Tragedi penculikan

31 3 0
                                    

"Dev kamu kesini sama siapa?". Tanya dirga yang baru saja masuk di sebuah cafe dan kemudian tidak sengaja melihat devina duduk sendiri lalu ia menghampirinya.

"Sama arsen". Jawab singkat devina dengan raut wajah yang datar.

"Oh gue kira sendirian. Lo gak kuliah?. Terus arsennya mana?".

"Tuh orangnya". Ujar devina melihat arsen yang baru saja datang setelah membayar pesanan mekanan mereka di kasir.

"Lo ngapain disini?". Tanya arsen ketus.

"Gue kesini mau ada meeting temen bokap gue kok bro, dan kebetulan gak sengaja ketemu devina. Gue kira sendiri".

"Mending sekarang lo pergi dari sini deh. Urusin dulu meeting lo".

"Oke - oke santai aja. Gue juga mau pergi kok". Ujar dirga setelah itu pergi dari hadapan mereka. Tidak lupa dirga melirik devina yang tidak ingin melihat wajahnya.

"Kamu diapain sama dia?". Tanya arsen yang kini duduk di depan devina.

"Gak diapa - apain".

"Beneran?".

"Iya sen".

"Yaudah, kalo lo di apa - apain bilang aja ke aku".

"Jadi tambah sayang kalo gini". Ujar devina dengan memberikan senyuman manis ke arsen.

Kampus nampak ramai di area parkiran, sudah lama sekali rasanya arsen dan devina tidak berkumpul dengan geng kocaknya. Mereka sesekali melihat mobilnya william yang tak kunjung keluar dari halaman kampus. Namun setelah beberapa menit, arsen melihat mobil william keluar yang di dalam sudah ada wikan dan iskak.

Akhirnya arsen menghidupkan kembali mesin mobilnya dan berjalan di depan sementara william mengikutinya dari belakang. Hari ini mereka ingin pergi ke area bumi perkemahan daerah puncak. Rencananya mereka belima ingin merasakan ngecamp disana.

Devina sudah mendapat izin dari angga. Angga mempercayau arsen bahwa dia bisa menjaga devina dengan baik. Dan hari ini arsen dan devina bolos kuliah karena devina sedang tidak mood. Arsen juga ikut - ikutan untuk bolos seperti devina.

Sesampainya di bumi perkemahan setelah perjalanan yang cukup panjang mereka segera mendirikan tenda karena hari sudah mulai sore menjelang petang.

"Masakannya udah siap nih ges". Ujar wikan menyiapkan masakan untuk mereka. Dibantu devina yang membuat sandwitch untuk mereka makan malam ini.

"Wihhhh kebetulan gue udah laper kan". Ujar william sambil melahap masakan yang telah disajikan di depannya.

Setelah makan malam selesai, mereka sibuk berbincang - bincang, bercanda, diselingi menyanyi bersama dengan iringan gitar yang arsen mainkan. Sampai lupa waktu karena mereka selalu tidak pernah kehabisan topik obrolan saat kumpul bersama seperti ini.

"Kan, temenin aku pipis sebentar yuk".

"Ayo dev".

"Aku ngikut boleh?".

"Dasar mesum". Devina menjitak kepala arsen, sementara arsen hanya terkekeh saja.

Wikan menemani devina buang air kecil yang lumayan tidak cukup jauh dari tendanya. Ketika devina sedang buang air kecil rasanya seperti ada yang memeperhatikannya. Namun devina hiraukan, dia tetap positif thingking dan tidak berfikiran aneh - aneh. Sementara itu wikan menunggu devina hanya berjarak satu meter dari devina buang air, dia membelakangi devina sambil memainkan hp ditangannya.

Setelah selesai devina berjalan mengampiri wikan. Namun tiba - tiba ada yang menarik devina dan devina pun sempat teriak memanggil nama wikan.

EccedentesiastWhere stories live. Discover now