Sosok Ayah

29 4 0
                                    

"Tumben kamu ke kantor bunda, ada apa ri?".

"Rio mau ngomong sesuatu sama bunda".

"Apa?".

"Tapi bunda janji jangan marah ya".

"Iyaa, ada apa?".

"Rio ngasih tau ke papa kalau besok devina mau lamaran".

"Terus?".

"Papa boleh dateng ya bun?".

"Enggak! Mau ngapain dia datang. Mau acara lamaran devina nanti berantakan?".

"Tapi mau gimanapun papa tetet jadi papa kandung devina bun".

"Bunda tidak mengizinkan papamu itu buat datang ke lamaran devina besok".

"Sekali ini aja bun, rio pengen ngerasaan keluarga kita utuh kek dulu lagi. Papa juga udah berubah kok".

"Darimana kamu tau dia berubah, dia cuma kehilangan masa jayanya. Pantas saja dia jadi seperti itu. Sifat seseorang tidak bisa dirubah ri kecuali dari dalam diri kita sendiri".

"Sekali aja bun, rio jamin papa udah berubah. Papa menyesal dengan semua yang telah ia lakukan di masa lalu. Papa cuma ingin melihat devina bahagia di hari bahagianya. Papa ingin menjadi ayah yang baik untuk devina. Dan papa ingin menebus segala perbuatannya di masa lalu untuk devina. Devina juga butuh kasih sayang dari seorang ayah kan bun?".

"Sudah ri bunda pusing, lebih baik kamu pulang ke rumah dulu".

"Yasudah bun, tapi tolong dipikirkan lagi bun".

Rio keluar dari ruangan friska, kini tinggal friska sendiri masih memijat kepalanya yang mulai pusing karena kedatangan rio yang membahas mantan suaminya tersebut.

Sesampainya dirumah, rio mengatakan hal yang sama kepada angga. Angga menyetujui dan masih menerima kehadiran andre. Meski tidak bagi devina. Yang sangat sulit menerima andre sebagai papa kandungnya sendiri.

"Tapi gimana cara ngasih tau devina nya bang?".

"Biar gue nanti yang bicara sama dia ri".

"Yaudah bang, semoga berhasil. Gue ke kamar dulu mau mandi". Rio keluar dari kamar angga dan melangkah menuju ke kamarnya.

"Dev, lagi sibuk gak?". Tanya angga yang baru saja masuk ke dalam kamar devina.

"Eh, abang. Enggak. Kenapa?". Devina langsung menutup laptopnya dan merubah posisinya menjadi duduk di kasur.

"Abang mau bicara penting sama kamu?".

"Soal apa?".

"Tapi kamu jangan terpancing emosi dulu ya, sebab semua keputusan ada di kamu".

"Emang mau ngomong apa bang?".

"Besok kan hari lamaran kamu sama arsen. Papa rencana mau datang dan menyaksikan kamu bahagia di hari bahagia kamu dev. Jika kamu mau, besok papa datang kesini. Tapi jika kamu gamau, gapapa. Semua terserah sama kamu dev".

"Datang di hari bahagia devina cuma akan ngerusak hari bahagia devina bang".

"Sejahat - jahatnya papa ke kamu, dia masih tetap menjadi papa kandung kamu dev".

"Dateng pas devina udah bahagia? Dulu pas devina susah kemana?".

"Jangan gitu dev. Yasudah kalau kamu gamau papa dateng besok tidak apa - apa".

"Jelas !! Aku gamau lamaran besok berantakan gara - gara kedatangan manusia itu".

"Yaudah dev, kalau kamu berubah pikiran bisa bilang abang nanti". Angga keluar dari kamar devina dan kembali menutuo pintu kamarnya.

EccedentesiastWhere stories live. Discover now