49). WILLIAM XXXIX x ALKEYGOVI [5/8]

10 3 0
                                    

16 Tahun lalu — Roma, Italia (2006)

.
.
.

17:45

William keluar dari kamar mandi dengan kemeja berwarna biru bergaris, dan menjadikan short pants berwarna cream sebagai bawahannya, hari ini, tepatnya malam ini mereka semua memiliki agenda untuk pergi ke festival musik yang diadakan tak jauh dari Villa, jadi saat ini mereka semua sedang bersiap siap, dan lagi-lagi tanpa kehadiran Diego dan Margaretha yang hilang entah kemana, mereka sudah tidak bisa dihubungi lagi sekarang, dan sialnya kedua pasangan itu juga tidak memberi kabar apapun pada mereka berdua.

"Sayang, kau sudah siap?" William melempar asal handuk yang tadi ia pakai untuk mengering kan rambutnya yang basah.

"Selesai.." Lendrina berbicara sendiri pada diri nya yang ada di cermin hingga membuat kekasih nya terkekeh geli, laki-laki itu mendekat dan memeluk Lendrina dari belakang, melihat kearah seseorang yang juga melakukan hal serupa didepan sana, William benar-benar jatuh pada pesona Lendrina, riasan tipis sangat cocok untuk dirinya, rambut panjang yang sebelumnya berwarna golden brown sudah berganti warna menjadi blonde, Lendrina mengganti warna rambutnya sebelum mereka berangkat ke Roma.

Lendrina memakai kemeja yang persis sama dengan yang di pakai oleh William, tapi ukuran nya sedikit lebih besar, dan memasukkan bagian depan kemejanya pada short jeans diatas paha yang ia kenakan. Rambut blondenya di sanggul Low Bun hingga mengekspos leher sexy nya, tentu saja leher jenjang itu tak dibiarkan kosong oleh Lendrina, gadis itu memakai kalung berliontin kupu-kupu hingga membuat kesan manis pada dirinya, dia juga memakai anting dengan liontin yang sama, hanya saja warna anting itu adalah ungu jadi benar-benar membawa kesan indah pada dirinya walaupun terlihat simpel.

"Kenapa harus kupu-kupu?" William menyentuh dada Lendrina untuk menggapai liontin kalung kekasihnya.

"Aku menyukai mereka, mereka adalah simbol keindahan.."

"Dan kekuatan." William menambahinya "Meraka bahkan menakdi simbol untuk satanisme sayang."

"Tapi yang ku sukai tidak sejauh itu.." Lendrina tertawa ia berbalik dan melingkarkan tangannya pada leher sang kekasih "Apa kau akan pergi dengan rambut berantakan seperti ini?"

"Ini hanya perlu dirapikan.. sedikit." William mengangkat Lendrina, mendudukkan gadis itu diatas meja rias hingga beberapa benda yang ada disana terjatuh ke lantai "Kita baru akan pergi dua jam lagi kenapa harus terburu-buru?"

"Karena aku adalah perempuan, jadi aku harus bersiap siap lebih awal." Lendrina tertawa kecil.

"Tapi aku tidak meminta mu bersiap-siap lebih awal."

"Aw, bahkan jika kau tidak memintanya, aku tetap akan melakukannya."

"Oke, jadi jika riasan mu rusak setelah ini jangan salahkan—"

'Prangg'

"ITU TERJADI DIDEPAN MATAKU, QUEEN!"

Lendrina dan William serentak menoleh kearah pintu saat mendengar suara sesuatu yang pecah disusul teriakan keras dari Albert, laki-laki itu segera membantu kekasihnya untuk turun dan mereka sama sama berlari keluar dari kamar untuk memastikan apa yang terjadi diluar.

Semua orang keluar dari kamar mereka masing masing saat mendengar keributan serupa, dan dilantai terbawah sudah ada Kelvin yang duduk santai di meja bartender dengan sebotol anggur, laki-laki itu terkekeh saat mendengar pasangan itu ribut karenanya.

"Kau bahkan tak lebih dari perempuan yang menjadi mainan teman-teman ku, Queen."

"Ada apa ini!" Pengeran menengahi keduanya saat dirasa kalimat Albert sudah sangat menusuk untuk gadis seusia Queen.

Giocare Per Amore E MorteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang