13). WILLIAM II

53 11 13
                                    

16 Tahun lalu—American School of Milan (2006)

.
.
.

Seorang laki-laki duduk dipinggir lapangan untuk merenggangkan otot oto tubuhnya yang terasa pegal karena bermain golf dan harus membungkuk berkali-kali dan cukup lama untuk menerawang kemana bola yang ia pukul dengan tongkat akan berakhir.

"Hei, Bagaimana kalau Jepang?" Semua orang seketika menoleh pada laki-laki yang sedang berbaring dengan menjadikan bola basket sebagai bantalan nya.

Livion Aresta L'enfer Chaud salah satu atlet basket disekolah mereka, Laki-laki yang lebih sering dipanggil Ares itu adalah salah satu dari mereka yang memiliki sifat paling aktif, ia mampu merubah suasana yang tadi redup menjadi cerah kembali, maka dari itu ia dan William bagaikan pelangi dan awan hitam.

"Tidak, aku ingin suasana baru, kita sudah berkali-kali mengunjungi jepang." Celetuk Arthur dibelakang sana.

Arthur Cholic mungkin jika dideskripsikan, laki-laki ini tidak jauh beda dengan Key, mereka sama-sama tertutup untuk masalah percintaan walaupun semua teman-temannya kini tahu siapa yang ia kencani, berbeda dengan Key yang benar-benar menjaga privasi nya.

"Benar, Jepang membosankan." Sahut Kelvin.

"Lalu bagaimana dengan Barcelona?" Diego menawarkan.

"Ah.. itu lebih membosankan." Kelvin tersenyum kearah Diego hingga membuat laki-laki itu ingin sekali memukul wajah Kelvin dengan tongkat golf yang ia pegang.

"Bagaimana jika Bangkok saja?"

Pangeran menghela nafas "Tempat lahirmu bahkan lebih membosankan."

"Kalian terlalu banyak protes, bagaimana kita akan pergi berlibur akhir pekan jika begini!" Kesal Ares.

"Lebih baik tanyakan pada ketuanya saja." Albert menengahi.

Dan sekarang semua orang menatap laki-laki yang sedari tadi hanya diam, niat yang tadinya ingin merenggangkan otot saja seperti nya buyar saat matanya menangkap seorang gadis cantik yang duduk di bangku pinggir lapangan bersama Lilac.

Tanpa sadar William tersenyum memandangi betapa indahnya tuhan menyipitakan gadis itu.

Walaupun hanya dengan kaus putih dan mini skrit, gadis itu bahkan terlihat sexy dimatanya, apalagi dengan keringat yang membasahi nya dan rambut yang dikuncir kuda seperti itu.

Ia benar-benar tidak bisa mengalihkan dunianya dari gadis itu, tak peduli sekeras apa Kelvin memanggil nya saat ini, William tidak ingin mengalihkan atensinya pada keindahan yang tuhan berikan.

Gadis itu adalah gadis yang selama ini mampu membuat William hanya ingin mendapatkan nya, tapi dia selalu menolak William berkali-kali bahkan hingga saat ini, tak peduli seberapa keras William ingin mendapatkan nya, gadis itu tidak perduli.

"WILLIAM!" Teriak ketujuh temannya bersamaan dan itu akhirnya mampu membuat dirinya sadar kembali dari fantasi nya.

"APA APAAN INI!"

"AKU INGIN MEMENGGAL KEPALAMU!" Kelvin ingin sekali memukul William sekarang jika saja Diego tidak menariknya untuk tetap duduk.

"Katakan saja apa yang kalian mau!"

"Kami mengajakmu berbicara berkali-kali, tapi kau hanya diam memandangi seorang gadis!" Kesal Kelvin, seperti nya dua orang ini benar-benar punya dendam masing-masing pada satu sama lain.

Giocare Per Amore E MorteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang