6). ALKEYGOVI VI

55 14 10
                                    

"Menyebalkan, aku benar-benar tidak tahan dengan pekerjaan ini." Gerutu Diego setelah menelan spaghetti nya.

"Kenapa tidak berhenti saja?" Kata Figlia polos.

"Aku masih membutuhkan nya, aku bertaruh nyawa selama sepuluh tahun di bisnis ini, tidak mungkin akan kulepaskan begitu saja kan?"

"Apa sebenarnya perkejaan mu? Kenapa terdengar.. sangat menyeramkan."

Diego terkekeh "Bagaimana kakimu? Apa sudah lebih baik saat berjalan?" Diego mengalihkan.

Figlia mengangguk antusias "Sudah benar-benar tidak menyakitkan saat di pakai berjalan."

"Jangan terlalu terburu-buru, Dokter bilang itu bagian yang paling parah di antara luka mu yang lain."

Figlia tertawa kecil "Tenang saja, ini akan segera pulih dan aku bisa meninggalkan Apartemen mu setelah ini."

Diego tersenyum "Secepat itu?"

"Bukan kah itu bagus? Aku tidak akan menganggu mu lagi!" Girang Figlia.

"Kenapa tidak tinggal dengan ku lebih lama lagi?"

"H, hah?"

'Tok.. Tok.. Tok..'

"Sebentar." Diego beranjak dari duduknya dan berjalan kearah pintu yang tak jauh dari meja makan, jadi Figlia masih bisa melihat dengan jelas siapa tamu Diego hari ini.

Seorang perempuan.

"Untuk apa kau datang?" Sinis Diego saat melihat perempuan yang jauh lebih pendek darinya itu, Sera.

Sebenarnya Tinggi Figlia dan Sera sama, hanya saja menurut Diego Figlia lebih imut daripada perempuan pilihan sahabatnya ini.

"Albert tidak bisa mengantarkannya untuk mu, jadi dia membiarkan ku datang memberikannya padamu."

Diego melihat sekilas kartu undangan yang masih berada ditangan Sera, ia menoleh kearah Figlia yang secara refleks tersenyum saat Diego melihatnya.

"Aku akan segera kembali." Diego menarik Sera untuk menjauh dari unit Apartemen nya, tentu saja agar Figlia tidak mendengar percakapan dua rival ini.

"Kenapa kau menarik ku kemari?" Kesal Sera.

"Jujur saja padaku, apa kau sengaja memakai Albert untuk membantu keluarga mu?"

"Kenapa kau selalu berpikiran buruk tentang ku!"

"Bagaimana bisa aku mempercayai putri dari keluarga pembunuhan seperti mu."

"Jaga ucapan mu!" Sera menunjuk wajah Diego.

Diego menarik undangan yang tadi diberikan oleh Sera dan langsung melemparkannya ke sembarang arah "Aku tidak akan datang." Diego membalikkan tubuhnya untuk meninggalkan Sera dan kembali masuk kedalam unitnya.

"Apakah kita benar-benar tidak bisa berteman lagi?"

Diego menghentikan langkahnya mendengar itu.

'Berteman lagi?'

"Apa itu akan mengembalikan nyawa kedua orang tua ku?" Diego membalikkan tubuhnya kembali menatap dan berjalan mendekat kearah perempuan yang jauh didalam hatinya masih ia cintai sampai detik ini.

"Apakah jika aku memutuskan untuk berteman dengan mu lagi.." Diego menatap Sera berkaca kaca "Ayah dan Ibu ku akan hidup kembali?"

"Apakah mereka akan menemani ku di saat saat menyedihkan seperti ini?"

"Aku tidak ada hubungannya dengan itu, kenapa kau harus membenciku juga!" Teriak Sera.

"KARENA KAU ANAK DARI PEMBUNUHAN ITU! Jika Ayah ku yang membunuh kedua orang tua mu saat itu, apa kah kau yakin masih ingin berteman dengan ku?" Diego menatap Sera tajam.

"Tapi aku benar-benar tidak tau soal pembunuhan itu, kau yang lebih dulu marah padaku tanpa aku tau dimana yang salah dalam pertemanan kita!" Sera membela diri.

"Semuanya salah di pertemanan kita, apa kau tahu itu? Aku bahkan menyesal karena pernah mencintai anak pembunuh seperti mu."

Sera terdiam mendengarnya, ia menatap Diego dengan tatapan tak percaya, namun sepertinya Diego sudah tidak perduli lagi, pria itu lebih memilih untuk membalikan tubuhnya namun dengan cepat Sera menahan lengan pria itu.

"Lepaskan!" Diego menyentak kasar tangan nya hingga secara tak sengaja Sera terdorong dan jatuh.

"Apakah harus sekeras itu pada perempuan!" Suara Key menarik atensi mereka, karena saat Diego tak sengaja mendorong Sera pintu lift juga terbuka dan Key lah orang yang ada disana.

"Aku sudah bilang tidak ingin datang tapi dia memaksa ku." Kata Diego acuh, laki-laki itu berjalan kembali dan masuk kedalam unit apartment tanpa memperdulikan Sera dan Key.

"Kau baik-baik saja?" Key membantu Sera untuk berdiri.

"Aku baik-baik saja."

Key mengangguk "Ada beberapa pekerjaan yang harus ku ambil di apartemen ku, mau makan siang bersama?" Tawar Key.

Sera tersenyum dan mengangguk menerima tawaran Key.

Mereka berdua pun langsung berjalan dan masuk kedalam unit Apartment Key yang tak jauh dari unit Diego, hanya melwati empat pintu saja.

Key memang jarang berada di Apartemen, dia lebih suka menghabiskan waktunya di Penthouse bersama pekerjaan pekerjaan yang sebenarnya menyiksanya, tapi itu lebih baik daripada harus menahan dirinya ditempat yang mengingatkan nya pada masalalu.

"Silahkan masuk." Key mempersilahkan.

Sera masuk lebih dulu, setelah itu barulah Key, bersamaan dengan dia menutup pintu unit nya. Key langsung membuka jas yang melekat pada tubuhnya hingga menyisakan hanya Kemeja putih yang kontras dengan setelan jas nya.

Key berjalan menuju ruang makan dan membuka kulkas untuk melihat apa yang bisa dimakan untuk makan siang.

Sedangkan Sera?

Gadis itu menoleh ke kanan dan kiri mengamati unit itu, tidak ada yang berubah sama sekali disini walaupun sudah bertahun-tahun.

Foto-foto kebersamaan mereka masih terpajang jelas dimana-mana, stiker stiker yang di tempel pun tidak sama sekali di lepas oleh Key.

"Apa ada orang lain yang pernah datang?"

Key terkekeh "Tidak. Hanya kau, dan masih kau sampai saat ini." Benar, tidak ada yang pernah Key bolehkah untuk masuk kedalam Apartemen nya, bahkan semua teman-temannya, hubungan nya dan Sera benar-benar mereka rahasiakan bahkan hingga mereka putus.

Tidak ada yang pernah tau apa yang terjadi di antara mereka kecuali mereka sendiri.

Sera tersenyum mendengarnya "Kau tidak pernah membawa seorang gadis kemari?"

"Aku menjaga jarak dengan mereka, sejak menjalin hubungan denganmu, dan aku mulai terbiasa dengan itu bahkan saat kita putus."

"Lalu.." Sera menjalan medekat kearah Key "Apa yang akan kita masak hari ini?"

Key tertawa geli mendengar itu, pria itu langsung mengambil satu apron lainnya yang tergantung tak jauh dari mereka, apron berwarna hijau pastel bertuliskan KeyRa, Key memakaikannya pada Sera dengan cekatan.

"Kenapa tidak membantu ku membuat pasta?"

.
.
.

To Be Continued..

Giocare Per Amore E MorteWhere stories live. Discover now