Arti Rasa

37 4 0
                                    

Keesokkan harinya devina telah duduk di meja makan. Kali ini berbeda, meja makan terasa sepi. Angga yang di lombok, friska yang ada kerjaan di jogja. Dan rio belum bangun tidur.
Devina kali ini menyiapkan sendiri roti brwonis coklat kesukaannya dan susu vanilla kesukaannya.

"Neng kok nyiapin sarapan sendiri. Ini bi sarah lagi mau masak. Maaf tadi bangun agak kesiangan". Ujar bi sarah yang berdiri di depan devina.

"Baru jam 7 juga bi gapapa. Ini devina udah siapin sarapan sendiri".

"Bi sarah duduk sini deh". Devina menyuruh bi sarah untuk duduk di sebelahnya.

"Kenapa neng?".

"Ini buat bibi. Dimakan aja bi dan oh iya, bi sarah suka suka susu nggak?".

"Bi sarah gak terlalu suka neng. Ini rotinya untuk bibi?".

"Iya bi sekalian temenin devina makan disini".

Devina dan  bi sarah pun sarapan bersama dan asik berbincang di meja makan. Tak lupa di susul bi iyem dan bi yanti atas perintah devina. Hingga kini mereka duduk bersama - sama.

"Loh loh kok udah pada sarapan aja ini". Ujar rio yang baru saja selesai mandi dan mengusap - usap rambut yang basah dengan handuk.

"Lo telat, gue udah sarapan dan di temenin mereka yang super duper baik sama gue. Gue mau cabut dulu". Ujar devina sambil berjalan melewati rio dengan wajah yang sinis.

"Den, duduk dulu bibi masakin sarapan buat den rio". Ujar bi iyem.

"Gakusah bi, abis ini rio juga mau berangkat. Ntar sekalian makan di luar sama temen".

"Oh yasudah den. Bibi mau kembali beres - beres dulu".

Devina kali ini berangkat naik ojek online. Entahlah sepertinya devina sedang malas menggunakan mobilnya sendiri. Rio pun juga heran mengapa kali ini devina tidak memakai mobilnya maupun mobilnya sendiri.

Sesampainya di kampus, william, iskak, arsen dan wikan melihat devina dari kejauhan yang baru saja datang dengan ojek onlinenya.
Devina segera menghampiri mereka yang sedang duduk di taman depan area kampus.

"Mobil lo mana? Lo gadein?". Ledek wikan.

"Gue lagi males nyetir". Ujar devina langsung mengambil duduk di sebelah arsen.

"Ini hp lo sama ini baju lo kemaren". Arsen memberikan hp dan bungkusan tas kecil yang berisi baju devina kemaren.

"Makasih". Jawab devina singkat tanpa melihat arsen.

"Eh eh eh apa - apaan nih. Sejak kapan kalian check in berdua?". Tanya william yang membuat kaku mereka berdua dan membuat penasaran iskak, wikan dan juga william sendiri.

"Mana ada check in". Jawab devina ketus.

"Lah itu ada baju segala, kalo gak check in ngapain dong?". William masih mengintrogasi mereka berdua.

"Kemaren ketinggalan di londry kebetulan tempatnya sama jadi gue yang sekalian bawain". Jawab arsen berbohong sementara devina hanya diam menatap layar ponselnya.

"Eh sen sejak kapan lo londry baju". Tanya wikan.

"Kemaren. Gue lagi mager aja nyuci baju sendiri".

"Tumben banget biasanya lo gak pernah londry - londry kek gitu". Wikan masih tidak percaya dengan jawaban arsen.

"Udah - udah malah bahas apaan sih. Sekarang gue tanya nih setelah wisuda nanti rencana kalian mau pada kemana?". Tanya iskak menengahi topik obrolan tidak penting mereka.

"Gue sih mau lanjut S2 di jerman kak". Ujar wikan.

"Kalo gue nyari kerjaan aja di daerah jakarta, kalo nggak ya nanti merantau ke luar kota. Ujar william.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang