Intermittent explosive disorder

37 4 0
                                    

Setelah cukup lama devina tidak sadar. Akhirnya ia sudah mulai siuman. Chaterin segera duduk disamping devina dan memeriksa keadaannya.

"Halo cantik, gimana kabarnya?. Lama tidak berjumpa dengan dokter ya". Ujar hangat chaterin membuat devina tersadar.

"Halo dok, devina kenapa kok dokter ada disini".

"Dokter cuma main aja disini. Ikut dokter keluar sebentar yuk". Chaterin mengajak keluar devina untuk memeriksa kondisi mentalnya.

Devina pun menuruti permintaan chaterin meski kini nyawanya belum genap terkumpul karena efek obat bius yang masuk ke tubuhnya.

"Fris aku ajak devina keluar sebentar ya. Nanti aku anterin dia pulang kalo udah selesai".

"Iya rin hati - hati ya".

Mereka hanya menatap kepergian chaterin dan devina yang pergi untuk pemeriksaan psikisnya. Sementara yang ada disana masih shock dan suasana terlihat hening.

"Sebaiknya bunda istirahat dulu di kamar. Bunda pasti capek dari kerjaan terus jemput angga ke bandara". Ujar angga membujuk friska untuk istirahat dikamarnya. Angga menyuruh bi yanti untuk membawa friska kedalam kamar dan menyuruhnya membawakan makanan karena dari tadi friska belum makan.

"Oh iya sen, maafin atas kejadian tadi ya. Gak seharusnya lo liat". Ujar rio kepada arsen yang kini  masih duduk berdiam diri ditempat.

"Iya sen, maafin kelakuan devina. Semoga setelah kejadian ini lo masih bisa berteman baik sama devina". Ujar angga yang kini terlihat cemas dengan kondisi devina.

"Iya bang santai saja, bagaimanapun kondisi devina saya akan terima".

"Feb lo kok bisa ada disini?". Ujar angga kepada feby.

"Kemaren - kemaren gue disuruh devina main kerumah. Tapi waktu itu tugas gue numpuk bang. Ya jadi baru nyempetin hari ini kesini".

"Oh gitu ya". Jawab angga singkat.

"Yaudah kalo gitu bang angga, rio. Gue mau pamit pulang dulu ya. Lagian yang disamperin juga pergi hehe".

"Yaudah feb hati - hati ya".

"Iya bang. Ri gue pulang dulu ya".

"Iya feb hati - hati lo".

"Bang angga, bang rio sekalian saya juga pamit pulang ya".

"Loh buru - buru?. Tanga rio basa basi.

"Iya bang, besok juga masih kuliah".

"Yaudah sen hati - hati ya".

Arsen pun mengikuti feby yang baru saja keluar dari rumahnya. Kemudian arsen mengehentikan langkah feby yang baru saja sampai di depan mobilnya.

"Lo ada waktu gak?". Tanya arsen.

"Emmm, kenapa?".

"Gue perlu bicara sama lo".

"Lo siapanya devina?".

"Gue cowoknya devina". Arsen sengaja membohongi feby.

"Lah sejak kapan devina punya pacar kok gak pernah cerita".

"Udah nanti kita bicarain lagi. Kita cari tempat nyaman dulu buat ngobrol. Lo ikutin gue aja dari belakang".

Feby hanya menuruti perkataan arsen dan kini mobil mereka berjalan meninggalakn rumah devina. Sesampainya di sebuah cafe yang tak jauh dari rumah devina. Mereka berdua memasuki cafe tersebut dan memesan makanan.

"Lo mau bicara soal apa?". Tanya feby.

"Gue mau tau lebih tentang devina".

"Lah, lo kan pacarnya. Kenapa gak cari tau sendiri?".

EccedentesiastWhere stories live. Discover now