44). WILLIAM XXXIV

7 4 0
                                    

16 Tahun lalu — Milan, Italia (2006)

.
.
.

23:57

"Aku mengurus beberapa hal bersama Kelvin dan Lilac hari ini, jadi aku tidak bisa datang lebih awal." William menjelaskan sembari mengisi kertas kertas yang ada di hadapan nya dan View.

Mereka berdua duduk dilantai dengan beberapa lembar kertas yang sedang mereka kerjakan, di ujung sana juga ada Steve yang menunggu keduanya selesai mengisi dokumen pernikahan yang akan di serahkan ke kantor sipil.

"Memangnya apa yang kalian kerjakan sampai selarut ini? Kau bahkan tidak mengangkat telfon ku." View selesai dengan kertasnya, perempuan itu menandatangi nya dan melempar bolpoin nya kesembarang arah.

"Aku bahkan tidak membawa ponsel karena Lilac menarikku keluar dari rumah dengan buru buru."

"Kau selalu punya alasan untuk menjawabnya."

William terkekeh "Itu kenyataannya. Aku tidak berbohong sama sekali." Ia juga selesai dengan kertas-kertas nya, William mengumpulkan semua kertas itu menjadi satu lalu ia masukkan kedalam sebuah map kertas berwarna cokelat, Steve dengan sigap mengambilnya dan pergi dari sana untuk membawa dokumen pernikahan itu ke kantor sipil.

"Kurasa pernikahan kita memang tidak ada apa apanya dari urusanmu."

William bangkit dari duduknya saat mendengar pernyataan View, laki-laki itu mengehela nafas berat saat berjalan menuju balkon, dia sedang menghindari perdebatan sekarang, William cukup lelah untuk bertengkar.

"Kita memiliki agenda minggu ini View, kau tahu itu. Ayahku juga sedang mengawasi ku dengan ketat sekarang, kita tidak bisa pergi ke Belgia."

"Aku mengerti itu, aku juga tidak meminta lebih."

"Kalau begitu berhenti membahasnya, aku suami mu sekarang, kau berhasil menempati posisi sebagai pendamping ku, apalagi yang kurang sekarang." William memberi penegasan, dia menekan kata suami saat mengatakan garisnya, namun laki-laki itu tidak menaikkan suaranya sama sekali.

"Kau selalu menyepelekan hal-hal kecil yang menurut mu tidak penting, tapi apa kau tidak memikirkan aku? Apa itu penting bagiku atau tidak? Kau selalu membuat lingkaran nya berputar di sekitar mu saja."

William memejamkan matanya, laki-laki itu mengeratkan pegangannya pada pembatasan balkon, menahan dirinya untuk tidak lompat dari lantai teratas di Apartemen keluarganya sendiri.

"Kau bahkan berbohong padaku sekarang."

William membalikan tubuhnya "Apalagi sekarang?"

"Aku tidak mengira jika urusanmu penting hari ini, kau datang ke bar karena taruhannya berhasil kan?"

"Bagaimana setelah taruhan ini? Apa kau akan meninggalkan dia?" View tertawa "Kurasa tidak, aku dapat melihat kejuruan dimata mu setiap mengatakan mencintainya!"

20:37

"Sialan, apa yang terjadi pada wajahmu!" Diego tertawa puas saat melihat beberapa bekas lebam pada wajah Davy.

"Aku berkelahi dengan di brengsek ini!" Davy menendang kaki Sea kuat seraya menarik satu buah koper berisikan uang yang di janjikan untuk kemenangan tim tertantang.

"Oh, kukira kau berkelahi dengan William setelah tahu apa inti dari permainan kita." Key tergelak saat membuka kulit kacang nya.

"Untuk apa berkelahi dengannya, jika sejak awal aku tahu inti permainannya aku dengan suka rela memberikan Lendrina padanya!" Kata Davy santai, walaupun dalam hatinya dia kesal karena David menghajarnya habis-habisan di kantor tadi.

Giocare Per Amore E MorteWhere stories live. Discover now