2. Rewind

1K 95 12
                                    

Seoul, 2023




Hari dimana seharusnya Hanbin mendapat kenaikan jabatan di tempat kerjanya, ia justru diperintahkan untuk pindah ke cabang Busan. Ia tidak terima, ia telah bekerja selama 10 tahun disana. Yang dipromosikan justru karyawan lebih muda yang baru memiliki 4 tahun pengalaman.

Maka, ketika tiba saatnya makan malam, ia menghampiri atasannya untuk menyampaikan protesnya.

"Pak.. saya boleh tanya, kenapa bukan saya yang naik jabatan? Bapak udah janji sama saya bulan lalu. Saya juga udah tahan disini sebegitu lama walaupun upah saya nggak pernah naik..." Hanbin menundukkan kepalanya. Surainya yang gondrong kini menutupi kedua matanya.

"Kenapa? Kamu nggak terima karna saya promosiin karyawan yang lebih muda?" sang atasan bertanya dengan nada menantang.

"Tapi kenapa saya harus dipindahin ke Busan? Keluarga saya disini... apa performa saya seburuk itu?"

"Masih mau kerja nggak kamu? Udahlah nggak kuliah.. nggak usah ngelunjak deh. Dasar pecundang, nggak tau terima kasih..."

"Saya berhenti," Hanbin mengangkat kepalanya.

"Apa?"

"Mulai hari ini saya berhenti."

- - -

Jika ditanya apakah Hanbin menyesal, jawabannya ya. Ia kehilangan satu-satunya sumber penghasilannya. Namun tentu saja ia tidak bisa jauh dari Zhanghao dan kedua putranya yang sudah beranjak remaja.

Ia berhenti di kedai pinggir jalan dan menegak beberapa botol minuman, sebelum ia akhirnya pulang ke rumahnya. Sebuah kontrakan satu tingkat yang sewanya ia bayar tiap bulan. Ia tidak tau harus melakukan apa setelah ini, nasib Zhanghao tidak jauh berbeda dari dirinya. Zhanghao juga telah kehilangan pekerjaannya sebagai penyiar berita seminggu lalu karena usianya yang dianggap sudah tidak lagi mampu berkompetisi.

Zhanghao baru saja turun dari taksi saat Hanbin mencapai pintu depan mereka. Ia mengendus udara di sekitar suaminya itu saat dilihatnya tatapan Hanbin begitu sayu.

"Kamu minum lagi?" tanyanya.

"Kamu dari mana?" Hanbin balas bertanya.

"Aku? Nyari kerja. Habis itu makan di kafenya Matthew.. dia traktir aku."

"Ini udah larut banget, Hao. Kamu bawain makanan nggak buat anak-anak?"

"Aku udah masak kok tadi pagi. Pasti cukup sampe malem, buat kamu juga ada," sahut Zhanghao dengan nada tersinggung. "Oh, sebelum aku lupa. Besok mediasi pertama buat perceraian kita. Kamu harus dateng ya."

Ah, sial. Hanbin lupa soal yang satu itu. Zhanghao telah menggugat cerai dirinya dua minggu lalu.

"Aku pasti dateng. Kamu masuk gih, udah malem. Aku mau pergi lagi..." Hanbin tersenyum kecut.

"Jangan minum lagi ya?" Zhanghao menangkup kedua pipi Hanbin, kemudian mengecup bibirnya singkat.

"Nggak kok. Aku cuma mau main basket. Janji."


- - - - -


Hanbin memasuki lapangan basket indoor di sekolah lamanya dengan perasaan bercampur. Ia mengambil salah satu bola di keranjang dan men-dribble asal. Pikirannya melayang, mengingat hari dimana ia dan Zhanghao resmi menjadi sepasang kekasih.

- - -

*flashback*

"Zhanghao, kalo gue berhasil masukin bola ini, lo harus ngabulin satu permintaan gue. Gimana?"

18 AGAIN (BinHao / GyuJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang