2). ALKEYGOVI II

70 15 12
                                    

10 Menit lalu William baru saja sampai di Penthouse mewah miliknya, kini pria itu berada di balkon, ditemani segelas anggur merah yang menenangkan untuk dinikmati.

Cahaya bulan bak meredup malam ini, redup sama seperti suasana hatinya.

Rasa penyesalan selalu datang menghantui dirinya setiap malam, menit bahkan detik, dan William yakini ia akan merasakan ini seumur hidupnya, dan besok rasa sakit itu pasti akan semakin membelenggu.

Satu Oktober.

Tepat hari dimana seseorang meninggalkan nya karena satu kesalahan bodoh yang ia lakukan.

William mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya untuk melihat lock screen benda pipih itu, menunjukkan foto dirinya yang sedang mencium pipi seorang perempuan disana.

Ingin sekali rasanya ia meminta perempuan itu untuk kembali padanya, tapi.. sangat mustahil, dia sudah pergi dengan lukanya.

Luka yang ia berikan dan tak mungkin secepat itu untuk sembuh, tak peduli berapapun tahun yang sudah mereka lewati.

"Menyebalkan sekali!"

Pria 32 tahun itu menoleh saat mendengar suara yang begitu familiar di telinga nya.

Hingga saat ia menoleh membuatnya tersadar ada seseorang yang mulai hadir disisinya. 

Seorang gadis cantik dengan buku sains ditangannya.

"Jangan memaksa ku menghitung kecepatan buah itu jatuh lagi." Kesal Gadis itu "Atau aku akan membuat saus pasta itu menjadi masker rambut mu!" Ancam nya.

William tersenyum melihat siapa yang kini ada disampingnya, air matanya menetes begitu saja bersamaan dengan hilangnya sosok itu dari pandangannya.

Membuat dirinya akhirnya tersadar bahwa ia hanya sendiri disini.

Dan tadi..

Tak lebih dari halusinasi nya saja.

"Paman akan pergi ke Amerika besok?"

William mengelap kasar air matanya saat mendengar suara laki-laki berusia 16 Tahun berjalan mendekat kearahnya, menggunakan T-shirt putih polos yang dipadukan dengan celana kain dan jaket jeans senada, laki-laki itu adalah Sam Miikhaza Cassano keponakannya.

"Do you want to come?"

Mikha menggeleng "Aku tidak ingin menganggu orang yang sedang merayakan kehilangan, nikmati saja waktu paman."

"Kamu mengatakannya seolah-olah tau rasanya kehilangan."

"Aku tahu.." Mikha mendekat "Aku kehilangan kedua orang tua ku sejak aku lahir, kau tahu itu paman, aku bahkan tidak tahu siapa orang tua ku karena kakek dan paman ah.. semua orang dikeluarga kita tidak ingin memberitahukannya padaku."

William hanya tersenyum mendengar ocehan keponakannya, tangan pria itu bergerak untuk merangkul Mikha "Paman dengar kau ada kencan besok?" William mengalihkan seraya tertawa kecil "Kencan apa yang di lakukan anak di usia enam belas tahun?"

"Aku akan menjadikan Angel kekasihku besok, tunggu saja!" Angkuhnya.

"Pertama tama mintalah restu pada ayahnya."

"Paman Letramon akan membunuhku jika dia tahu."

"Lalu menyerahlah jika kau takut."

"Aku tidak takut!" Kesal Mikha "Aku hanya tidak ingin paman Letramon membunuhku sebelum aku mendapatkan putrinya."

Giocare Per Amore E MorteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang