36). WILLIAM XXVI

11 4 0
                                    

16 Tahun lalu—Milan, Italia (2006)

.
.
.

Kelvin memberikan satu tablet kortikosteroid dan segelas air mineral untuk dikonsumsi temannya, William, keadaan laki-laki itu sudah kembali pulih walaupun sempat kritis karena masalah pernafasan nya yang cukup serius, untung saja William mendapatkan penanganan yang tepat sebelum dibawa kerumah sakit, petugas kesehatan sekolah sudah menyuntikkan suntikan adrenalin selagi menunggu ambulance datang.

Dan suntikan itu berfungsi untuk meningkatkan tekanan darah dan mengatasi penyempitan saluran pernafasan walaupun tidak bekerja dengan baik. Hal itu terbukti karena William sempat tidak sadarkan diri dan berakhir dalam kondisi serius hingga beberapa dokter turun tangan menangani nya, dan melakukan resuitasi jantung paru yang mengalami henti pernafasan.

Inilah yang membuat Kelvin sangat menjaga temannya, jika hanya merasakan reaksi alergi seperti gatal dan ruam mungkin dia tidak akan ambil pusing. Tapi lihatlah sekarang? Dia bisa saja mati jika telat penanganan.

"Bersyukurlah karena kau tidak mati."

"Hei. Kau ingin aku mati?"

"Kau sudah tahu kalau punya alergi, kenapa masih memakannya." Kelvin mendelik.

"Karena ku pikir aku bisa memakannya."

"Kau bahkan sudah hampir mati karena alergi saat itu, dan kau berfikir masih bisa memakannya?" Kelvin menampakkan raut wajah frustasi "Apa otakmu pindah ke mata kaki?!"

"Dia baru saja sadar, dan kau langsung mengajak nya berdebat?" Diego tertawa geli "Dia mungkin bisa saja kehilangan nafasnya lagi."

"Sat!" Kelvin dan William bersamaan.

"Ah, Ibu mu ada disini, dia mencemaskan mu." Kelvin memberitahu seraya membereskan obat-obatan yang ada diatas nakas.

"Dimana dia sekarang?"

"Berbicara dengan ketiga paman mu."

"Lalu.. dimana Lendrina—"

'BRAKK'

semua orang yang ada diruangan tersetak kaget saat Kelvin menggebrak nakas dengan kuat, William bahkan sampai memejamkan matanya karena reaksi kaget itu seperti membuat nyeri jantung nya.

"Shia Aeii! Kau hampir mati karena gadis itu dan kau masih mencari nya?! Apa otakmu benar-benar beralih dimata kaki? Hei Khun! Dengar, jika aku tahu kalau akhirnya kau akan mencari gadis itu, harusnya aku meminta petugas kesehatan menyuntik mati dirimu!"

Semua orang yang ada diruangan terdiam, bukan karena kaget, tapi karena tidak mengerti apa yang dikatakan laki-laki itu. Kelvin berbicara dengan bahasa Thailand, sedangkan semua orang yang ada diruangan ini adalah anak-anak yang lahir di negara Pizza.

"Kenapa kalian diam?" Kelvin menoleh kesekeliling saat menyadari kalau teman-teman nya tidak bersuara bahkan protes, kini dia sudah kembali menggunakan bahasa Italia.

"Kami bahkan tidak mengerti apa yang kau katakan!" Arthur bernafas frustasi.

"Oh, Sorry." Canggung Kelvin dan kembali merapikan obat-obatan diatas nakas.

"Bagaimana, apa sudah lebih baik?" Albert duduk ditepi ranjang untuk memastikan keadaan teman nya yang masih nampak lema, tenaga Laki-laki itu seperti nya sudah terkuras habis "Kau akan berkorban apa lagi setelah ini?" Albert Terkekeh

"Mematahkan tanganmu?"

"Aku tidak punya tenaga untuk membalas mu."

Diego terkekeh geli mendengar itu "Tetap berada dimeja yang sama bersama kami disekolah, jika kau masih ingin mengejar nya, biarkan dia bersamamu ditempat kita."

Giocare Per Amore E MorteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang