkan terlebih dahulu kepalanya begitu juga William, mereka menenangkan diri masing masing terlebih dahulu sebelum memulai pembicaraan lagi.

"Lalu bagaimana malam ini, apa kita akan pergi ke bar?" William memulai pembicaraan lagi.

"Pertanyaan macam apa ini." Kelvin berdecak "Kita harus menyelesaikan permainannya, tentu saja kita harus datang!"

William menunjukkan senyum kemenangan saat mendengar hal tersebut "Kau kehilangan dua ratus juta mu malam ini." Ingatkan William.

"Aku tidak pernah peduli dengan uang William, kertas kertas itu ku keluarkan hanya untuk mendorong mu agar mengerti dengan apa yang kau inginkan. Dan kau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan sekarang jadi aku tidak akan menyesal kehilangan uang itu." Sejak awal Kelvin terikat pada taruhan ini, laki-laki itu memang tidak berfokus untuk menang, dia sudah mengamati keduanya sejak awal dan merasakan ada yang di pendam dari satu sama lain, dan saat mendengar Diego mengajak mereka untuk bertaruh tentu saja Kelvin adalah orang yang akan ada di pihak penantang untuk melihat apakah William akan terus mengejar Lendrina atau tidak.

Karena jika dia memang tidak menyukai gadis tersebut dia akan dengan suka rela mengalah dan mengulur waktu, jadi dengan cara seperti ini mereka semua tahu kalau William serius dengan apa yang dia inginkan.

"Tenang saja, aku akan mengembalikan dua ratus juta mu sebelum kakekmu membunuh mu."

Kelvin dengan cepat melunturkan senyumannya saat mendengar itu, sepertinya dia baru saja ingat kalau semua uang yang dia nikmati adalah milik kakeknya "Ah.. aku akan mati jika dia menyadari itu." Kelvin menjatuhkan kepalanya di meja dan itu mampu membuat William tergelak.

"Aku kembali!" Lilac duduk diantara keduanya, gadis itu membawa semangkuk ice cream untuk dirinya sendiri, dia mengembalikan kartu William terlebih dahulu sebelum menyantap Ice Cream nya.

Giocare Per Amore E MorteOnde histórias criam vida. Descubra agora