Seseorang Sepertimu

55 10 0
                                    

Hari terus berputar, tak terasa kalau besok sudah masuk kuliah lagi. Devina mengerjakan tugas di meja belajarnya. Karena besok ada praktek gitar. Dia harus membuat kunci gitar dan mencari lagu apa yang harus di bawakan nanti.

"Halo kenapa kak?".

"Lagi ngapain dev?".

"Ngerjain tugas buat besok".

"Ganggu ya?".

"Enggak kak".

"Besok pulang kuliah lo ada acara gak?".

"Enggak, kenapa?".

"Ikut gue bentar yuk".

"Kemana?".

"Pokoknya besok lo bakal tau sendiri".

"Kenapa sih suka bikin kepo".

"Lah, elo juga kenapa bikin gue baper".

"Kok baper".

"Gak tau bawaanya pengen ketemu lo terus dev".

"Dih apaan sih".

"Lah emang, lo tau gak bedanya bintang sama kamu?".

"Apa tuh?".

"Gak ada bedanya, sama - sama indah saat dipandang".

"A elahhhhh". Devina terkekeh mendengar gombalan receh andrian. Yang setiap malam sering menelfon devina saat lagi gabut dan membuat mood devina kembali membaik.

"Yaudah sono gih lanjutin lagi tugasnya".

"Gak mau".

"Kalo masih kangen besok kan ketemu".

"Tanya gak ya soal tadi siang siapa". Batin devina masih penasaran dengan cewek yang di bonceng andrian tadi siang.

"Halo dev? Kok diem".

"Kak mau nanya".

"Apa? Nanya aja kali".

"Tadi siang kakak boncengin siapa ya?".

"Oh.. ta.. tadi siang ya?".

"Iya".

"Itu.. itu tadi temen gue. Kebetulan satu arah sama gue".

"Katanya tadi sendiri. Terus temen kakak ke mall naik apa kok pulang minta di anterin".

"Iya sendiri dev. Dia ke mall naik taxi soalnya mobilnya lagi di bengkel katanya".

"Owh gitu".

"Kenapa cemburu ya?".

"Ih ya enggak lah. Yaudah gue mau lanjut lagi nugasnya".

"Yaudah semangatttt. Bye sampai jumpa besok".

Devina pun merasa lega setelah andrian memberikan penjelasan. Dia kembali melanjutkan tugas kembali.

Keesokan harinya devina meminta rio untuk mengantarnya ke kampus. Karena dia ingin nantinya pulang dengan andrian.

"Bang. Buruan gih". Ujar devina sambil membangunan rio yang masih tidur di kamarnya.

"Apa sih dev. Berangkat sendiri ajalah. Ngantuk gue".

"Ayolah bang. Kali ini aja".

"Sama angga aja. Gue masih ngantuk".

EccedentesiastWhere stories live. Discover now