Hampir kelewat Batas

25 3 0
                                    

Sesampainya dari kampus devina pulang sendirian naik taxi. Dia memandang jalanan dengan air mata yang tidak sadar terjatuh.

Sesampainya dirumah, is segera masuk kedalam kamar. Kebetulan rumah tidak ada siapa - siapa hanya pembantunya.

Devina meletakkan tasnya di meja belajarnya. Kemudian ia merebahkan tubuhnya di kasur. Ia membuka ponselnya dan melihat postingan pertama yang muncul di beranda instagramnya adalah arsen.

Dengan membaca caption yang membuat hati devina teriris. Dia kemudian membuka kolom komentar yang sudah ramai.

"Ternyata banyak yaaa yang suka sama arsen. Tapi kenapa dia pilih cewek berantakan kek aku gini". Batin devina berucap.

Tanpa menglike ataupun ikut menuliskan sesuatu di kolom komentar. Devina kini menangis tiba - tiba. Ia menangis sambil menahan agar gak terdengar oleh pembantu yang ada di rumahnya.

Betapa menyesakkan saat devina harus terpaksa berkata seperti tadi kepada arsen. Tapi devina juga ingin arsen mencintai yang lain selain devina. Devina melakukan hal tersebut karena terpaksa.

Arsen berhak dapat yang lebih baik. Sudah cukup lama rasanya arsen ikut menanggung duka, beban bahkan luka yang di derita devina. Devina merasa bersama arsen hanya akan memperburuk masa depan arsen.

Devina melakukan semua ini karena ia sangat mencintai arsen. Ia ingin arsen bahagia dengan pilihannya nanti. Dengan tangisan yang masih terisak. Devina tiba - tiba terlelap dalam tidurnya.

Satu minggu telah berlalu, arsen melihat tidak ada devina di kampus. Semenjak kejadian minggu lalu, arsen juga tidak lagi mengunjungi rumah devina. Arsen masih gelisah mencari keberadaan devina yang sudah 1 minggu lamanya tidak terlihat dikampus.

"Sen, ntar ikut kita yuk". Ujar iskak.

"Kemana?".

"Ya tempat kek biasanya kita partyy sen".

"Yaudah oke".

Siang menjelang sore. Waktu menunjukkan pukul 16.15 WIB. Arsen, william dan iskak sudah sampai di tempat clubbing yang jaman dulu pernah mereka kunjungi.

"Sen, sen ada cewek cantik tuh". Celetuk william yang masih memegang segelas minuman alkohol dan berdiri memperhatian segeromboloan cewek - cewek yang berjoget disana.

"Samperin sono sen. Minta nomor WA nya lumayan lah". William semakin membujuk arsen untuk mendekati perempuan tersebut.

"Agrhh.. lama amat". William menarik lengan arsen menuju ke segerombolan cewek yang ada disana.

"Hai". Ujar william canggung dengan ke 5 cewek yang ada disana.

"Iya kak ada apa?". Ujar cewek berambut pirang dengan kulit putih dengan senyuman hangat menyapa william dan arsen.

"Temen kita mbak mau kenalan sama mbaknya".

"Siapa kak?".

"Ini nih". William mendorong arsen yang masih bingung harus berkata apa di depan cewek tersebut.

"Hai, kenalin gue cassandra". Ujar cassandra dengan menyodorkan tangannya ke arah arsen untuk berkenalan.

"Gue arsen". Dengan canggung arsen membalas salaman hangat dari cassandra.

"Sen gue dugem dulu yaaa". Ujar william yang mendapat cewek dari gerombolan cassandra dan berjoget ditengah - tengah kerumunan orang yang ada disanan.

Sementara iskak kini asik mengobrol dengan bartender yang kebetulan temannya jaman SMA.
Sementara arsen masih berdiri disana dengan cassandra.

EccedentesiastWhere stories live. Discover now