Ledakan Amarah

22 3 0
                                    

Hari ke 6, hampir seminggu rasanya devina seperti hilang ditelan bumi. Kini pencarian pun masih dilakukan. Foto - foto devina juga sudah di sebar luaskan ke sosial media. Namun masih saja nihil.

Kini angga dan rio bersama dirga pergi ke sebuah tempat yang telah dirga temukan dan di duga devina ada disana. Dirga menjemput mereka pagi - pagi sekali karena perjalanan lumayan cukup jauh.

Selama diperjalanan, mereka kadang asik mengobrol - ngobrol santai untuk membuat suasan tidak terlalu senyap.

"Halo om gimana?".
"Ini angga sama rio menuju ke lokasi yang kemarin angga ceritain om".
"Oke om siap".

"Kenapa bang?". Tanya rio yang duduk di jok belakang angga.

"Om adit lagi penyusuran daerah kemarin ri, yang ada bangunan tua juga".

"Deket sana juga? Yang kemarin itu?".

"Iyaa ri".

"Om bang angga detektif?". Timbrung dirga yang masih fokus menyetir mobilnya.

"Bukan ga, dia polisi".

"Ohh, polisi. Dia juga mau ke tempat yang kita mau kesana ini bang?"

"Enggak tau juga ga, kayaknya sih beda".

Tidak ada jawaban lagi dari dirga, dia kembali menatap jalanan agar tidak oleng. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam. Rio yang duduk di belakangpun sampai tertidur. Karena kemarin malam dia sibuk zoom meeting bersama rekan - rekan kerjanya.

Namun kejadian tidak terduga, ban depan dirga pecah. Sampai rio terbangun karena kaget. Akhirnya mereka turun dari mobil dan mengecek kondisi ban mobilnya.

"Ini kena paku nih kayaknya. Ada ban cadangan ga?". Tanya angga.

"Ada bang, sebentar saya ambil dulu di belakang".

"Untung masih siang bang, coba malem udah merinding gue disini". Ujar rio sambil memperhatikan kanan kiri penuh pepohonan dan jarang sekali terlihat kendaraan lewat disana.

Sementara itu angga dan dirga mengganti ban mobilnya yang pecah. Rio bagian seksi keamanan untuk memastikan daerah tersebut tidak ada perampok maupun begal.

"Eh ada mobil lewat tuh". Ujar rio yang tidak di gubris angga maupun dirga.

"Tapi keknya gue kenal deh itu tapi dimana yaaa". Gumam rio sambil mengingat mobil yang baru saja lewat di hadapannya tersebut.

Setelah beberapa menit kemudian, ban mobil sudah berhasil diganti oleh angga dengan bantuan dirga.

"Udah selesai ri, yuk naik lagi". Ujar angga masuk lagi ke dalam mobilnya.

"Ini masih jauh nggak sih ga?". Tanya angga.

"Lamayan bang 1 setengah jam lagi keknya".

Rio pun seperti biasa kembali tertidur lagi di jok belakang, dirga hanya memutar lagu agar suasana tidak terlalu hening.

"Ini bener tempatnya?". Tanya arsen kepada orang yang ada disebelahnya.

"Bener, yuk masuk".

"Eh bentar, itu ada yang ngejagain".

"Oh iya, kita lewat mana nih?". Tanya orang tersebut kepada teman sebelahnya.

"Kita lewat pintu belakang, disana penjaganya cuma satu gue lihat tadi. Tapi hati - hati disini banyak pecahan kaca".

Mereka bertiga pun akhirnya masuk lewat pintu belakang. Ternyata benar disana penjaganya hanya ada satu orang. Namun memiliki tubuh yang tinggi, gagah dan kekar.

EccedentesiastWhere stories live. Discover now