Pencarian Hari kelima

20 3 0
                                    

Sudah hampir 5 hari lamanya pencarian ini belum usai. Mereka masih berjuang agar devina kembali lagi berkumpul seperti sedia kala. Meski entahlah kapan devina akan ditemukan.

"Bang, saya udah dapet lokasi devina berada". Ujar dirga kepada angga yang berada di teras rumah angga.

"Dimana ga?".

"Ini bang, kemarin saya sama temen - temen saya sempet melacak beberapa tempat bang. Kemungkin besar devina ada disana".

"Jadi kapan ga kita harus kesana?".

"Secepatnya bang, kalau bisa besok pagi gimana?. Soalnya lokasinya lumayan cukup jauh juga".

"Oke kalau gitu".

Friska lumayan cukup membaik kondisinya setelah berhari - hari terbaring lemah di kamar. Ia sudah kembali melakukan aktivitas seperti memasak dan berjemur. Ia masih tidak diperbolehkan angga untuk masuk ke kantor dulu. Karena kondisi friska harus benar - benar pulih seperti sedia kala.

"LO SEBENERNYA SIAPAAAA WOI!!". Ujar devina yang masih terikat kaki dan tanganya dan mata yang masih terikat kain hitam juga.

"Udah lo diem aja, buka mulut lo nih makan". Ujar lelaki berprawakan kekar yang berusaha menyuapi devina makanan. Namun devina selalu enggan untuk makan.

"Susah amat sih lu disuruh makan juga".

"GUE MAU PULANG!!!".

"Yaelah, lo makan dulu ini kalo nggak bisa mati lo disini".

"Lebih baik gue mati sekarang daripada gue harus dikurung disini dan disuruh makan sama lo".

"Crewet amat sih. Udah lah gue mau keluar". Lelaki tersebut meninggalkan makanan dan minuman yang ada disana.

"Gue boleh minta seesuatu?". Ujar devina dan membuat laki - laki tersebut berbalik ke belakang dan menghampiri devina kembali.

"Lepasin iket kaki gue. Udah berhari - hari sakit banget".

"Gue cuma menerima perintah. Jadi gue gabisa ngelakuin hal itu".

"BRENGSEKKKK!!. DARIPADA LO NYIKSA GUE KEK INI MENDING LO BUNUH GUE SEKALIAN AJA BEGO. SINI LO ANJINGGGG BUNUH GUEEEE!!!". Teriakan devina terdengar sampai ke lantai bawah. Dia sudah sangat frustasi dengan kondisinya tang terikat seperti ini.

"Dia kenapa?". Tanya laki - laki dengan postur tubuh tinggi dan gagah baru saja datang menghampirinya.

"Udah gila kali. Udahlah mau ke bawah gue". Kini ia pergi begitu saja meninggalkan devina begitu saja. Tapi tidak dengan laki - laki yang baru saja datang tersebut.

"Lo mau apa?". Tanya laki - laki dengan postur tinggi dan gagah tersebut.

"Lo siapa lagi?".

"Lo gak perlu tau siapa gue".

"Bentarrr...".

"Udah gue lepasin iket kaki lo". Setelah melepas ikat kaki devina, laki - laki tersebut keluar begitu saja. Kini devina sudah bisa sedikit leluasa menggerakkan kedua kakinya yang sudah terasa sakit setelah berhari - hari terikat.

"Halo??".
"Serius? Dimana?".
"Oke siap".

"Bismillah kali ini info akurat". Gumam arsen yang baru saja mematikan telfonnya setelah mendatpakan panggilan masuk dari seseorang.

"Mel, abang lo dirumah?."

"Ada kak, masuk aja dulu. Bentar aku panggilin ya".

"Eh, wikan ngapain kesini?". Tanya arsen yang baru saja datang, padahal melati baru saja ingin memanggilnya.

EccedentesiastWhere stories live. Discover now